Teologi Dan Keterlibatan Sosial-Religius Agustina Nunuk Prasetyo Murniati Sebagai Sumbangan Bagi Gerakan Komunitas Basis Gerejani Berwawasan Gender

BAKANG, Kamilus Demo (2020) Teologi Dan Keterlibatan Sosial-Religius Agustina Nunuk Prasetyo Murniati Sebagai Sumbangan Bagi Gerakan Komunitas Basis Gerejani Berwawasan Gender. Masters thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
KAMILUS DEMO BAKANG (17.752).pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Perjuangan demi keadilan di dunia ini membutuhkan perubahan-perubahan yang lebih radikal dan revolusioner. Revolusi tidak saja lahir dari gelombang besar yang anarkis tetapi dipupuk dari kelompok-kelompok kecil yang sadar akan situasi dan bergerak untuk melakukan perubahan. Kemampuan perempuan untuk mempengaruhi orang lain harus diakui telah membuahkan suatu revolusi kebudayaan. Mereka membangkitkan kekuatan moral dan fisik yang luar biasa besarnya dalam kampanye melawan ketidakadilan itu. Perubahan hanya akan terjadi jika kelompok-kelompok basis yang berada di pinggir kekuasaan diberdayakan agar mampu menjadi agen-agen perubahan. Fokus tulisan ini ialah Komunitas Basis Gerejani atau KBG sebuah cara baru dalam kehidupan menggereja. Dikatakan sebagai cara baru, karena KBG pada awalnya lahir dari kurangnya keberpihakan Gereja kepada mereka yang miskin dan tertindas. Perspektif teologi feminis penulis gunakan sebagai lensa untuk melihat sejauh mana KBG sungguh menjadi sebuah gerakan dan komunitas basis di mana semua anggota terlibat untuk melakukan perubahan. Teologi feminis dapat diartikan sebagai refleksi atas iman yang bertolak dari pengalaman konkrit kaum perempuan. Teologi feminis merupakan varian dari teologi kontekstual, teologi pembebasan dan teologi praktis. Refleksi teologi feminis tidak saja berhenti pada konteks penindasan dan ketidakadilan terhadap perempuan melainkan juga perjuangan untuk pembebasan. Dengan mendasarkan refleksi teologi pada konteks penindasan perempuan dan perjaungan untuk pembebasan maka perubahan itu bisa terjadi. Perubahan atau transformasi sosial tidak lain ialah muara dari teologi praktis. Salah seorang teolog feminis Indonesia yang berbicara tentang komunitas basis yang menjadi basis perjuangan kaum perempuan melawan segala penindasan ialah Nunuk Murniati. Titik tolak teologi feminis, bukan teori tentang Allah, tetapi berawal dari ratapan kaum perempuan yang mengalami penindasan dan ketidakadilan. Dari konteks pengalaman konkritnya sebagai perempuan dan pengalaman komunitas serta Tradisi Gereja, Nunuk Murniati berteologi. Ratapan atau perempuan yang dikonstruksikan menurut Nunuk Murniati ialah perempuan sebagai kelompok kelas dua, perempuan yang masih bergantung pada struktur-struktur sosial yang ada di luar diri yang menyebabkan perempuan itu tidak bebas dan tidak mandiri untuk mendayagunakan segala potensi yang dimiliki. Realitas penindasan yang dialami perempuan disebabkan oleh pranata sosial, budaya, politik dan ekonomi yang timpang. Akan tetapi, pranata sosial tersebut dilegitimasi atau mendapat pembenaran melalui ajaran-ajaran agama yang bias terhadap perempuan. Maka perjuangan teolog feminis tidak saja diarahkan pada terakomodirnya kepentingan perempuan, tetapi transformasi sosial secara menyeluruh. Perubahan pada tataran struktural (politik, ekonomi dan sosial) selalu berhubungan erat dengan perubahan pada tataran nilai (budaya, religi dan ideologi). Perubahan yang radikal mesti dijalankan secara serentak, baik perubahan struktur organisasional maupun kultur kemasyarakatan. Ada beberapa catatan kritis mengenai gagasan-gagasan Nunuk Murniati; pertama, Nunuk Murniati masih terperangkap dalam konsepsi feminis klasik yang melihat penindasan terhadap perempuan disebabkan oleh budaya patriarki. Kedua, Nunuk Murniati tidak secara tegas mengkritisi klerikalisme yang masih cukup kuat dalam Gereja. Pengaruh klerikalisme itu termanifestasi dalam seluruh karya pastoral Gereja yang kurang terlibat dalam perjuangan keadilan serta bersifat pastorsentris. Ketiga, Komunitas Basis Berwawasan Gender lebih mudah dikembangkan di luar Gereja. Pengaruh klerikalisme yang masih kuat dan pastoral Gereja yang tidak relevan menjadi penyebab konsep ini kurang berkembang. Sekurang-kurangnya melalui konsep Komunitas Basis Berwawasan Gender, Nunuk Murniati menekankan pentingnya komunitas yang kreatif, komunitas Allah yang memiliki keprihatinan untuk berjuang bersama demi terciptanya dunia yang adil dan beradab. Perjuangan para teolog feminis tidak terbatas pada kepentingan kaum perempuan, tetapi juga kelompok marginal lainnya. Intisari dari semua perjuangan Nunuk Murniati ialah menolak segala dehumanisasi untuk mencapai suatu kesetaraan manusiawi. Untuk itu jalan yang paling mungkin untuk membangun basis gerakan ialah mengembalikan teologi kepada masyarakat. Dengan demikian, pemberdayaan tersebut sungguh dijalankan dan perubahan itu bisa dialami oleh semua orang.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Teologi Feminis, Komunitas Basis Gerejani, Komunitas Basis Berwawasan Gender, Transformasi Sosial
Subjects: 200 – Agama > 240 Moral Kristen dan teologi peribadatan > 248 Pengalaman, praktik dan hidup Kristiani
200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 260 Teologi sosial dan eklesiastik Kristen
300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 305 Kelompok-kelompok sosial
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Floribertus Herichis Wanto Tapo
Date Deposited: 19 Oct 2020 02:35
Last Modified: 05 Dec 2022 23:23
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/80

Actions (login required)

View Item View Item