RAHO, Bernard (2022) Setia dalam Perkara Kecil - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 25, 18 September 2022. [Video]
|
Video (Setia dalam Perkara Kecil - Renungan Inspiratif Minggu Biasa ke 25, 18 September 2022.)
maxresdefault.jpg - Published Version Download (158kB) | Preview |
Abstract
SETIA DALAM PERKARA KECIL Peristiwa yang diceriterakan berikut ini sungguh pernah terjadi dan merupakan kisah nyata. Pada suatu malam di tengah badai dan hujan yang lebat, sepasang suami isteri mendatangi sebuah hotel untuk menginap. Ketika mereka tiba di situ, ternyata semua kamar hotel sudah terisi. Dengan sangat ramah resepsionis hotel berkata kepada keduanya, “Maaf, bapak dan ibu, semua kamar yang ada di hotel ini sudah terisi. Namun demikian, saya tidak ingin bapak dan ibu mencari penginapan lain di tengah cuaca buruk seperti ini. Kalau bapak dan ibu tidak berkeberatan, saya ingin meminjamkan kamar saya di ruang bawah karena saya sedang bertugas pada malam ini. Kamarnya memang tidak terlalu bagus, tetapi lumayan untuk bisa melepaskan lelah di tengah malam dengan cuaca seperti ini.” Ternyata kedua tamu itu adalah pemilik dari beberapa hotel terkenal. Sebulan kemudian, resepsionis tadi mendapat sebuah telepon jarak jauh dari suami-isteri itu. Mereka berkata kepadanya, “Kami ingin menawarkan kepadamu jabatan manajer dari salah satu hotel kami. Kalau Anda sudah setia menjalankan tugas sebagai resepsionis, maka kami yakin bahwa Anda juga akan setia di dalam perkara-perkara besar.” Tawaran itu diterima. Beberapa waktu kemudian, resepsionis itu diangkat menjadi manejer dari salah satu hotel terkenal di New York, yakni Hotel Waldorf Astoria. *********** Kisah tadi membenarkan apa yang dikatakan oleh Yesus di dalam Injil hari ini, “Barang siapa setia dalam perkara kecil, ia juga setia dalam perkara-perkara besar”. Setia dalam perkara kecil merupakam ujian terbaik, apakah seseorang bisa dipercayai dalam urusan-urusan yang lebih besar. Biasanya tidak ada orang yang dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi kalau dia tidak menunjukkan kemampuan dan integritas ketika dia menjabat posisi yang lebih rendah, walaupun pada masa ini hal seperti itu tidak terlalu terasa lagi karena adanya KKN – korupsi, kolusi, dan nepotisme. ********* Yesus menerapkan prinsip ini untuk kehidupan kekal. Apabila selama hidupnya di bumi ini, orang setia melakukan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya, maka dia akan dipercayakan hal-hal yang lebih besar di dalam dunia yang akan datang. Sebaliknya apabila di dunia ini,dia tidak setia melakukan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya, maka diapun tidak akan diberikan kepercayaan untuk melakukan tugas-tugas yang lebih besar di dalam kehidupan yang akan datang. Di bumi ini, kita cumalah penjaga barang-barang. Segala sesuatu yang kita miliki sesungguhnya bukan milik kita melainkan milik Allah. Nilai sesungguhnya dari barang-barang itu tidak terletak usaha untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya melainkan menggunakan apa yang ada untuk memperoleh kehidupan kekal. Memang kelihatannya paradoks. Kekayaan yang sesungguhnya bukan terletak dalam apa yang kita kumpulkan melainkan pada apa yang kita berikan untuk kebaikan orang-orang lain. Menurut Yesus, apabila orang sungguh-sungguh bijaksana, maka dia akan mengumpulkan barang-barang yang tidak bisa hilang, yakni kebaikan-kebaikan, kebajikan-kebajikan, dan keutamaan-keutamaan. Hal-hal seperti itu tidak akan dimakan nyenyat. Bagi dia, harta kekayaan yang sesungguhnya tidak terletak di dalam memiliki barang-barang duniawi melainkan di dalam melakukan perintaah-perintah Allah. Jika seseorang terlalu melekatkan hatinya pada harta duniawi, boleh jadi dia akan kehilangan harta surgawi. Karena itu, Yesus mengajarkan para muridnya supaya kalau mereka sungguh bijaksana, mereka harus lebih mengutamakan pengumpulan harta surgawi. Para murid harus sadar bahwa kekayaan yang sebenarnya bukanlah barang-barang duniawi melainkan Allah sendiri. ******** Guna memasuki kerajaan Allah, orang harus setia di dalam perkara-perkara kecil supaya kelak diberi kepercayaan terhadap perkara-perkara yang lebih besar. Orang juga harus jujur di dalam perkara-perkara duniawi agar dia dapat dipercayakan untuk mengurus hal-hal yang surgawi. Lebih dari itu, orang juga harus mengbadikan diri sepenuhnya kepada kepentingan-kepentingan kerajaan Allah. Hanya dengan demikian, kita akan memperoleh kehidupan kekal. Tuhan memberkati kita. Amen.
Item Type: | Video |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Renungan Inspiratif, Renungan Katolik, Inspirasi Sabda, Homili Katolik, Khotbah, Minggu Biasa 25, Bernardus Raho, Santapan Sabda |
Subjects: | 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Bernardus Raho |
Date Deposited: | 13 Mar 2024 00:09 |
Last Modified: | 13 Mar 2024 00:27 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2126 |
Actions (login required)
View Item |