NAINGGOLAN, Kristianus (2025) Makna Watu Nurung Sebagai Tempat Persembahan Suku Suka Keteng Manggarai Timur Desa Lembur Dalam Perbandingan Dengan Altar Pada Perayaan Ekaristi Dan Kemungkinan Inkulturasi. Masters thesis, IFTK LEDALERO.
|
Text
ABSTRAKSI.pdf Download (418kB) |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (454kB) |
|
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (720kB) |
|
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (777kB) |
|
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (798kB) |
|
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (815kB) |
|
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (192kB) |
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah menggali makna Watu Nurung sebagai tempat persembahan dalam suku Suka Keteng desa Lembur Manggarai Timur dalam perbandingan dengan Altar pada perayaan Ekaristi dan kemungkinan inkulturasi. Tujuan tersebut dicapai melalui beberapa langkah kerja. Pertama, menjelaskan tentang maksud Watu Nurung sebagai tempat persembahan dalam suku Suka Keteng. Kedua, menjelaskan tentang siapa itu suku Suka Keteng. Ketiga, menggali makna Altar sebagai meja perjamuan dalam Ekaristi Kudus. Keempat, menemukan persamaan dan perbedaan antara Watu Nurung sebagai tempat persembahan dan Altar sebagai meja perjamuan. Kelima, menemukan adanya kemungkinan untuk membuat inkulturasi makna Watu Nurung sebagai Altar. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian kepustakaan dan penelitian kualitatif. Dalam kajian kepustakaan, penulis membaca literatur seperti Alkitab, ensiklopedia, kamus, dokumen-dokumen Gereja, buku, artikel-jurnal, manuskrip serta data-data yang relevan dengan tema penulisan ini sebagai landasan teori dalam mendukung penulisan ini. Dan dalam penelitian lapangan, penulis mewawancarai beberapa narasumber yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang Watu Nurung. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Watu Nurung dalam suku Suka Keteng dan Altar dalam perjamuan Ekaristi memiliki hubungan makna yang sama dalam menyajikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan manusia. Keberadaannya menandakan bahwa yang sakral dan yang ilahi juga dapat dihadirkan melalui ritus-ritus tradisional. Kedudukannya merupakan bukti nilai spiritual dari kehidupan masyarakat dan merupakan simbol akan keberadaan dan kehadiran leluhur mereka. Selain itu kultus penghormatan kepada leluhur mengandaikan iman akan adanya Wujud Tertinggi. Watu Nurung mengarahkan manusia untuk mampu melihat sesuatu yang lebih luas dan tersembunyi. Watu Nurung sebagai tempat persembahan yang merupakan Altar dalam Gereja Katolik mempunyai tempat serta kesempatan untuk membentuk sebuah liturgi yang bercorak inkulturatif. Dengan demikian Gereja dan budaya akan saling melengkapi dan saling memperkaya dalam setiap pewartaannya. Ada pun beberapa unsur yang cukup selaras dan pantas untuk dijadikan sebagai bahan untuk memperkaya kebijakan Gereja dan liturgi yang inkulturatif. Pertama, penetapan tempat dan waktu pelaksanaan ritus. Kedua, sapaan awal dan akhir dalam setiap ritus. Ketiga, ritus-ritus yang dibuat di Watu Nurung bisa disatukan dalam pelaksanaan perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Dengan demikian pelbagai persamaan atau kemiripan yang terdapat dalam masing-masing ritus, hendaknya bisa menjadi contoh untuk memecahkan kebuntuan dan benturan agar searah dalam menghadirkan sebuah upacara atau perayaan keagamaan yang akan saling melengkapi
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | akna, Watu Nurung, Altar, Perbandingan, Tempat Persembahan, Perayaan Ekaristi, dan Kemungkinan Inkulturasi |
| Subjects: | 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 262 Eklesiologi 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat |
| Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
| Depositing User: | Mr Floribertus Herichis Wanto Tapo |
| Date Deposited: | 23 Oct 2025 01:38 |
| Last Modified: | 23 Oct 2025 01:38 |
| URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/3560 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
