Peran Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta Dan Cacat St. Damian Cancar Dalam Mengatasi Stigmatisasi Dan Diskriminasi Terhadap Kaum Difabel Dalam Terang Ajaran Sosial Gereja

GONCALVES, Mauricio (2022) Peran Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta Dan Cacat St. Damian Cancar Dalam Mengatasi Stigmatisasi Dan Diskriminasi Terhadap Kaum Difabel Dalam Terang Ajaran Sosial Gereja. Masters thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK .pdf

Download (2MB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (150kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (244kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (295kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (234kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (176kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (93kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA - LAMPIRAN.pdf

Download (4MB)

Abstract

Tesis ini bertujuan untuk: pertama, mengetahui peran Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar dalam mengatasi stigmatisasi dan diskriminasi terhadap kaum difabel sebagai salah satu upaya pengejawantahan Ajaran Sosial Gereja. Kedua, mengetahui metode yang diterapkan Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar dalam mengatasi stigmatisasi dan diskriminasi terhadap kaum difabel sesuai seruan Ajaran Sosial Gereja. Penulisan tesis ini menggunakan dua metode, yakni studi kepustakaan dan studi lapangan. Dalam metode studi kepustakaan, penulis mendalami berbagai karya terdahulu tentang tema yang diangkat, sedangkan dalam metode studi lapangan, penulis mengumpulkan data menggunakan metode observasi partisipatoris dan wawancara. Subjek penelitian adalah seluruh elemen yang terlibat langsung dalam proses pendampingan dan pemberdayaan kaum difabel di panti Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar. Elemen-elemen itu meliputi kaum difabel atau para penyandang difabel yang berdomisili di pusat rehabilitasi, para pendamping, keluarga dan tokoh adat. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan bahwa para penyandang difabel yang merupakan ciptaan Allah, seringkali mengalami stigmatisasi dan perlakuan diskriminatif. Kehadiran mereka dianggap sebagai aib (pembawa sial) dan beban bagi keluarga. Mereka sering dipandang oleh orang-orang non difabel sebagai kaum yang tidak mampu berbuat sesuatu layaknya orang normal. Orangorang non difabel sering berpendapat bahwa kaum difabel tidak memiliki kemampuan, mereka dipandang sebagai sasaran bantuan atau sedekah. Idealnya, seturut Ajaran Sosial Gereja ada prinsip-prinsip yang menekankan penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Allah. Penghormatan terhadap martabat setiap pribadi manusia menjadi bentuk penghormatan terhadap Allah, Sang Pencipta sebab manusia merupakan gambaran dan citra Allah. Sebagai makhluk yang secitra dengan Allah, manusia dianugerahi akal budi, kehendak bebas, dan hati nurani agar bisa bertanggung jawab atas hidupnya dan orang lain. Dalam visi pelayanan yang diemban Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar, tampak dua poin penting berikut. Pertama, lembaga ini berupaya mengangkat derajat kemanusiaan para penyandang difabel. Kedua, eksistensi lembaga ini sepenuhnya dibentuk untuk mendorong kaum difabel agar hidup lebih manusiawi demi terwujudnya jati diri kemanusiaan mereka sebagai citra Allah. Jika disandingkan dengan nilai yang hendak diperjuangkan Gereja berdasarkan prinsip manusia sebagai citra Allah, tampak jelas bahwa lembaga ini sedang mengedukasi publik dan mendorong masyarakat agar menghargai dan menghormati kelompok difabel sebagai citra Allah. Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar ingin memperjuangkan agar semua manusia baik difabel maupun non difabel memiliki kedudukan yang sama sebagai ciptaan Allah yang secitra dengan Allah. Kesadaran akan keberadaan kaum difabel sebagai ciptaan yang secitra dengan Allah mesti mendorong semua orang untuk memperlakukan kaum difabel sederajat dan setara dengan manusia lain yang memiliki keadaan fisik yang utuh. Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar telah berperan aktif dalam mengusahakan kebaikan hidup para penyandang difabel. Lembaga ini telah bertanggung jawab terhadap banyak aspek kehidupan kaum difabel yang sering kali alpa dalam pemenuhannya. Bentuk tanggung jawab lembaga ini nyata dalam aspek-aspek berikut. Pertama, mendampingi para penyandang difabel dari segi medis. Para suster SSpS dan perawat yang bekerja di Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar berusaha sungguh-sungguh agar para penyandang difabel mendapatkan perawatan yang baik. Upaya ini didukung juga oleh sejumlah LSM (Australia) yang mengirim beberapa dokter ahli ke Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar, misalnya dokter ahli bedah, tenaga fisioterapi, hidroterapi dan para aktivis medis lainnya. Pelayanan yang diberikan oleh Lembaga ini dan oleh partner kerja sama mereka menunjukkan bahwa masih banyak orang yang memiliki kepedulian terhadap penderitaan sesamanya. Perjuangan kemanusiaan ini menjawabi tuntutan Ajaran Sosial Gereja, seruan dengan prinsip solidaritas di mana setiap orang beriman mesti bertanggung jawab terhadap kebaikan hidup sesamanya. Pelayanan yang diberikan lembaga rehabilitasi ini merupakan bukti paling hakiki dari solidaritas kemanusiaan bagi para penyandang difabel. Kedua, mendampingi para penyandang difabel dari segi psikis dan iman. Solidaritas kemanusiaan yang ditunjukkan Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar tidak berhenti pada pendampingan medis semata. Dalam program pelayanannya, lembaga ini juga mengusahakan sejumlah pendampingan psikis bagi para penyandang difabel. Pendampingan psikis ini berupa aneka kegiatan kerohanian yang meliputi tanggungan doa, tanggungan liturgi di Kapela St. Damian, dan partisipasi aktif dalam ekaristi di gereja paroki. Ketiga, mendampingi para penyandang difabel dari segi sosial. Para penyandang difabel sering kali mendapat stigma dan diskriminasi dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Stigma dan diskriminasi sosial tersebut meliputi olokan kepada si penyandang difabel, baik dalam lingkup masyarakat maupun ketika berada di sekolah. Selain itu, usaha para penyandang difabel untuk mengenyam pendidikan juga mengalami penolakan dari lembaga pendidikan terkait. Misi kemanusiaan yang dijalankan Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar tidak dapat berjalan sendiri. Perlu ada keterlibatan dari berbagai pihak, agar upaya perlindungan dan perawatan fisik juga mental kaum difabel berjalan lancar. Untuk itu, baik itu pihak keluarga, Gereja, pemerintah, hingga masyarakat kiranya menciptakan lingkungan yang bersahabat. Langkahlangkah yang dapat dibuat antara lain: Pertama, memperluas pemahaman bagi keluarga-keluarga dan masyarakat untuk mau menerima dan tidak merasa malu dengan anggota keluarga yang memiliki keterbatasan fisik juga mental. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak Gereja lewat pendidikan iman seperti katekse. Kedua, menciptakan regulasi hukum yang melindungi hak serta kewajiban para penyandang difabel. Ketiga, lembaga pendidikan, baik itu milik pemerintah ataupun Gereja perlu menciptakan bentuk pendidikan yang mengakomodasi keterbatasan yang dimiliki kaum difabel. Keempat, pemerintah dan Gereja perlu membangun lebih banyak panti rehabilitasi yang menampung, mengobati dan membimbing kaum difabel.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Lembaga Pusat Rehabilitasi Kusta dan Cacat St. Damian Cancar, Kaum Difabel, Stigma dan diskriminasi, Ajaran Sosial Gereja
Subjects: 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 261 Teologi sosial
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 25 Feb 2022 02:25
Last Modified: 06 May 2024 23:50
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1102

Actions (login required)

View Item View Item