Penilaian Moral Perkawinan Kristiani terhadap Pemaksaan Perkawinan pada Remaja

WERONG, Nicolaus Dwiky Yuniarto Moat (2021) Penilaian Moral Perkawinan Kristiani terhadap Pemaksaan Perkawinan pada Remaja. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (778kB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (126kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (232kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (236kB)
[img] Text
BAB IV-DAFTAR ISI.pdf

Download (119kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memahami perkawinan Katolik dan memberikan penyadaran bahwa pemaksaan perkawinan pada remaja tidak sesuai dengan moral perkawinan. Tulisan ini mengajak Umat Katolik untuk selalu bertanggung jawab dalam melaksanakan perkawinan Katolik. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pemaksaan perkawinan pada remaja. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Objek dari penelitian ini adalah Penilaian moral perkawinan Katolik dan relevansinya terhadap pemaksaan perkawinan pada remaja. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah moral perkawinan Katolik. Sumber data diperoleh dari Kitab Suci, KHK, Konsili Vatikan II dan Magisterium Gereja. Untuk mendukung penelitian ini dibutuhkan literatur-literatur lainnya yang berkaitan dengan penilaian moral perkawinan Kristiani terhadap pemaksaan perkawinan pada remaja. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemaksaan perkawinan pada remaja dilarang oleh Gereja Katolik karena tidak sesuai dengan ajaran moral perkawinan Katolik. Sifat perkawinan Katolik yaitu monogami dan tak terceraikan. Sedangkan tujuan dari perkawinan Katolik yaitu kesejahteraan pasangan, kelahiran dan pendidikan anak. Perkawinan hanya dapat dilakukan kepada seseorang yang sudah mencapai kedewasaan,baik secara fisik dan psikis untuk berkeluarga. Hal ini perlu diketahui oleh remaja terutama yang berkaitan dengan tanggung jawab dalam perkawinan Katolik. Tanggung jawab itu dapat terlaksana dengan melakukan persiapan perkawinan dan menyadari bahwa perkawinan Gereja Katolik bukan hanya tindakan publik, namun ada penyertaan Allah melalui sakramen perkawinan. Semuanya itu terarah pada satu tujuan yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga yang berakar pada cinta kasih yang tulus. Kehidupan keluarga Katolik harus dipenuhi cinta kasih yang menjadi dasar dari sakramen perkawinan itu sendiri.Atas dasar itu pula perkawinan disebut kudus, mulia dan suci sebagai jawaban atas panggilan Allah. Perkawinan yang dipaksakan sangat bertolak belakang dengan akar perkawinan Katolik yaitu cinta kasih. Gereja Katolik melarang perkawinan yang dipaksakan. Alasan seorang remaja terpaksa atau dipaksa untuk menikah adalah hamil di luar nikah, perjodohan, dan adat-istiadat. Dampak buruk dari perkawinan yang dipaksakan adalah kehilangan pendidikan, mengalami KDRT, perselingkuhan dan perceraian. Maka dari itu, Gereja Katolik melarang pemaksaan perkawinan pada remaja karena tidak sesuai dengan moral perkawinan Katolik yaitu cinta-kasih. Orangtua memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah pemaksaan perkawinan pada remaja. Hal itu dilakukan dengan memberikan pengetahuan dan cinta kasih. Sama halnya yang harus dilakukan pemerintah, masyarakat, dan institusi kesehatan yaitu memberikan perlindungan dan pendidikan kepada remaja agar terhindar dari perkawinan yang dipaksakan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Remaja, moral perkawinan, Katolik, dan pemaksaan
Subjects: 200 – Agama > 240 Moral Kristen dan teologi peribadatan > 241 Etika Kristen
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 16 Jun 2021 05:06
Last Modified: 05 Dec 2022 06:48
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/817

Actions (login required)

View Item View Item