RAHO, Bernard (2022) Renungan Inspiratif - Minggu Biasa ke 29, 16 Oktober 2022. [Video]
Video (Renungan Inspiratif - Minggu Biasa ke 29, 16 Oktober 2022.)
maxresdefault.jpg - Published Version Download (156kB) |
Abstract
BERTEKUN DALAM DOA Pada abad ke 4 hiduplah di Tagaste seorang gadis jelita bernama Monika. Dia dikenal sebagai pendoa yang ulung. Kemudian dia menikah dengan seorang yang tidak peduli dengan agama bermama Patrisius. Dari perkawinan mereka lahirlah seorang anak bernama Agustinus. Baik Patrisius maupun Agustinus memiliki cara hidup yang kasar. Patrisius sering melakukan kekerasan terhadap isterinya. Sementara kehidupan Agustinus sendiri boleh dibilang liar. Ia pernah menghamili seorang perempuan yang melahirkan seorang anak dan diberi nama Deodatus. Siang dan malam Monika berdoa tak henti-hentingya sambil meneteskan air untuk pertobatan suami dan puteranya Agustinus. Alhasil, Patrisius menjadi Katolik dan Agustinus bertobat dan kemudian bahkan menjadi orang kudus dalam Gereja Katolik. Ternyata doa yang tidak putus-putus akan didengarkan Tuhan. ******** Yesus mengharapkan supaya orang bertekun dalam doa seperti yang dilakukan oleh Santa Monika tadi. Guna menyampaikan maksud tersebut, Yesus menceriterakan perumpamaan tentang seorang janda yang setiap hari membawa kasus ketidak-adilan yang dialaminya kepada seorang hakim di kota itu agar diselesaikan. Yesus tidak menjelaskan latarbelakang mengapa Dia menyampaikan pengajaran tentang doa itu. Hanya dalam bagian-bagian Injil sebelumnya, Yesus mengajarkan para murid-Nya tentang doa, tetapi pengajaran itu diberikan Yesus setelah mendengar permintaan seorang murid: “Tuhan, ajarilah kami berdoa”. Sementara itu di dalam Injil hari ini, Yesus langsung mengjarkan murid-murid-Nya untuk “selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya” yang berarti bahwa mereka harus berdoa siang dan malam. Tetapi mengapakah kita mesti bedoa secara terus-menerus? Mungkin untuk menjawab peratanyaan tersebut Yesus menceriterakan perumpamaan tadi. “Di sebuah kota ada seorang hakim yang tidak adil dan tidak mempedulikan Allah serta tidak memperhatikan sesama manusia. Di kota yang sama hidup juga seorang janda yang memperjuangkan haknya pada hakim itu tetapi selalu ditolak. Tetapi janda itu tidak berputus asa. Dia datang dan datang terus setiap hari sehingga hakim itu menjadi jengkel dan akhirnya mengurusi perkara janda tersebut agar dia tidak diganggung terus-menerus. ********* Pesan yang mau disampaikan Yesus melalui perumpamaan itu adalah supaya orang harus tekun berdoa. Orang tidak boleh berputus-asa dan langsung berhenti ketika dia merasa bahwa doanya tidak dikabulkan. Sebaliknya dia harus tetap berdoa sebab Tuhan pasti akan menjawab doa-doa kita namun atas cara-cara yang mungkin tidak sejalan dengan harapan kita. Tuhan mencintai kita dan mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Namun hal itu tidak berarti bahwa kita tidak perlu menyatakan niat kita. Sebaliknya, seperti janda dalam Injil, kita harus terus-menerus menyampaikan permohonan kepada Allah. Doa mengingatkan kita bahwa kita membutuhkan Allah. Betapa mudah kita melupakan Allah terutama ketika mengalami kegembiraan-kegembiraan dalam hidup. Kita cenderung percaya bahwa keberhasilan hidup bukan karena campur tangan Allah melainkan karena faktor ketekunan, kerja keras, atau disiplin. Tanpa mengabaikan pentingnya kerja keras, ketekunan, dan disiplin, pengalaman sering membuktikan bahwa sekalipun kita bekerja keras atau memiliki disiplin diri yang tinggi namun kita tidak selalu berhasil dalam hidup. Tanpa Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tanpa Dia kita bukanlah apa-apa. ******** Pater Walter Ciszek SJ pernah menghabiskan 23 tahun di kamp-kamp kerja paksa di Siberia. Dalam keadaan yang tanpa harapan itu hanya imanlah yang memampukan dia untuk bertahan dan doalah yang membuat imannya itu hidup. Ia mengakui: “Doa tidak menghilangkan penderitaan fisik akibat siksaan. Tetapi doa memberikan kekuatan untuk bertahan dalam penderitaan dengan sabar. Doa membantu saya mengatasi krisis-krisis dalam hidup. Tetapi aku harus memurnikan doa dari segala upaya untuk mementingkan diri. Bahkan aku berdoa untuk orang-orang yang menyiksa aku”. Bagi Ibu Teresa dari Calcuta, doa adalah minyak yang membuat lampu imannya tetap bernyala. Semoga bagi kita pun demikian. Tuhan memberkati kita. Amen.
Item Type: | Video |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Renungan, Inspirasi, Khotbah, Katolik, Homili, Sabda, Sabda Allah, Firman Tuhan, Minggu Biasa 29 |
Subjects: | 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Bernardus Raho |
Date Deposited: | 13 Mar 2024 00:10 |
Last Modified: | 13 Mar 2024 00:21 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2130 |
Actions (login required)
View Item |