Bersyukurlah Kepada Tuhan - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 28, 9 Oktober 2022

RAHO, Bernard (2022) Bersyukurlah Kepada Tuhan - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 28, 9 Oktober 2022. [Video]

[img]
Preview
Video (Bersyukurlah Kepada Tuhan - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 28, 9 Oktober 2022)
maxresdefault.jpg - Published Version

Download (159kB) | Preview

Abstract

BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN PADA suatu hari Santo Petrus menyuruh seorang malaikat mengantar seorang penghuni baru mengelilingi surga. Ternyata surga itu terdiri dari departemen-depertemen. Malaikat memperkenalkan departemen pertama. “Ini adalah departemen penerimaan. Di departemen ini dicatat semua permintaan-permintaan dari bumi.” Orang itu melihat bahwa di departemen itu ada banyak pegawai. Orang itu bisa mengerti mengapa departemen itu sibuk sekali karena pasti ada banyak permintaan dari bumi untuk berbagai kepentingan. Kemudian mereka berjalan terus dan tiba pada departemen kedua. Orang itu bertanya, “Departemen apakah ini?” Malaikat itu menjawab, “Ini adalah departemen pengiriman. Pada departemen ini segala permintaan dari bumi dikabulkan dan dikirimkan ke bumi.” Orang itu melihat bahwa departemen itu juga sibuk dan penuh dengan pegawai karena pasti ada banyak permintaan yang dikabulkan dan dikirim ke bumi. Kini mereka tiba di sebuah departemen yang lain lagi. “Departemen apakah ini?” Malaikat itu menjawab, “Ini adalah Departemen Penerimaan Laporan dari bumi. Di departemen ini, para petugas mencatat laporan dari bumi yang telah menerima bantuan dari surga”. Tetapi orang itu melihat bahwa departemen itu sepi sekali. Pegawainya cuma beberapa orang dan duduk ngantuk-ngantuk. Lalu ia bertanya kepada malaikat itu, “Mengapa pegawainya cuma sedikit dan malah tidak memiliki sesuatu untuk dikerjakan?” Malaikat itu menjawab, “Yah... itulah herannya manusia itu. Mereka rajin meminta, tetapi ketika permintaan mereka dikabulkan cuma sedikit orang yang melaporkan bahwa permintaan mereka telah dikabulkan. Mereka hanya tahu meminta, tetapi tidak tahu berterimakasih.” ********* Ungkapan senada disampaikan oleh Yesus di dalam Injil tadi. Ada sepuluh orang kusta yang meminta kepada Yesus supaya disembuhkan. Pada masa itu, penderita kusta tidak cuma mengalami penderitaan secara fisik tetapi juga psikis karena mereka dikucilkan dari masyarakat dan tinggal di luar perkampungan. Setiap kali orang lewat, mereka harus berteriak kusta-kusta agar orang tidak boleh mendekati mereka dan terjangkiti penyakit mereka. Dengan sikap penuh belaskasihan Yesus mendekati orang-orang kusta itu dan menyembuhkan mereka. Ada beberapa hal yang patut dicatat. Pertama, ada sepuluh orang kusta yang terdiri dari sembilan orang Yahudi dan seorang Samaria. Kedua, hanya satu orang yang kembali dan orang itu adalah seorang Samaria. Ketiga, di manakah yang sembilan orang itu? Tidak ada kisah lain di dalam Injil yang menunjukkan perasaan tidak tahu syukur seperti yang ditunjukkan oleh ke sembilan orang itu. Yesus bertanya: “Bukankah ke sepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” Tidak adakah dari antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain orang asing ini?” Orang Samaria, yang dianggap sebagai orang asing, orang luar, dan barangkali dianggap sebagai orang kafir, atau jauh dari Allah, justru dialah yang mempunyai kesadaran yang mendalam akan karya Allah di dalam hidupnya. Di sini Yesus memuji orang Samaria itu karena imannya dan sikap tahu syukur yang ditunjukkannya. Sekarang Yesus menyuruh orang itu untuk pergi dan tidak perlu menghadap siapapun karena imannya telah menyelamatkannya. ********** Dalam kehidupan modern ini, mengucapkan syukur kepada Tuhan makin lama makin sulit. Pada masa ini banyak orang berkeyakinan bahwa segala sesuatu dapat dilakukan tanpa perlu campur tangan Tuhan. Segala keberhasilan di dalam hidup, dianggap sebagai hasil usaha sendiri, tanpa keterlibatan Allah. Tetapi di tengah arus deras kepercayaan itu, kita diajak untuk senantiasa bersyukur kepada Tuhan Sang Penyelenggara Ilahi. Kita percaya bahwa hidup kita, rejeki kita, kesehatan kita, keberhasilan kita adalah anugerah Allah yang cuma-cuma. Berkaitan dengan itu, baiklah kalau kita selalu ingat satu hal ini, “Tanpa Tuhan, kita bukanlah apa-apa dan tanpa bantuan Dia, kita tidak bisa berbuat apa-apa.” Karena itu kita hendaknya selalu bersyukur kepada Tuhan penjamin kehidupan kita. Tuhan memberkati kita. Amen.

Item Type: Video
Uncontrolled Keywords: Renungan, Homili, Katolik, Khotbah, Minggu Biasa 22, Inspiirasi Sabda, Renungan Katolik
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Bernardus Raho
Date Deposited: 13 Mar 2024 00:10
Last Modified: 13 Mar 2024 00:24
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2129

Actions (login required)

View Item View Item