Allah Yang Berbelaskasih - Renungan Inspiratif Minggu Prapaskah 4, 27 Maret 2022

RAHO, Bernard (2022) Allah Yang Berbelaskasih - Renungan Inspiratif Minggu Prapaskah 4, 27 Maret 2022. [Video]

[img]
Preview
Video (Allah Yang Berbelaskasih - Renungan Inspiratif Minggu Prapaskah 4, 27 Maret 2022)
maxresdefault.jpg - Published Version

Download (159kB) | Preview

Abstract

ALLAH YANG BERBELASKASIH Magda adalah seorang gadis desa yang baik dan saleh. Tetapi oleh karena tekanan ekonomi, ia coba mengadu nasib di kota. Pada mulanya, ia bekerja di sebuah pabrik garmen. Namun karena krisis ekonomi, perusahan itu ditutup dan Magda di-PHK-kan. Dalam keadaan luntang-lantung, dia akhirnya menerima tawaran seorang ibu untuk bekerja pada perusahannya. Magda tidak menaruh curiga sedikitpun tentang pekerjaan apa yang bakal dilakoninya. Setelah menginap beberapa hari di rumahnya, ibu itu mengirimkan Magda ke sebuah rumah bordil – tempat pelacuran. Di tempat itu Magda dipaksa untuk melayani para lelaki hidung belang. Mula-mula, ia memberontak. Tetapi karena tidak ada kemungkinan lain, maka dengan segala keterpaksaan ia menjalani saja pekerjaan itu. Namun lama-lama ia menjadi terbiasa dan malah merasa senang karena pekerjaan baru itu mendatangkan banyak uang. Kini Magda telah berubah dari gadis desa yang lugu kepada kupu-kupu malam yang siap memeras kantong para lelaki hidung belang. Pada suatu hari secara kebetulan ia berjalan lewat di sebuah gereja. Magda tersentak. Ia teringat akan kapela kecil di kampungnya. Ia teringat teman-teman masa kanak-kanak ketika setiap hari Minggu mereka ke gereja. Ia teringat rumah mereka yang kecil. Ia teringat akan kali yang berkelok-kelok di belakang kampung mereka. Ia teringat akan sawah-sawah yang seolah berbaris di lereng-lereng bukit. Magda ingat rumah. Ia ingin pulang kampung. Air matanya mengalir deras. Maka pada saat itu juga ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Ketika ia memasuki kampung, hatinya tiba-tibanya menjadi kecut dan ragu. Akankah orangtuanya masih menerima dia yang telah jatuh ke dalam lumpur dosa? Dari jauh ia melihat rumahnya masih diterangi cahaya lampu pelita. Setelah mendekati, Magda merasa heran bahwa pintu pagar dan pintu rumah masih terbuka. Pada hal seingat dia, pintu pagar dan pintu rumah tidak pernah terbuka pada malam-malam seperti itu. Gemersik langkah kaki Magda memecahkan kesunyian malam itu. Tiba-tiba, ia mendengar suara ibunya: “Magda, engkaukah itu?” Magda terkejut sekali karena hingga larut malam seperti itu, ibunya masih berjaga. Lalu ia menjawab, “Ya, Bu. Tetapi mengapa hingga saat-saat seperti ini, ibu tidak menutup pintu pagar dan pintu rumah?” Ibunya menjawab: “Anak-ku, sejak engkau pergi bertahun-tahun yang lalu, pintu depan itu tidak pernah terkunci karena kami tahu bahwa pada suatu saat itu, engkau pasti akan akan kembali.” *********** Kisah tadi kurang lebih sama dengan pengalaman anak hilang seperti yang diceriterakan oleh Injil hari ini. Menurut orang yang ahli Kitab Suci, ceritera Injil hari ini merupakan ceritera yang paling mengesankan di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru karena dua alasan. Pertama, di bawah hukum Yahudi, anak bungsu hanya boleh mendapat sepertiga dari kekayaan ayahnya. Tetapi anak bungsu dalam ceritera Injil hari ini mendapat setengah dari harta orangtuanya. Kedua, harta kekayaan baru boleh dibagi-bagi menjelang kematiannya. Tetapi di dalam Injil hari ini, ayah itu memberikan warisan kepada si bungsu walaupun dia masih kuat dan sehat. Sesudah si bungsu mendapat warisannya dia pergi merantau. Tidak lama kemudian, dia kehabisan uang. Dia terjerumus dalam kemiskinan yang luar biasa. Dia ditugaskan untuk memberi makanan babi. Memberikan makanan babi bagi orang Yahudi, merupakan suatu perbuatan terkutuk karena babi adalah binatang najis. Beberapa waktu berselang, anak itu menydari kedurahakaanya dan memutuskan untuk kembali bukan sebagai anak melainkan sebagai orang upahan yang dianggap lebih rendah dari hamba. Seorang hamba dianggap sebagai anggota keluarga sedangkan seorang upahan tidak dan setiap saat bisa diusir. ******** Ada tiga kelemahan Allah yang merupakan keuntungan bagi manusia. Pertama, Dia tidak bisa membedakan angka-angka: dia menyamakan satu dengan sembilan puluh sembilan dalam perumpamaan tentang domba yang hilang. Itu berarti, satu orang berdosa sama pentingnya dengan 99 orang yang saleh. Kedua, Dia tidak bisa membedakan jangka waktu. Dia menyamakan orang yang masuk bekerja pada pagi hari, siang hari, dan sore hari dengan memberikan upah yang sama dalam perumpamaan tentang orang upahan yang bekerja di kebun anggur. Itu berarti, orang yang tidak berjasapun tetap mendapat kasih karunia dari Allah. Ketiga, Dia tidak bisa membedakan mana orang saleh dan mana orang berdoa karena Dia menerima semua dan memperlakukan mereka secara sama baik yang saleh maupun yang berdosa. Allah kita adalah Allah yang mencintai kita tanpa syarat Semoga kita pun bisa mencinta satu sama juga lain juga tanpa syarat. Tuhan memberkati kita. Amen.

Item Type: Video
Uncontrolled Keywords: Renungan Inspiratif, Renungan Katolik, Khotbah, Homili, Minggu Prapaska 4
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Bernardus Raho
Date Deposited: 13 Mar 2024 00:04
Last Modified: 13 Mar 2024 00:04
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2099

Actions (login required)

View Item View Item