RAHO, Bernard (2021) Renungan Inspiratif Hari Raya Natal, 25 Desember 2021 Berdasarkan Injil Yohanes 1:1-18. [Video]
|
Video
maxresdefault.jpg - Published Version Download (172kB) | Preview |
Abstract
TERANG YANG SESUNGGUHNYA SEDANG DATANG KE DALAM DUNIA Pada suatu hari seorang Rabbi bertanya kepada murid-muridnya: “Bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa malam telah lewat dan fajar mulai menyingsing?” Bagaimana kamu bisa membedakan terang dari gelap?” Salah seorang murid itu menjawab: “Apabila engkau berdiri di tempat yang jauh dan bisa membedakan seekor kambing dari seekor rusa”. “Hampir benar”, jawab sang Rabbi. Kemudian seorang murid lain menjawab: “Apabila engkau berdiri di tempat yang jauh dan bisa membedakan pohon mangga dari apel”. “Tidak terlalu jelek”, jawab Sang Rabbi. Tetapi jawaban yang benar sedikit berbeda. “Apa jawabannya”, tanya murid-murid itu serempak. Dengan tenang, Sang Rabbi itu menjawab: “Kalau engkau dapat melihat pada wajah siapa saja, laki atau perempuan, dan seketika itu juga mengenalnya sebagai anak Allah dan sebagai saudara dan saudarimu, maka pada waktu itu engkau akan tahu bahwa malam telah lewat dan siang hampir merekah. Selama engkau tidak mengenal Wajah Allah dan wajah saudara-saudarimu di dalam diri sesama manusia, maka engkau tetap hidup dalam kegelapan.” ********** Pada perayaan natal pagi ini ketika kita merayakan kemenangan terang atas gelap, Penginjil Yohanes memperkenalkan kepada kita Yesus sebagai Terang telah datang dari surga ke dalam dunia kita yang diliputi kegelapan dosa dan memberikan kepada kita penglihatan yang jelas. “Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. Terang itu telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya”. Dia adalah Kasih dan Kebenaran Allah yang membebaskan manusia dari semua keterbelengguan yang dialaminya baik dari belenggu dosa maupun keterbelengguan-keterbelengguan lainnya. Kalau Penginjil Matius memulai silsilah Yesus Kristus dengan Abraham, Bapa dari semua kaum beriman, dan Penginjil Lukas memulai silsilah Yesus Kristus dengan Adam, Bapa segenap ras umat manusia, maka Penginjil Yohanes memulai silsilah Yesus Kristus pada Allah sendiri. Yohanes merupakan satu-satunya penulis Injil yang tidak berhenti di Betlehem, tetapi menjelaskan alasan dari peristiwa yang kita rayakan. Penginjil Yohanes lebih tertarik untuk menjelaskan teologi di balik peristiwa natal itu? Oleh sebab itu, Penginjil Yohanes menjelajahi keabadian untuk mengungkapkan Pribadi Yesus. Perikope Injil hari ini sangat penting karena dia memberikan kepada teologi natal. Sementara injil malam natal atau misa fajar natal mengisahkan peristiwa yang terjadi pada waktu natal dari perspektif sejarah, maka penginjil Yohanes mengangkat peristiwa sejarah itu ke dalam sebuah misteri Sabda atau Firman. Injil hari ini menunjukkan bahwa Kanak-kanak yang terbaring di dalam palungan adalah Sabda Allah – Firman Tuhan yang tidak lain dari pada ekspresi atau pengungkapan Diri Allah sendiri. Dia ada pada waktu penciptaan. Sesungguhnya melalui Dia segala sesuatu dijadikan. Prolog Injil Yohanes yang kita dengar dalam Injil hari ini dan pembukaan surat kepada umat Ibrani dalam bacaan kedua, merupakan afirmasi atau peneguhan yang luar biasa dari Pribadi Yesus Kristus yang diungkapkan dalam kata-kata dan metafor-metafor yang indah. “Pada zaman dulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan pengantaraan para nabi. Tetapi pada zaman akhir ini, Allah telah berbicara kepada kita dengan pengantaraan anak-Nya. Anak-Nya itulah yang ditetapkan-Nya sebagai yang berhak menerima segala. Dialah cahaya kemuliaan Allah dan gambar Allah. Dialah yang menopang segalanya dengan sabda-Nya yang penuh kekuasaan”. Sabda-Nya itulah yang kita dengar setiap hari di dalam Kitab Suci. ********* Menarik untuk mengingat kembali pertanyaan Sang Rabbi di dalam ceritera tadi: “Bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa malam hampir lewat dan fajar mulai menyingsing?” Bagaimana kamu bisa membedakan terang dari gelap. Jawabannya ialah sejauh kita melihat pada orang lain wajah Allah atau wajah saudara dan saudari kita, maka pada waktu itu kita telah melihat terang. Sebaliknya, apabila kita tidak mampu melihat pada orang lain wajah Allah atau wajah saudara dan saudari kita, maka kita tetap hidup di dalam kegelapan. Injil hari ini meneguhkan apa yang dikatakan oleh Rabbi itu karena seturut prolog Injil Yohanes, Terang itu adalah Allah sendiri yang telah menjadi manusia di dalam diri kanak-kanak Yesus yang terbaring lemah di dalam palungan. Hanya kalau kita tinggal di dalam Allah kita akan mampu melihat dan memperlakukan semua orang sebagai saudara dan saudari. Tuhan memberkati kita. Amen.
Item Type: | Video |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Renungan Natal, Renungan Katolik, Renungan Inspiratif, Natal, Pesta Natal, Injil Yohanes, Yoh. 1:1-18, kitab suci |
Subjects: | 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Bernardus Raho |
Date Deposited: | 13 Mar 2024 00:01 |
Last Modified: | 13 Mar 2024 00:01 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2087 |
Actions (login required)
View Item |