Makna Ritus Mbama Pada Masyarakat Lio-Lise, Wolonio dan Relevansinya Bagi Penghayatan Iman Umat Katolik akan Ekaristi

DULE, Karolus (2025) Makna Ritus Mbama Pada Masyarakat Lio-Lise, Wolonio dan Relevansinya Bagi Penghayatan Iman Umat Katolik akan Ekaristi. Undergraduate thesis, IFTK LEDALERO.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (748kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (201kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (313kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (210kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (232kB)
[img] Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (169kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (322kB)

Abstract

Karya ilmiah ini bertujuan untuk: (1) meneliti makna ritus mbama dalam kehidupan masyarakat Lio-Lise, Wolonio. (2) Menjelaskan Ekaristi sebagai perjamuan. (3) Menganlisis relavansi ritus mbama dengan penghayatan iman Umat Katolik akan Ekaristi. Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan selama menulis skripsi adalah penelitian kepustakaan dan wawancara langsung tokoh adat. Objek yang diteliti adalah ritus mbama pada masyarakat Lio Lise, Wolonio. Wujud data dalam penelitian ini berupa data lisan dari tokoh adat Wolonio dan dokumentasi berupa foto-foto ritus mbama. Sumber data utama dari narasumber utama Ketua adat Wolonio. Sumber data sekunder diperoleh dari berbagai buku, jurnal, kamus, ensiklopedia, skripsi, dokumen Gereja, manuskrip, majalah dan artikel-artikel tentang Ekaristi dan budaya Lio Lise, Wolonio dengan ritusnya. Setelah data dikumpulkan, penulis melakukan analisis data untuk menjawab rumusan masalah. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, ritus mbama merupakan salah satu ritus perladangan yang dijalankan sekali dalam setahun oleh masyarakat Lio Lise, Wolonio. Ritus ini menjadi tradisi orang Wolonio sebagai upacara syukuran hasil panen seperti padi, jagung, sayur-sayuran, dan mempersembahkan korban berupa seekor babi atau ayam. Kedua, ungkapan syukur atas hasil panen dihaturkan kepada Du’a eta lulu wula, Ngga’e ale wena tana, atau “Tuhan penguasa langit tertinggi dan bumi terdalam” yang dipercayai oleh masyarakat Wolonio Pemberi kesuburan atas tanaman dan berkat dalam hidup mereka. Dalam pelaksanaan ritus, juga dipersembahkan sesajen kepada leluhur sebagai jembatan penghubung dengan orang mati. Hubungan dengan Wujud Tertinggi ini bisa dikaitkan dengan Ekaristi. Dengan demikian, terdapat beberapa makna penting yang dapat diambil. (1) Ritus mbama sebagai perayaan syukur panen perdana sehingga orang Wolonio mengadakan perjamuan bersama di one ria “rumah adat”. (2) Kebersamaan dalam perjamuan mengungkapkan nilai persatuan, solidaritas, soliditas, dan kekompakan antara masyarakat Wolonio yang terjalin semakin erat. (3) Ekaristi sebagai perjamuan syukur kepada Tuhan menjadi perjamuan persatuan jasmani dan rohani dengan Kristus yang lebih dalam karena telah menyantap Tubuh dan Darah-Nya. (4) Ritus mbama yang dirayakan oleh orang Wolonio berpengaruh bagi partisipasi dan penghayatan doa orang Wolonio di Gereja pada saat Ekaristi. Wujud doanya terdapat dalam bagian ritus yang dijelaskan dalam bagian isi tulisan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Ritus Mbama, Ekaristi, Budaya, Masyarakat Wolonio, dan Wujud Tertinggi.
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mauritsius Moat Pitang
Date Deposited: 15 Sep 2025 00:35
Last Modified: 15 Sep 2025 00:35
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/3399

Actions (login required)

View Item View Item