Menelisik Pelanggaran Moral di Balik Tindakan Kekerasan dalam Tarian Caci Sebagai Warisan Budaya Manggarai

NGANCU, Rivaldus (2021) Menelisik Pelanggaran Moral di Balik Tindakan Kekerasan dalam Tarian Caci Sebagai Warisan Budaya Manggarai. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (862kB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (339kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (442kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (569kB)
[img] Text
BAB IV-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (145kB)

Abstract

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: pertama, membantu penulis untuk memahami lebih dalam tentang makna dan sejarah tarian caci itu sendiri. Kedua, untuk memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya masyarakat Manggarai tentang makna tarian caci yang sejati di tengah merosotnya kesadaran masyarakat akan adanya pelanggaran moral dalam praktik tarian caci. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskripsi kualitatif dan kuantitatif, di mana penulis akan mengulas tarian caci dari kaca mata moral, terkhusus berkaitan dengan tindak kekerasan yang terjadi dalam tarian tersebut. Hal itu bertolak dari pengalaman penulis sendiri sebagai bagian dari masyarakat Manggarai, sekaligus dari hasil wawancara serta beberapa literatur yang penulis dapat lewat studi kepustakaan. Berdasarkan analisa penulis, ditemukan bahwa budaya secara umum dipahami sebagai suatu hal yang diterima apa adanya tanpa ada perdebatan. Hal ini terjadi karena budaya pada dasarnya merupakan sebuah warisan dan merupakan kekayaan yang memiliki nilai sejarah yang luhur. Kekayaan tersebut membuat budaya seakan terlepas dari kritikkan, karena masyarakat menganggap bahwa budaya adalah suatu hal yang baik dan benar, serta telah dipercaya sebagai kekayaan yang sakral. Berkaitan dengan pandangan budaya ini, penulis berusaha melihat budaya dari sisi tilik lain, secara khusus tarian caci yang merupakan warisan budaya masyarakat Manggarai. Melalui sisi tilik moral, penulis melihat bahwa tarian caci dalam prakteknya menyembunyikan pelanggaran moral dalam hal ini kekerasan yang terdapat di dalamnya. Pelanggaran moral tersebut dibalut dalam budaya sehingga terkesan tidak memiliki celah untuk dikritik. Pendapat tentang adanya kekerasan itu, bertolak dari fenomena real yang terjadi dalam tarian caci, seperti adanya kekuatan fisik yang menimbulkan luka, darah yang mengalir, cedera, bahkan kematian. Selain itu, dasar lain yang menjadi titik acuan sehingga penulis berani mengatakan tarian caci itu mengandung unsur kekerasan ialah karena pada perinsipnya, kekerasan itu tidak akan kehilangan artinya sebagai kekerasan sekalipun dia masuk dalam area yang dianggap baik sekalipun. Kekerasan tetap menjadi kekerasan. Kekerasan tidak dapat berubah menjadi seni sekalipun dia ada dalam seni. Memang pada prinsipnya jika ditinjau dari segala bentuknya, kekerasan dalam tarian caci itu tidak tampak secara nyata. Dengan kata lain, aksi fisik yang dipertontonkan tidak dikategorikan sebagai kekerasan karena sudah mejadi suatu budaya yang menyatu serta menjadi bagian utuh dari tarian caci. Selain itu masyarakat Manggarai juga telah menerima itu sebagai kewajaran. Ada beberapa hal yang seringkali membuat aksi kekerasan dalam tarian caci menjadi sangat berbahaya, yakni adanya amarah, dendam pribadi dan penggunaan mbeko (ilmu gaib). Bertolak dari hal di atas, penulis menegaskan bahwa kekerasan yang ditampilkan dalam tarian caci termasuk dalam jenis kekerasan budaya. Selain itu, kekerasan yang terjadi sangat menyimpang dari prinsip moral. Dalam konteks ini, penulis mendasarkan kritiknya dari segi prinsip moral yang menegaskan bahwa sesuatu dinilai baik secara moral sejauh hal itu membawa kebaikan bagi banyak orang dan bukan malah membawa penderitaan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Budaya, tarian Caci, kekerasan, dan moral.
Subjects: 100 - Filsafat dan Psikologi > 170 Etika dan filsafat moral > 170 Etika
300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 25 May 2021 02:25
Last Modified: 30 Nov 2022 04:18
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/770

Actions (login required)

View Item View Item