Kiprah Para Guru Beragama Kristen Katolik Di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Tenda-Ruteng Sebagai Perwujudan Kerasulan Awam

SOLE, Modestus Purnomo (2020) Kiprah Para Guru Beragama Kristen Katolik Di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Tenda-Ruteng Sebagai Perwujudan Kerasulan Awam. Masters thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
Modestus Purnomo Sole Tesis.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tesis ini, pertama, menelaah kiprah para guru beragama Katolik bagi anak-anak berkebutuhan khusus di SLBN Tenda Ruteng. Kedua, menelaah implementasi nilai-nilai Injili dalam pelayanan para guru di sekolah. Ketiga, membuat perbandingan dan refleksi antara pelayanan para guru beragama Katolik dengan ajaran tentang kerasulan awam seturut pandangan Katolik. Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Instrumen yang dipakai dalam metode kuantitatif ialah dengan memberikan kuesioner kepada responden (para guru beragama Katolik). Sedangkan instrumen yang dipakai dalam metode kualitatif ialah wawancara dengan kepala sekolah dan beberapa guru yang dipilih secara acak. Dalam penelitian ini, penulis memilih 15 orang guru yang dijadikan sampel penelitian. Selain itu peneliti melakukan observasi di sekolah tersebut untuk melihat secara langsung bagaimana para guru berkarya dan melayani para murid. Data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan diolah bersama data-data yang diperoleh dari literatur-literatur yang berkaitan dengan kiprah para guru dan kerasulan awam. Penulis mengangkat realitas hidup para guru sebagai landasan dalam pertautan dengan ide kerasulan awam. Hal-hal yang diangkat dalam tesis ini sebagai refleksi tentang kiprah para guru adalah pertama, kesaksian hidup para guru yang memiliki kaitan dengan tujuan kerasulan awam yakni penginjilan, pengudusan, dan meresapi tata dunia dengan semangat Injil. Berkaitan dengan penginjilan, para guru hadir untuk memperkenalkan Yesus yang mereka imani kepada para siswa, membimbing para siswa sebelum menerima sakramen-sakramen, membantu para siswa dalam menghayati makna sakramen secara baik, dan menjadi mitra dialog bagi para siswa. Dalam hal pengudusan, para guru hadir dengan misi untuk menjadi teladan bagi para siswa. Sedangkan dalam kaitan dengan meresapi tata dunia dengan semangat Injil, para guru dipanggil untuk misi pembebasan bagi para siswa di SLB yang notebene adalah siswa “lemah” dan seringkali dikucilkan dalam pergaulan. Kedua. Pendidikan rohani dan karakter merupakan bagian penting dalam pelayanan para guru bagi para siswa. Para siswa dibantu untuk memiliki sikap dan kerohanian yang baik. Melalui kebiasaan para guru secara verbal dan non verbal, para siswa dibantu untuk menjadi pribadi yang baik. Namun, ada keluhan bahwa pendidikan rohani bagi para siswa terbatas pada pelajaran Agama saja. Ketiga. kerasulan komunal (bersama) adalah bentuk kerasulan yang membantu para guru ketika berhadapan dengan subyek kerasulan. Hal ini tidak berarti bahwa para guru tidak menjalankan kerasulan perseorangan. Para guru tetap menjalankan kerasulan perseorangan melalui teladan hidup pribadi yang ditunjukkan kepada para siswa. Kerasulan komunal para guru menggambarkan persekutuan dan kesatuan Gereja dalam Kristus. Keempat. Pembinaan profesi dan rohani bagi para guru merupakan hal yang perlu dimiliki sebagai rasul awam seturut ajaran Kristen. Para guru dibekali dengan pelatihan-pelatihan dalam menunjang kompetensi dalam profesi sebagai guru. Sedangkan dalam pembinaan rohani, para guru melihat bahwa kegiatan pembinaan iman yang menunjang karya kerasulan seperti misa sekolah, rekoleksi, dan ret-ret kurang dibuat dalam lingkup sekolah. Hal ini menjadi keprihatinan para guru sendiri. Mereka melihat bahwa kurangnya koordinasi menjadi penghambat dalam terselenggaranya kegiatan-kegiatan tersebut. Kelima. Tantangan dan kemudahan merupakan poin terakhir yang dibahas dalam tulisan. Tantangan utama yang dihadapi para guru ialah berhadapan dengan keterbatasan intelektual yang dimiliki para murid. Sedangkan kemudahan lebih berkaitan dengan kesadaran pribadi dan kualitas diri para guru itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa praktik kerasulan awam seturut iman Katolik telah diterapkan di lembaga ini. Namun, di sisi lain masih ada beberapa kekurangan yang harus diperhatikan, misalnya tentang kedisiplinan para guru (bagian dari aspek pengudusan) dan pembinaan rohani di sekolah. Upaya pembinaan diri baik dari sisi profesi dan kerohanian sangat dibutuhkan agar para guru semakin disadarkan akan jati diri sebagai guru yang profesional sekaligus sebagai rasul awam yang baik. Keterlibatan Gereja, dalam hal ini klerus dan biarawan/wati menjadi hal yang penting dalam memberikan pemahaman yang tepat akan makna kerasulan awam bagi para awam. Selain itu, kehadiran mereka di lembaga ini melalui pendampingan dalam kegiatan-kegiatan rohani membantu para guru dan siswa untuk memiliki kesadaran sebagai orang beriman yang tidak hanya taat dalam ritual keagamaan semata tetapi juga memiliki kesadaran untuk berbuat baik sebagai buah dari iman. Pemahaman yang tepat akan membantu mereka dalam merefleksikan dan mengevaluasi diri demi karya pelayanan selanjutnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Kerasulan, Awam, Kerasulan Awam, Sekolah Luar Biasa, Guru, dan Pendidikan.
Subjects: 200 – Agama > 250 Orde-orde keagamaan dan Gereja setempat > 253 Kantor dan pekerjaan pastoral (teologi pastoral)
300 – Ilmu Sosial > 370 Pendidikan > 371 Sekolah dan aktivitasnya; pendidikan khusus
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 21 Oct 2020 04:36
Last Modified: 22 Dec 2022 05:11
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/95

Actions (login required)

View Item View Item