Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 30 Berdasarkan Injil Lukas 18:9-14, 23 Oktober 2022

RAHO, Bernard (2022) Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 30 Berdasarkan Injil Lukas 18:9-14, 23 Oktober 2022. [Video]

[img]
Preview
Video (Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 30 Berdasarkan Injil Lukas 18:9-14, 23 Oktober 2022)
maxresdefault.jpg - Updated Version

Download (164kB) | Preview

Abstract

TUHAN MENCINTAI ORANG YANG RENDAH HATI Pada suatu hari seorang ibu yang merasa diri sangat berdosa datang menemui pastor yang sedang beristirahat di sebuah pondok di pinggir pantai. Ibu itu datang dengan segenggam pasir di tangannya. Sambil menangis dia memohon: “Pastor, ampunilah dosa-dosa saya. Dosa saya tak terhitung jumlah banyaknya bagaikan pasir dalam genggamanku ini.” Pastor itu menjawab: “Baiklah! Saya meminta ibu untuk membawa pasir ke bibir pantai. Perhatikanlah bagaimana ombak akan menyapu tumpukan pasir itu.” Sang ibu mengikuti nasehat pastor. Dia menumpukkan pasir itu di bibir pantai. Lihatlah! Tiba-tiba ombak menyapu bersih pasir itu dan membawanya ke laut. Lalu kata pastor itu kepadanya: “Kasih Allah seperti ombak! Dia menyapu bersih semua dosa dan kesalahanmu asalkan engkau dengan rendah hati mengakuinya di hadapan Allah.” ******** Dalam kehidupan masyarakat sering dijumpai orang-orang yang congkak dan menganggap rendah orang-orang lain. Untuk orang-orang seperti itu, Yesus menceriterakan sebuah perumpamaan sebagaimana kita dengar dalam Injil tadi. “Ada dua orang yang pergi ke Bait Allah untuk berdoa,yang satu adalah orang Farisi dan yang lain adalah seorang pemungut cukai”. Orang Farisi itu mengucap syukur kepada Tuhan karena dia tidak seperti orang lain. Ucapan syukur orang Farisi itu berpusat pada penonjolan dirinya. Dia membandingkan dirinya dengan orang lain, Dia tidak sama dengan orang lain. Dia tidak termasuk orang jahat. Mungkin saja pernyataannya itu benar, tetapi mengapa harus dinyatakan kepada Tuhan? Puncak kesombongan orang itu terjadi ketika dia mengatakan bahwa dia tidak sama dengan pemungut cukai yang juga kebetulan berada di Bait Allah untuk berdoa. Doa orang Farisi itu berbeda sekali dengan doa si pemungut cukai. Doa si pemungut cukai berisikan permohonan. Dia berdiri jauh-jauh dan tidak berani menengadah. Dengan rendah hari dia membungkukkan kepalanya dan berdoa memohon belaskasihan Tuhan sambil menepuk dada. Dia berharap bahwa Tuhan akan berbelaskasih kepadanya karena dia adalah orang yang berdosa. Kata-kata dalam doanya mirip dengan seruan orang-orang menderita yang diceritakan di dalam Injil yang datang kepada Yesus memohon untuk disembuhkan. “Yesus, guru kasihanilah kami”. Bagaimana Yesus menilai doa kedua orang yang diceriterakan-Nya itu? Menurut Yesus, pemungut cukai itu pulang ke rumah sebagai orang yang dibenarkan Allah. Dia dinyatakan benar dalam hubungan dengan Tuhan karena mengakui diri sebagai orang berdosa. Dia juga benar karena memohonkan belaskasihan Allah dengan penuh kerendahan hati. Sebaliknya, orang farisi itu pulang sebagai orang yang tidak dibenarkan Allah karena dia telah meninggikan dirinya daan merendahkan orang lain. Dia pulang sebagai orang berdosa karena keangkuhannya. ******* Orang Farisi dalam cerita hari ini dicela bukan karena dia telah melakukan keutamaan melainkan karena keangkuhannya. Melalui doanya dia menunjukkan jasanya kepada Allah dan seolah-olah menuntut Allah membalas jasanya itu. Sebaliknya pemungut cukai itu dipuji bukan karena kesalahan-kesalahan yang dilakukannya melainkan sikapnya kepada Allah. Dia tahu bahwa dia adalah orang berdosa. Satu-satunya harapan yang bisa menyelamatkannya ialah belaskasihan Allah. Dan dia akhirnya mendapatkan itu ketika Yesus berkata: “Orang ini pulang ke rumah sebagai orang yang dibenarkan” (Luk 18:14a). Allah memang membenci dosa tetapi mencintai orang-orang berdosa. Dia akan selalu mau menerima kembali orang-orang berdosa yang bertobat. Orang yang tidak berkenan di hadapan Allah adalah dia yang tidak mengharapkan belaskasihan Allah melainkan terlalu percaya pada kemampuannya sendiri. Ini merupakan khabar gembira bagi kita yang dengan jujur dan rendah hati mengakui kesalahan di depan Tuhan. Semoga Tuhan Memberkati.

Item Type: Video
Uncontrolled Keywords: Renungan, Inspirasi, Khotbah, Homili, Santapan Sabda, Katolik, Minggu Biasa 30, Renungan Katolik, Inspirasi Sabda
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Bernardus Raho
Date Deposited: 13 Mar 2024 00:10
Last Modified: 13 Mar 2024 00:20
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2131

Actions (login required)

View Item View Item