KURMAN, Giovani Edy (2021) Telaah Konsep Kematian dan Dosa dalam Ritual Adat Lewak Tapo pada Masyarakat Lewopulo dalam Perbandingannya dengan Ajaran Gereja Katolik. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (903kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (183kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (281kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (193kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (240kB) |
|
Text
BAB V - DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (196kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu persamaan serta perbedaan tentang konsep kematian dan dosa dalam ritual adat lewak tapo pada masyarakat Lewopulo dan dalam ajaran Gereja Katolik. Karena itu, penelitian ini dimulai dengan (1) mendeskripsikan arti ritual adat lewak tapo pada masyarakat Lewopulo beserta konsep kematian dan dosa, (2) mendalami konsep kematian dan dosa dalam ajaran Gereja Katolik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan berupa wawancara dan observasi partisipatif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam konsep kematian: (1) Kematian adalah akhir kehidupan duniawi, bahwa hidup manusia yang diawali dengan kelahiran pasti akan diakhiri dengan kematian. (2) Adanya kehidupan baru setelah kematian di dunia ini, di mana Gereja Katolik menamainya dengan surga, neraka, dan api penyucian, sedangkan ritual adat lewak tapo menamainya dengan lau kewokot, lau nitun heri ledan. (3) Mengenai kematian wajar dan kematian tidak wajar, di mana ritual adat lewak tapo menamainya dengan mate layo dan mate rekete, sedangkan ajaran Gereja Katolik mengenai kematian wajar ditemukan dalam Katekismus Gereja Katolik no. 1007 dan kematian tidak wajar ditemukan dalam ajarannya mengenai larangan euthanasia dan sepuluh perintah Allah pada firman kelima. Perbedaan dalam konsep kematian: (1) Kematian tidak wajar adalah sebuah hukuman, bahwa ritual adat lewak tapo melihatnya sebagai sebuah hukuman, sedangkan Gereja Katolik tidak melihatnya sebagai sebuah hukuman. Persamaan dalam konsep dosa: (1) Dosa sebagai kesalahan pribadi, (2) dosa memiliki sifat turunan yaitu dosa asal. Perbedaan dalam konsep dosa: (1) Mengenai dosa ringan dan dosa berat, di mana ritual adat lewak tapo melihat adanya hubungan antara dosa ringan dengan proses kematian wajar serta dosa berat dengan proses kematian tidak wajar, sedangkan Gereja Katolik tidak mengartikannya demikian.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Budaya, ritual adat, lewak tapo, Ajaran Gereja Katolik, kematian, dan dosa |
Subjects: | 200 – Agama > 200 Agama > 200 Agama 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 262 Eklesiologi 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 393 Adat istiadat yang berhubungan dengan kematian |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 18 May 2021 03:55 |
Last Modified: | 24 Nov 2022 04:49 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/747 |
Actions (login required)
View Item |