MUDA, Kristianus Lambertus Lambera (2021) Implikasi Makna Teologis Ritus Pau Bau Masyarakat Lewoawan bagi Karya Misi Gereja. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (690kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) |
Abstract
Salah satu religiositas masyarakat Lewoawan yang ditemukan dalam khazanah budaya adalah ritus pau bau. Ritus pau bau mengungkapkan kepercayaan akan Wujud Tertinggi dan penghormatan terhadap roh leluhur. Teologi Katolik memungkinkan refleksi teologis atas praktik penghormatan tersebut, karena teologi Katolik mengenal praktik dan mempunyai pendasaran teologis bagi penghormatan terhadap nenek moyang dalam iman, yakni penghormatan terhadap orang kudus. Roh leluhur atau orang-orang yang telah meninggal diyakini telah ada dan hidup bersama dengan Allah. Mereka dapat menjadi perantara bagi orang-orang yang masih hidup untuk mengkomunikasikan permohonan dan harapan kepada Allah. Dalam kenyataannya, pelaksanaan ritus pau bau dalam masyarakat Lewoawan dijalankan sebagai formalitas belaka. Tidak ada pemahaman yang mendalam tentang nilai atau makna di balik pelaksanaan ritus ini. Menyadari realitas ini, penulis, melalui tulisan ini berusaha mengkaji nilai dan makna teologis yang terkandung di balik pelaksanaan ritus pau bau. Dengan membuat perbandingan antara unsur-unsur penting dalam teologi Kristen dan unsur-unsur penting dalam pelaksanaan ritus pau bau, penulis menemukan beberapa poin penting: pertama, baik teologi Kristen maupun ritus pau bau memandang Allah sebagai Wujud Tertinggi atau yang Transenden serta sebagai Raja Agung dan Tak Terbatas. Kendatipun disebut dengan nama yang berbeda, Allah dan Lera Wulan Tana Ekan memiliki hakikat yang sama yakni sebagai Pencipta alam semesta beserta segala isinya termasuk manusia. Kedua, teologi Kristen maupun ritus pau bau juga memandang dan mengakui Allah dengan sejumlah sifat dan peran-Nya yakni sebagai Pencipta, Maha Baik, penuh belas kasih, Maha Rahim, Maha Pengampun, penyembuh, harapan, dan pembela orang-orang kecil dan tertindas, serta sebagai pelindung dan sumber keselamatan bagi manusia dan seluruh ciptaan lainnya. Ketiga, semua peristiwa yang dialami masyarakat Lewoawan seperti musibah atau bencana, serta amanat nenek moyang yang disampaikan dengan perantaraan dukun bertalian dengan pandangan teologi Kristen tentang wahyu dalam Perjanjian Lama (peristiwa malapetaka yang dialami bangsa Israel dan kehadiran para nabi). Semua peristiwa, amanat, dan kehadiran tokoh-tokoh ini dilihat sebagai simbol yang dipakai Allah untuk mengkomunikasikan diri-Nya dan menawarkan keselamatan kepada manusia. Selain itu, kehadiran dan peran tokoh-tokoh ini juga dipandang sebagai simbol wahyu atau sabda Allah yang dalam Perjanjian Baru diperankan oleh Yesus sendiri. Keempat, baik teologi Kristen maupun ritus pau bau memandang manusia sebagai ciptaan atau gambar Allah. Manusia menyadari dirinya sebagai makhluk yang terbatas di hadapan Allah Pencipta yang Tak Terbatas. Teologi Kristen dan ritus pau bau juga memandang manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendirian, namun akan selalu ada bersama dan membutuhkan yang lain. Dalam kebersamaan itu, manusia juga dituntut untuk selalu peka dan bertanggungjawab terhadap kebutuhan sesama. Kesadaran akan nilai dan makna teologis yang terkandung dalam ritus pau bau ini dapat menjadi bekal bagi Gereja, dalam hal ini para agen pastoral, untuk menjalankan tugas perutusannya. Dengan menggunakan pendekatan kontekstualisasi, dialog, dan kesaksian hidup serta inkulturasi, Gereja dapat menjalankan misinya untuk mengembangkan iman umat dan membantu masyarakat untuk semakin berakar dalam kebudayaannya sendiri.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ritus Pau Bau, Makna Teologis, Masyarakat Lewoawan, Misi Gereja |
Subjects: | 200 – Agama > 230 Teologi Kristen > 230 Agama Kristen, Teologi Kristen 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 266 Misi Kristiani, misi Kristen 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 11 May 2021 03:41 |
Last Modified: | 30 Nov 2022 02:11 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/707 |
Actions (login required)
View Item |