Du’a Ngga’é: Wujud Tertinggi dalam Suku Lio dan Peranan – Nya Dalam Ritus Bercocok Tanam Masyarakat Wolomage (Suatu Pendekatan Filsafat Ekologi)

BAPA, Faustus Ichadri Putra (2024) Du’a Ngga’é: Wujud Tertinggi dalam Suku Lio dan Peranan – Nya Dalam Ritus Bercocok Tanam Masyarakat Wolomage (Suatu Pendekatan Filsafat Ekologi). Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
Faustus Ichadri Putra Bapa_Abstraksi.pdf

Download (326kB)

Abstract

Penulisan skripsi ini memiliki beberapa tujuan: pertama, untuk menjelaskan Du’a Ngga’é sebagai Wujud Tertinggi suku Lio; kedua, untuk mendeskripsikan ritus bercocok tanam masyarakat desa Wolomage; dan ketiga, menjelaskan dan mendeskripsikan peranan Du’a Ngga’é dalam ritus bercocok tanam masyarakat Wolomage. Penulisan skripsi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Objek yang dikaji adalah hubungan Du’a Ngga’é sebagai Wujud Tertinggi dalam suku Lio dengan ritus-ritus bercocok tanam masyarakat desa Wolomage. Data-data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara, kutipan-kutipan dari buku dan artikel, dan dari sumber-sumber lain yang berbicara tentang Du'a Ngga'é dan ritus bercocok tanam yang dipraktekan masyarakat Wolomage. Kemudian, data-data ini dikumpulkan, dikaji dan dianalisis oleh penulis. Berdasarkan pembahasan, penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis menemukan bahwa sebelum kekristenan dikenal oleh masyarakat Wolomage, mereka telah mengenal Wujud Tertinggi yang disebut Du’a Ngga’e atau biasa dipanggil Du’a Ghéta Lulu Wula, Ngga’é Ghale Wena Tana, yang berarti Tuhan Langit dan Bumi. Dalam sapaan ini, terdapat dua unsur kosmik yaitu, wula (bulan) dan tana (tanah). Masyarakat Wolomage menggunakan ritus yang berkaitan dengan kedua unsur kosmik di atas sebagai penghubung antara mereka dengan Du’a Ngga’e. Hal ini dibuktikan dengan adanya ritus bercocok tanam yang dipraktekan oleh mereka. Ritus ini memiliki hubungan dengan unstur kosmik tanah (tana). Ritus bercocok tanam merupakan tradisi yang sangat penting. Selain karena mayoritas masyarakat Wolomage adalah petani, ritus ini juga dianggap penting karena memiliki hubungan dengan Du’a Ngga’é. Melalui tinjauan deskriptif tersebut, penulis menggolongkan ritus bercocok tanam sebagai suatu pendekatan filsafat ekologi. Penulis juga membuat relevansi, yaitu signifikansi ritus-ritus bercocok tanam masyarakat desa Wolomage dan pengaruhnya untuk mengatasi krisis ekologi

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Du’a Ngga’é, Ritus Bercocok Tanam, Masyarakat Desa Wolomage, Pendekatan Ekologi
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 07 Jun 2024 03:53
Last Modified: 07 Jun 2024 03:53
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2350

Actions (login required)

View Item View Item