Kisah Hagar dan Ismael sebagai “Terowongan Silaturahmi”: Dasar Biblis Melawan Anti Peradaban

NAHAK, Servinus Haryanto (2024) Kisah Hagar dan Ismael sebagai “Terowongan Silaturahmi”: Dasar Biblis Melawan Anti Peradaban. Jurnal Pelayanan Pastoral (JPP), 5 (2). pp. 136-148. ISSN 2747-1284

[img] Text (Kisah Hagar dan Ismael sebagai “Terowongan Silaturahmi”: Dasar Biblis Melawan Anti Peradaban)
652 - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (34kB)

Abstract

Artikel ini mendiskusikan kisah pengusiran Hagar dan Ismael menurut Kitab Kejadian (Kej 16 dan 21). Dalam Alkitab Kristen, Hagar dan Ismael ditampilkan sebagai tokoh antagonis yang dikontraskan dengan figur Sara dan Ishak. Profil negatif sosok Hagar dan Ismael diwariskan dalam Perjanjian Baru lewat tradisi Paulus (Bdk. Gal 4:22-26) di mana Hagar dianggap lebih rendah daripada Sara. Namun, gambaran hitam-putih tentang sosok Hagar dan Ismael tersebut kontra produktif dengan upaya dialog antaragama. Oleh karena itu, model tafsiran yang tendensius menilai tokoh Hagar dan Ismael perlu diperiksa kembali. Dengan metode kualitatif melalui penelitian dokumen penulis menggarisbawahi pendapat yang mengatakan bahwa Kitab Kejadian merupakan sebuah hasil kerja redaksional yang secara intensional mengupayakan jalan dialog antara suku-suku yang berbeda di Palestina. Untuk mendukung kerangka kerja di atas, penulis menggunakan bukti-bukti dari kritik redaksi (redaction criticism) dan analisis naratif (narrative analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan dua hal. Pertama, dari sisi kritik naratif, sosok Hagar dan Ismael menurut Kitab Kejadian tidak melulu hitam-putih seperti apa yang digambarkan Paulus dalam Galatia. Hagar dan Ismael justru dibela oleh Allah sendiri dan ditemani dalam penderitaan mereka di padang gurun. Kedua, dari sisi kritik redaksi, kisah Hagar dan Ismael merupakan satu bentuk negosiasi atau konsensus bersama untuk mengupayakan jalan damai. Dengan demikian, kisah pengusiran Hagar dan Ismael dapat dijadikan landasan biblis bagi pembicaraan tentang dialog antaragama atau meminjam ungkapan ketika kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia: “terowongan silaturahmi”.

Item Type: Article
Subjects: 200 – Agama > 220 Alkitab > 220 Alkitab
200 – Agama > 220 Alkitab > 221 Perjanjian Lama (Tanakh)
200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 261 Teologi sosial
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Servinus Haryanto Nahak
Date Deposited: 20 Dec 2024 02:03
Last Modified: 20 Dec 2024 02:03
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2648

Actions (login required)

View Item View Item