Dialog Antaragama Sebagai Usaha Membendung Radikalisme Agama di Indonesia

BAGUS, Timotius (2021) Dialog Antaragama Sebagai Usaha Membendung Radikalisme Agama di Indonesia. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (255kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (448kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (509kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (171kB)
[img] Text
BAB V - DAFÀR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguraikan apa itu radikalisme dan bagaimana terjadinya radikalisme agama di Indonesia dan (2) bagaimana sikap dan syarat serta model dialog antaragama sebagai usaha untuk membendungi radikalisme agama di Indonesia. Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kepustakaan. Penulis menggunakan sumber-sumber seperti buku-buku, artikel-artikel, dokumen-dokumen, manuskrip dan sumber dari internet. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikatakan bahwa Radikalisme agama merupakan pemikiran, sikap atau tindakan yang menerjemahkan teks suci secara negatif. Atau radikalisme agama merupakan paham radikal keagamaan yang ofensif terhadap kelompok agama lain, eksklusif, tidak dialogis dan membenarkan segala bentuk kekerasan sebagai bentuk ekspresi dalam keagamaan. Radikalisme agama di Indonesia telah ada sejak Orde Lama dan mulai muncul ke permukaan pada saat Orde Baru dimulai. Kebebasan ekspresi yang diberikan oleh Orde Baru, menjadi penggerak tumbuhnya organisasi Islam berhaluan radikal. Kebebasan yang diberikan oleh Orde Baru tidak saja diambil momentumnya oleh elite-elite politik, tetapi juga diambil momentumnya oleh gerakan-gerakan yang berhaluan radikal. Radikalisme agama semakin berkembang sejak tumbangnya zaman Orde Baru dan mulai memasuki masa Reformasi. Mulai saat itu kaum radikalis memanfaatkan kebebasan yang diberikan oleh zaman Reformasi dan hal itu merupakan menjadi kendaraan untuk memasarkan gagasan-gagasan keagamaan yang radikal. Faktor penyebab radikalisme agama ialah krisis identitas, sikap eksklusivisme agama dan sikap curiga terhadap agama lain, serta dipengaruhi oleh interpretasi teks suci yang tidak kontekstual. Untuk mengantisipasi perkembangan radikalisme agama diperlukan dialog antaragama. Dialog antaragama ialah pertemuan antaragama untuk membicarakan serta mencari solusi untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh semua komunitas beragama. Pada saat melakukan dialog, setiap orang hendaknya terbuka satu sama lain, mengenal dan menghormati sesama, dan tidak boleh menghendaki teologi universal. Ini adalah sikap dan syarat yang mesti dihidupi saat melakukan dialog. Dan model dialog yang dikembangkan untuk membendung radikalisme agama ialah model dialog kehidupan dan dialog karya. Kedua dialog ini sangat praktis karena setiap orang yang berasal dari berbagai latar belakang dipertemukan secara langsung untuk hidup bersama sekaligus bekerja bersama. Untuk membina sikap terbuka terhadap agama lain perlu melakukan sosialisasi dan revitalisasi pendidikan di sekolah-sekolah, mendalami pendidikan agama yang benar di tengah keluarga, dan harus mengindahkan Pancasila sebagai wadah persatuan dan kesatuan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Dialog antaragama, agama, Radikalisme.
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 200 Agama
200 – Agama > 290 Agama lainnya > 290 Agama selain Kristen
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 21 May 2021 02:44
Last Modified: 18 Nov 2022 08:26
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/757

Actions (login required)

View Item View Item