LANGGING, Emanuel (2021) Penti Sebagai Ritus untuk Membangun Relasi Interpersonal dengan Wujud Tertinggi dan Sesama dalam Kehidupan Masyarakat Maronggela-Ngada. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.
Text
EMANUEL LANGGING_Abstraksi.pdf Download (14kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (369kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (321kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (490kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (496kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (576kB) |
|
Text
BAB V - DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (352kB) |
Abstract
Tulisan ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan dan menjelaskan ritus penti dan tata cara pelaksanaannya, (2) mendeskripsikan dan menjelaskan makna teologis di balik ritus penti, (3) penulis akan mendeskripsikan tentang keyakinan penti sebagai prinsip dasar kodrat manusia yang dapat disebut homo religius dalam relasi interpersonal masyarakat Maronggela, (4) penulis akan menguraikan dampak yang terjadi dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap partisipasi dan peran kaum muda terkait ritus penti yang dihidupi oleh masyarakat Maronggela. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan dan metode penelitian lapangan. Objek yang diteliti adalah ritus penti dan tata cara pelaksanaannya pada masyarakat Maronggela-Ngada. Data-data yang terkumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui apa itu ritus penti dan Wujud Tertinggi, mengetahui hubungan antara Wujud Tertinggi dengan masyarakat Maronggela serta mengetahui makna ritus penti dalam kehidupan masyarakat Maronggela. Tulisan ini disimpulkan bahwa ritus penti yang dihidupi oleh masyarakat Maronggela berdaya guna bagi kehidupan masyarakat. Pertama, ritus penti dimaknai sebagai sebuah relasi interpersonal antara masyarakat Maronggela dengan Wujud Tertinggi. Melalui ritus penti Wujud Tertinggi hadir dan menyapa hidup masyarakat Maronggela. Kedua, ritus penti mempererat persaudaraan antara individu yang satu dengan individu yang lain. Masyarakat Maronggela merupakan kumpulan individu-individu yang sangat menjunjung tinggi dan menghidupi nilai-nilai kebudayaan. Kebudayaan-kebudayaan terus menerus dijaga dan dilestarikan. Salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan dan dihidupi sampai saat ini ialah ritus penti. Ritus penti dimaknai sebagai salah satu bentuk ucapan syukur kepada roh leluhur. Melalui ritus ini, masyarakat Maronggela mengungkapkan kepercayaan terhadap penyelenggaraan karya roh leluhur dalam hidup. Melalui ritus penti, masyarakat Maronggela percaya bahwa Wujud Tertinggi merupakan pencipta dan penyelenggara kehidupan manusia. Ritus penti dipandang sebagai puncak dan pusat penyerahan seluruh hidup masyarakat Maronggela kepada Wujud Tertinggi. Melalui ritus penti, roh leluhur hadir dan menyatu melalui pengalaman hidup masyarakat Maronggela. Berdasarkan pemahaman di atas, ritus penti diartikan sebagai perayaan syukur atas segala hal yang telah diterima oleh masyarakat Maronggela dari Wujud Tertinggi. Adapun makna dari pelaksanaan ritus penti. Pertama, masyarakat Maronggela percaya bahwa ada kekuatan yang luar biasa yang melampaui kekuatan manusia yang disebut sebagai Wujud Tertinggi. Kedua, masyarakat Maronggela percaya bahwa Wujud Tertinggi merupakan pencipta segala sesuatu. Ketiga, masyarakat Maronggela percaya bahwa Wujud Tertinggi merupakan pembawa keberhasilan dan kemalangan. Dengan demikian, ritus penti perlu diwariskan dan dihidupi turun temurun, dari generasi ke generasi. Singkat kata, ritus penti dimaknai sebagai sesuatu yang berdaya guna bagi kehidupan masyarakat Maronggela karena ritus penti dimaknai sebagai relasi interpersonal dengan Wujud Tertinggi dan sesama
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ritus, Penti, Wujud Tertinggi, Masyarakat Maronggela, Relasi Interpesonal |
Subjects: | 200 – Agama > 240 Moral Kristen dan teologi peribadatan > 248 Pengalaman, praktik dan hidup Kristiani 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 11 May 2021 06:47 |
Last Modified: | 24 Nov 2022 06:46 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/713 |
Actions (login required)
View Item |