JUDIN, Frederikus (2021) Menyibak Praksis Lonto Leok Di Manggarai Sebagai Perwujudan Demokrasi Lokal (Suatu Tinjauan Filosofis Dari Prespektif Demokrasi Deliberatif Jurgen Habermas). Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (777kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Repository staff only Download (107kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (152kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (195kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (166kB) |
|
Text
BAB V - DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (111kB) |
Abstract
Penulisan karya ilmiah ini berusaha membahas tentang realitas budaya Lonto Leok dalam kebudayaan orang Manggarai yang mengandung nilai-nilai yang menjadi arah dan pedomaan bagi kehidupan bersama dalam sebuah masyarakat. Lonto leok adalah sebuah forum publik-diskursif bagi masyarakat Manggarai dalam menentukan arah hidup demi kebaikan bersama. Namun, ditengah kamajuan zaman yang terus berkembang pesat, praktik lonto leok di Manggarai perlahan-lahan hilang dalam pusaran kehidupan bermasyarakat. Arus modernisasi yang tak terbendung, membuat masyarakat Manggarai terjebak dalam sikap pragmatisme buta seperti individualisme dan juga monopoli kekuasaan yang dilakukan oleh para pemangku kekuasaan lokal. Penulisan karya ini memliki beberapa tujuan, yakni: pertama, karya ini dibuat untuk memahami arti dan makna budaya Lonto leok di Manggarai dalam sebuah kajian ilmiah akademis. Sejauh ini, belum banyak orang yang membahas secara khsusus tentang budaya lento leok ini, terutama dalam tataran kajian ilmiah akademis. Kedua, untuk memahami relevansi antara lonto leok sebagai sebuah bentuk demokrasi lokal dengan konsep demokrasi secara umum dan pada khusunya tentang konsep demokrasi deliberatif yang digagas oleh Jurgen Habermas. Ketiga, untuk mengetahui relasi antara konsep lonto leok dengan konsep demokrasi deliberatif ala Jurgen Habermas sekaligus memproposalkan budaya lonto leok sebagai sebuah jalan menuju demokrasi lokal yang bersubstansial. Dalam penulisan karya ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan dan juga metode penelitian lapangan. Dalam metode penelitian kepustakaan, penulis mencari dan menggunakan buku-buku ilmiah, majalah, dan juga literatur lainnya yang terdapat di perpustakaan. Tulisan ini lebih bertendensi pada argumentasi-argumentasi yang didapat melalui seumber literer-kepustakaan. Sedangkan dalam metode penelitian lapangan, instrumen yang digunakan adalah melalui wawancara dengan beberapa orang yang secara kasat mata dianggap memiliki pengetahuan luas tentang budaya Lonto leok tersebut. Penulis melakukan wawancara dengan para pelaku dalam forum lonto leok itu, semisalnya Tu’a Golo, Tu’a panga, Tu’a kilo dan juga tokoh masyarakat yang berkompoten, serta beberapa aparat pemerintah desa seperti kepala desa. Penulis juga mencoba menganalisis setiap pengalaman dan pengamatan penulis sendiri tentang keterlibatan masyarakat Manggarai dalam budaya lonto leok. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan terbaik yang pernah ada, sebab di dalamnya warga negara menjadi pemegang kekuasaan tertinggi. Dalam tataran teoritis demokrasi berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Substansi demokrasi, bukan terletak pada frase dari dan oleh rakyat, melainkan pada frase untuk rakyat. Kebijakan pembangunan haruslah merupakan hasil diskursus bersama rakyat secara langsung. Berkaitan dengan tujuan ini, Jurgen Habermas, merancang khusus sebuah demokrasi yang dinamakan demokrasi deliberatif. Intisari konsep demokrasi deliberatif adalah urgensitas diskursus publik dalam menghasilkan konsensus demi kebaikan bersama dalam suatu komunitas politik. Hal ini sejalan dengan prinsip demokrasi yang termuat dalam sila keempat Pancasila yang menekankan musyawarah untuk mufakat. Demokrasi deliberatif beroperasi dalam ruang publik dan mengusung kebebasan anggota masyarakat dalam berdileberasi. Demokrasi deliberatif berusaha menjelaskan secara teoritis ilmiah dari berbagai bentuk keterlibatan warga negara dalam percaturan politik demokratis. Salah satu wujudnyata dari demokrasi deliberatif tersebut adalah praktik budaya lonto leok yang ada di Manggarai. Lonto leok dipersepsi sebagai suatu bentuk demokrasi lokal Mangarai yang telah lama dihidupi oleh orang-orang Manggarai jauh sebelum Indonesi menerapkan sistem pemerintahan demokrasi. Budaya lonto leok dijadikan sebagai perwujudan demokrasi deliberatif yang bersubstansial
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Demokrasi, deliberatif, budaya Manggarai, Lonto Leok, dan demokrasi bersubstansial. |
Subjects: | 100 - Filsafat dan Psikologi > 100 Filsafat > 100 Filsafat dan psikologi 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 394 Adat istiadat umum |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 27 Apr 2021 01:05 |
Last Modified: | 23 Nov 2022 05:47 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/678 |
Actions (login required)
View Item |