Pencari Kebenaran yang tak Pernah Lelah: Blaise Pascal dan Sublimitas et Miseria Hominis (Kemegahan dan Kesengsaraan Manusia)

HAYONG, Bernardus Subang (2023) Pencari Kebenaran yang tak Pernah Lelah: Blaise Pascal dan Sublimitas et Miseria Hominis (Kemegahan dan Kesengsaraan Manusia). In: Studium Generale, 7 Oktober 2023, Maumere. (Unpublished)

[img] Text
Blaise Pascal dan Sublimitas et miseria Hominis.docx

Download (39kB)

Abstract

“Inermis est veritatis, arma veritatis veritas” – “Kebenaran tidak memiliki senjata, senjata kebenaran adalah kebenaran itu sendiri.” Demikianlah semboyan klasik Romawi Kuno dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan terhadap penyelewengan kekuasaan. Semboyan klasik Romawi Kuno di atas memperlihatkan bahwa pencarian kebenaran tidak boleh eksklusif dan bebas dari tindakan represif. Plato mengatakan bahwa kebenaran selalu dimulai dengan dua orang. Plato hendak memperlihatkan bahwa kebenaran bersifat tertentu dan terbuka, tidak alergis terhadap kritik, dan tidak fobia dengan dialog. Sebagai seorang matematikawan, fisikawan, dan filsuf, Blaise Pascal mempunyai cara tersendiri dalam mencari dan menghidupi kebenaran. Titik tolak pencarian kebenarannya adalah pergulatan pemazmur, “Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia sehingga Engkau mengindahkannya?” (Mzm 8: 4-5). Bagi Pascal pergulatan pemazmur ini menandai disproporsi eksistensial manusia (kebesaran dan kesengsaraan) yang mesti dicari pemenuhannya. Pascal bergerak dari dunia scientifik (fisika, matematika, geometri) yang menandai kebesaran rasio, tetapi ia juga menemukan masih ada rongga yang tak dapat diisi akal. Dia berbalik haluan menjadikan pengalaman hati dengan rasionalitas hati untuk bisa melibatkan iman dan Kitab Suci sebagai piranti pencarian kebenaran. Ia memaknai rasionalitas hati untuk mencari kebenaran sejak otak tidak cukup untuk memahami realitas. Secara cermat ia memberikan peran hati dalam mencari dan menghidupi kebenaran. Rasionalitas hati dengan dayanya sanggup menjembatani kemegahan dan kesengsaraan manusia termasuk di zaman now. Hal ini justru menginspirasi Paus Fransiskus dalam Surat Apostoliknya, Sublimitas et Miseria Hominis, yang dikeluarkan di Vatikan pada peringatan ulang tahun kelahiran Pascal yang ke-400 tanggal 19 Juni 2023. Apa saja gagasan filosofis Pascal yang dimaknai Paus Fransiskus dalam Sublimitas et Miseria Hominis di tengah gempuran teknologi mutakhir manusia? Presentasi ini memuat tiga point: Pertama, sejumlah catatan historis Pascal yang memungkinkan dia menghidupi pencarian akan kebenaran sebagai perpaduan iman dan hati. Kedua, cara Pascal mengabdi kebenaran dengan logika hati di tengah gempuran otoritas kuasa, akal, dan teknologi. Ketiga, refleksi Paus Fransiskus dalam Surat Apostolik Sublimitas et Miseri Hominis sebagai inspirasi cinta dalam pencarian kebenaran dan relevansinya untuk komunitas Gerejani dalam teknologi modern dewasa ini.

Item Type: Conference or Workshop Item (Keynote)
Subjects: 200 – Agama > 210 Filsafat dan teori agama > 210 Filsafat dan teori agama
200 – Agama > 210 Filsafat dan teori agama > 214 Teodisi, Teodise
200 – Agama > 210 Filsafat dan teori agama > 215 Sains, Ilmu Pengetahuan dan Agama
200 – Agama > 230 Teologi Kristen > 230 Agama Kristen, Teologi Kristen
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Bernardus S. Hayong
Date Deposited: 19 Oct 2023 00:34
Last Modified: 19 Oct 2023 00:34
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1806

Actions (login required)

View Item View Item