RAHO, Bernard (2022) Mengenang Perjamuan Malam Terakhir, Renungan Inspiratif Kamis Putih, 14 April 2022. [Video]
|
Video (Mengenang Perjamuan Malam Terakhir, Renungan Inspiratif Kamis Putih, 14 April 2022.)
maxresdefault.jpg - Published Version Download (161kB) | Preview |
Abstract
MENGENANG PERJAMUAN MALAM TERAKHIR Astronaut Mike Hopkin adalah salah seorang dari beberapa yang terpilih untuk berada di Stasiun Ruang Angksa Luar pada tahun 2013. Sekalipun dia merasa terpesona karena terpilih untuk melakukan misi itu selama enam bulan, namun ada satu hal yang dirasanya sangat berat karena dia tidak bisa ikut perayaan Ekaristi Kudus untuk waktu yang begitu lama. Pada waktu itu Hopkins belum setahun diterima di dalam Gereja Katolik. Setelah penantian panjang dia akhirnya bisa menerima Komuni Kudus. Tetapi tidak lama sesudah itu dia terpilih menjadi salah satu anggota untuk menjalankan misi di angkasa luar. Berada di angkasa luar selama enam bulan tanpa Ekaristi Kudus terlalu berat baginya. Karena itu dia bertanya entah ada kemungkinnan membawa serta Yesus dalam perjalanan misi di angkasa luar itu. Pada hari Minggu terakhir sebelum berangkat menjalankan misi ke angkasa luar, Mike Hopkin menghadiri Misa Kudus. Pada waktu itu dia meminta kepada pastor paroki, apa bisa membawa serta hosti yang sudah dikonsekrir untuk menjadi bekal selama berada di angkasa luar. Dengan isinan Uskup setempat Pastor paroki memberikannya beberapa hosti kudus untuk menjadi bekal selama berada di angkasa luar dan doa singkat sebelum menerima komunio. Hopkin bercerita: “Setelah mendapat isinan dari NASA untuk membawa serta Hosti Kudus ke angkasa luar, maka setiap Minggu saya menerima komuni kudus. Saya senang karena Yesus selalu berada bersama saya selama berada di ruang angkasa dan itu memberikan saya kekuatan dan keberanian”. Sungguh sesuatu yang luar biasa. Kerinduan Mike Hopkin untuk tetap menerima komuni selama enam bulan di angkasa luar terpenuhi dan hal itu memberinya kekuatan dan keberanian. ********* Pada hari ini kita mengenangkan perjamuan malam terakhir yang dilakukan oleh Yesus bersama murid-murid-Nya sebelum Dia mengalami penderitaan dan penyaliban. Perayaan Kamis Putih menjadi sangat penting karena tiga hal. Pertama, di dalam perayaan Kamis Putih kita merayakan ulang tahun perayaan ekaristi kudus yang pertama. Kedua, di dalam perayaan Kamis Putih kita juga merayakan pelembangaan sakramen imamat untuk keberlangsungan sakramen ekaristi kudus. Ketiga, di dalam perayaan Kamis Putih juga kita menerima perintah Yesus yang baru untuk saling mencintai: ”Kasihilah satu sama lain sebagaimana Aku telah mengasihi kamu Yoh. 13:34)”. Dalam perayaan ekaristi kudus yang pertama itu, Yesus mengubah paskah orang Yahudi menjadi paskah perjanjian baru. Paskah orang-orang Yahudi merupakan perayaan penggabungan dua perayaan syukur yang biasa dilakukan. Pertama, pesta syukur yang dilakukan para gembala yang mempersembahkan kurban syukur kepada Yahwe setelah membimbing kawanan domba mereka dari musim dingin kepada musim panas dan disebut perayaan paska. Kedua pesta syukur yang dilakukan oleh para petani dengan mengolah hasil panen dalam bentuk roti tak beragi dan dinamakan pesta roti tak beragi. Pesta paskah orang Yahudi sebagaimana diceritakan dalam kitab keluaran 12:26-37 merupakan penggabungan kedua pesta tersebut yang dirayakan setiap tahun dalam bentuk perjamuan untuk bersyukur kepada Yahwe yang telah membebaskan orang-orang Israel dari perhambaan Mesir dan mengantar mereka menuju Tanah Terjanji. Di dalam Injil, kita mendengar cerita tentang perjamuan terakhir. Setelah Yesus membasuh kaki para murid, Yesus memberikan perintah untuk mengasihi satu sama lain dalam semangat kerendahan hati. “Jiklalau Aku Tuhan dan Gurumu membasuh kakimu, maka kamupun wajib saling membasuh kaki”. Artinya Tuhan menghendaki kita untuk saling mengasihi dan saling melayani satu sama lain dalam semangat kerendahan hati. Sesudah itu Yesus makan paskah bersama murid-murid_nya dengan memberikan Tubuh dan Darah-Nya sendiri dalam bentuk roti dan anggur sebagai makanan dan minuman rohani. ********** Apa pesan liturgi hari ini untuk kita? Pertama, liturgi hari ini menantang kita bisa memberikan pelayanan dalam semangat kerendahan hati. Perayaan Ekaristi yang kita rayakan menuntut kita untuk melayani satu sama lain dan menghormati kehadiran Kristus di dalam sesama serta membantu orang-orang lain tanpa mengharapkan imbalan. 2). Kedua, liturgi hari ini juga mengundang kita untuk berkorban dan memberi diri kepada orang-orang lain. Hendaknya kita menjadikan Yesus sebagai model yang memberikan Tubuh dan Darah kepada kita sehingga kita menjadi lebih kaya dan dengan demikian kita juga bisa membagikan waktu, tenaga, bakat, kemampuan dan kepunyaan kita kepada orang lain. Ketiga, Perayaan Ekaristi Kudus ini juga menantang kita untuk membawa Kristus dalam diri kita dan menunjukkan kepada orang lain. “Pergilah, misa sudah selesai” sesungguhnya berarti “pergilah dalam damai untuk mencintai dan melayani sesama”. Kita hendaknya membawa Yesus ke rumah kita, tempat kerja kita, dan ke mana saja dan menyalurkan cinta, belaskasih, pengampunan, dan semangat pelayanan kepada orang-orang lain. Tuhan memberkati kita. Amin.
Item Type: | Video |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Renungan Katolik, Renungan Inspiratif, Kamis Putih, Homili, Khotbah, Renungan |
Subjects: | 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Bernardus Raho |
Date Deposited: | 13 Mar 2024 00:04 |
Last Modified: | 13 Mar 2024 00:42 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2102 |
Actions (login required)
View Item |