HEARBERT, Earlich (2021) Spiritualitas Kemiskinan Santo Fransiskus Asisi Dan Relevansinya Untuk Karya Pelayanan Para Suster Ordo Santo Fransiskus Asisi (OSF) Periode 2012-2019 Di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. Masters thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (420kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Repository staff only Download (539kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (685kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (649kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (876kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (611kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (287kB) |
Abstract
Hidup dalam spirit kemiskinan bukanlah merupakan suatu gaya hidup yang baru dalam sejarah kehidupan kristen. Gaya hidup tersebut telah lama menjadi cita-cita hidup kristen, teristimewa dalam kehidupan kaum religius. Namun, kenyataan yang harus diakui saat ini yakni praktek hidup dalam spirit kemiskinan di dalam kehidupan kaum religius menimbulkan persoalan-persoalan praktis, perbedaan pendapat dan bahkan perselisihan paham. Kenyataan ini tentu sangat penting untuk diperhatikan dan diperbaiki karena mengingat bahwa kehadiran kaum religius dalam Gereja dan dunia tidak akan efektif lagi apabila tindakannya tidak mencerminkan penghayatan spirit kemiskinan. Hal ini tentu bertolak belakang dengan aspek dasar panggilan kristen dan aspek penting dalam panggilan hidup religius, yakni menjadi pewarta kabar gembira melalui hidup bakti mereka. Santo Fransiskus dari Asisi merupakan salah satu contoh pribadi dalam Gereja Katolik yang secara sungguh menghayati cara hidup Yesus khususnya dalam meneladani kemiskinan-Nya. Santo Fransiskus dari Asisi juga merupakan tokoh revolusioner dalam Gereja Katolik di zamannya dan mempengaruhi dunia serta para pengikutnya. Sangat banyak orang yang merasa tertarik pada gaya dan cara hidupnya yang radikal tersebut yang bersumber pada Injil Tuhan Yesus, khususnya pada pribadi Yesus sendiri. Karena gaya hidupnya yang radikal, khususnya dalam hal kemiskinan, Fransiskus Asisi dijuluki Si Miskin dari Asisi. Kekhasan hidup Fransiskus Asisi teletak pada kenyataan bahwa saat orang lain mengejar dan mencari status serta kedudukan dengan cara mengejar harta kekayaan, kekuasaan, dan popularitas duniawi, dirinya malah meninggalkan dunia serta menanggalkan segala atribut duniawi dari diri dan cita-citanya. Ia bercita- cita hidup menurut Injil Suci Tuhan Yesus Kristus secara radikal dan konsekuen, seperti menyelaraskan antara praktek hidup dan ajarannya, hidupnya selalu terarah pada Allah dan juga pada seluruh ciptaan, penuh cinta, penuh semangat, sederhana, dan sebagainya. Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih Kristiani merupakan kongregasi yang menjadikan santo Fransiskus Asisi sebagai pelindung dan juga teladan. Kongregasi ini lebih dikenal dengan nama Ordo Santo Fransiskus (OSF). Kongregasi Suster-Suster Santo Fransiskus didirikan oleh Ibu Magdalena Daemen pada tanggal 10 Mei 1835 di Heythuysen Belanda dan mengikuti peraturan (regula) Ordo III santo Fransiskus Asisi. Adapun semboyan pendiri yang dihidupi oleh para anggota Kongregasi ini yakni “Deus Providebit”. Semangat dasar yang terkandung dalam spiritualitas Fransiskan yakni, pertobatan, kemiskinan, minoritas, dan juga semangat doa. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan perhatian pada spirit kemiskinan Santo Fransiskus Asisi yang menjiwai seluruh aspek lain dalam karya pelayanan para suster OSF Semarang di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. Sejak tahun 1981 para suster OSF Semarang berkarya di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret merupakan pusat pembinaan calon-calon imam diosesan untuk yang berasal dari Keuskupan-Keuskupan seprovinsi Gerejawi Ende. Para suster OSF mengurusi dapur dan kerumahtanggaan serta kesehatan para frater. Pada tahuntahun berikutnya, para suster juga melayani urusan perkantoran dan administrasi. Poin penting yang penulis uraikan dalam penelitian ini adalah sejauh mana para suster OSF yang berkarya di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, khususnya sejak tahun 2012 hingga 2019, yakni suster Margrethe, OSF, suster Giovani, OSF, dan suster Maria Ernesta Amfotis, OSF sebagai fokus penelitian, menghayati dan menghidupi spiritualitas kemiskinan Santo Fransiskus Asisi sebagai teladan dalam hidup dan karya pelayanan mereka. Penulis juga menelusuri dampak spiritualitas kemiskinan Santo Fransiskus Asisi bagi proses formasi para calon imam karena kehadiran para suster OSF di Ritapiret telah mendukung proses formasi para calon imam di Seminari Tinggi ini yang dibentuk berdasarkan aspek-aspek formasi seperti aspek kepribadian, kerohanian, intelektual dan juga pastoral. Melalui penelitian kepustakaan dan juga hasil wawancara terhadap para suster OSF tersebut, penulis menyimpulkan bahwa spiritualitas kemiskinan Santo Fransiskus Asisi sungguh-sungguh dihayati dalam karya pelayanan para suster OSF dengan berbagai dinamika yang dialami. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dari beberapa frater yang penulis lakukan, disimpulkan bahwa kesaksian hidup para suster OSF dari tahun 2012-2019 sungguh mencerminkan teladan kemiskinan Santo Fransiskus Asisi dan juga sangat relevan bagi proses formasi para calon imam di Ritapiret berdasarkan aspek-aspek formasi yang dijalankan di Seminari.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Spirit kemiskinan Santo Fransiskus Asisi, para suster OSF Ritapiret periode 2012-2019, dan aspek formasi di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. |
Subjects: | 200 – Agama > 230 Teologi Kristen > 230 Agama Kristen, Teologi Kristen 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 267 Asosiasi untuk karya-karya keagamaan |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Mr Perpus Ledalero |
Date Deposited: | 28 Sep 2021 05:02 |
Last Modified: | 22 Nov 2022 08:32 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/983 |
Actions (login required)
View Item |