Kisah Percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria (Yoh. 4:4-42) dan Relevansinya Dalam Upaya Mengurangi Stigma terhadap ODHA.

EPA, Laurensius (2025) Kisah Percakapan Yesus dengan Perempuan Samaria (Yoh. 4:4-42) dan Relevansinya Dalam Upaya Mengurangi Stigma terhadap ODHA. Undergraduate thesis, IFTK LEDALERO.

[img] Text
Laurensius Epa_ABSTRAK.pdf

Download (151kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) menjelaskan konteks masyarakat Yahudi dan Samaria pada zaman Yesus dalam kisah tentang percakapan Yesus dengan perempuan Samaria dalam injil Yoh. 4:4-42, (2) menguraikan stigma masyarakat terhadap ODHA, (3) menyajikan relevansi dan langkah praktis yang bisa diambil untuk mengurangi stigma terhadap ODHA berdasarkan kisah injil Yoh. 4:4-42. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini ialah metode kualitatif deskriptif melalui studi pustaka. Penulis menggali informasi yang berkaitan dengan tema yang dibahas. Melalui studi pustaka ini penulis mencoba melihat kisah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria dalam injil Yoh. 4:4-42 sebagai sebuah inspirasi dalam menganimasi masyarakat untuk mengurangi stigma terhadap ODHA. Kisah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria dalam injil Yoh. 4:4-42 merupakan sebuah kisah perjumpaan sekaligus percakapan yang melibatkan dua tokoh dengan latar belakang yang berbeda. Yesus merupakan representasi orang Yahudi sedangkan partner dialog-Nya mewakili perempuan dan kaum Samaria. Latar belakang historis antara orang Yahudi dan kaum Samaria telah menciptakan suatu tembok pemisah. Selain itu, kaum perempuan yang dianggap sebagai kaum kelas dua pada zaman Yesus turut mempertebal tembok pemisah itu. Perseteruan antara orang Yahudi dan kaum Samaria telah membuat masing-masing mereka saling mengklaim dan memberikan stigma. Orang Yahudi menyebut orang Samaria sebagai orang kafir sehingga mereka dianggap najis. Oleh karena itu, pertemuan Yesus dengan perempuan Samaria itu bukanlah hal yang lazim, apalagi perempuan Samaria memiliki pengalaman masa lalu yang kurang baik. Perempuan Samaria itu rupanya merupakan objek stigma karena ia menjauhkan dan dijauhkan dari komunitasnya. Para ODHA juga sering menjadi objek stigma. Stigma terhadap para ODHA disebabkan karena ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman tentang HIV/AIDS. Para ODHA membutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak untuk mengurangi stigma terhadap mereka. Sikap Yesus yang mau menembusi lintas batas, turut terlibat dengan mereka yang terstigma serta berupaya membangun relasi intersubjektif dalam kisah percakapan-Nya dengan perempuan Samaria menjadi cerminan dalam upaya mengurangi stigma terhadap ODHA. Selain itu, terdapat beberapa nilai penting dalam kisah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria untuk mengurangi stigma, seperti kasih tanpa syarat, penerimaan dan penghargaan terhadap individu, mengatasi ketakutan dan ketidaktahuan, mengubah pandangan masyarakat, dialog yang transformatif serta membawa harapan baru. Dengan demikian, kisah percakapan Yesus dengan perempuan Samaria memiliki relevansi dalam upaya mengurangi stigma terhadap para ODHA.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Yesus, Perempuan Samaria, Stigma, ODHA.
Subjects: 200 – Agama > 220 Alkitab > 225 Perjanjian Baru
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mauritsius Moat Pitang
Date Deposited: 09 May 2025 00:23
Last Modified: 09 May 2025 00:23
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2934

Actions (login required)

View Item View Item