BERNAD, Yulius Riberu (2025) Makna Pepatah Adat Néka Tapa Satar, Néka Poka Puar Dalam Terang Ensiklik Laudato Si Dan Implikasinya Bagi Masyarakat Poco Léok Kabupaten Manggarai. Undergraduate thesis, IFTK LEDALERO.
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (386kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (235kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (319kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (173kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (342kB) |
|
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (175kB) |
Abstract
Skripsi ini bertujuan (1) mengetahui siapa itu masyarakat Poco Léok dan untuk memahami makna pepatah adat néka tapa satar, néka poka puar, (2) mengetahui ensiklik Laudato Si, latar belakang dan tujuan ensiklik Laudato Si, (3) menjelaskan persamaan dan perbedaan antara pepatah adat néka tapa satar, néka poka puar dan mendalami makna pepatah adat néka tapa satar, néka poka puar dalam terang ensiklik Laudato Si dan menarik implikasinya bagi masyarakat Poco Léok. Metode yang digunakan dalam penelitian karya ilmiah ini adalah metode kualitatif. Sumber data diperoleh melalui kajian kepustakaan dan riset lapangan. Data lapangan diperoleh dengan menggunakan teknik obsevasi partisipatif dan wawancara dengan informan kunci. Untuk melakukan observasi, peneliti tinggal dilokasi penelitian selama dua bulan. Sedangkan untuk wawancara dengan informan kunci, peneliti memilih tua-tua adat dan tokoh-tokoh masyarakat yang direkomendasikan oleh masyarakat setempat. Objek yang dikaji sebagai bahan penelitian adalah pepatah adat “néka tapa satar, néka poka puar” dalam terang Ensiklik Laudato Si dan masyarakat Poco Léok Kabupaten Manggarai. Wujud penelitian ini adalah kata, definisi, klausa yang memiliki kaitan dengan pepatah adat néka tapa satar, néka poka puar dan ensiklik Laudato Si. Berdasarkan hasil analisis dari sumber-sumber di atas disimpulkan bahwa makna pepatah adat néka tapa satar, néka poka puar kurang diaktualisasi oleh masyarakat Poco Léok. Peneliti juga menyimpulkan bahwa makna pepatah adat néka tapa satar, néka poka puar memiliki kontribusi dalam pelestarian lingkungan. Setiap makna dalam pepatah adat tersebut memiliki persamaan makna dengan pesan-pesan moral yang terkandung dalam ensiklik Laudato Si. Makna pepatah adat dan isi ensiklik Laudato Si menjadi bahan rujukan yang relevan bagi masyarakat Poco Léok dalam upaya pelestarian lingkungan. Pesanpesan moral dalam pepatah adat dan nilai-nilai dalam ensiklik Laudato Si hendaknya mampu memotivasi masyarakat Poco Léok dalam setiap perubahan positif khususnya dalam praktik pelestarian lingkung
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Néka Tapa Satar, Néka Poka Puar, Ensiklik Laudato Si, Masyarakat Poco Léok, Lingkungan |
| Subjects: | 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 261 Teologi sosial 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat |
| Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
| Depositing User: | Mr Floribertus Herichis Wanto Tapo |
| Date Deposited: | 11 Nov 2025 04:36 |
| Last Modified: | 11 Nov 2025 04:36 |
| URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/3708 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
