DEWA, Stevania Diani Sari Yulia (2025) Meninjau Budaya Patriarki Dalam Terang Kejadian 1:26-28 Dan Relevansinya Bagi Perjuangan Kesetaraan Gender. Undergraduate thesis, IFTK LEDALERO.
![]() |
Text
Stevania Diani Sari Yulia Dewa_ABSTRAK.pdf Download (138kB) |
Abstract
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk (1) mengetahui hubungan antara budaya patriarki dan ketidaksetaraan gender, (2) mengkaji konsep kesamaan martabat manusia dalam Kejadian 1:26-28, dan (3) mengetahui budaya patriarki dalam terang Kejadian 1:26-28 dan relevansinya bagi perjuangan kesetaraan gender. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan. Dalam hal ini penulis membuat kajian pustaka terhadap literatur - literatur yang mengulas mengenai teks Kejadian 1: 26-28, budaya patriarki, dan ketidaksetaraan gender. Budaya patriarki yang memposisikan kedudukan laki - laki di atas perempuan melahirkan pandangan dan praktik ketidaksetaraan gender. Gender adalah konstruksi sosial yang membentuk peran, perilaku, dan karakteristik yang berbeda antara laki - laki dan perempuan. Praktik ketidaksetaraan gender tersebut ditandai dengan peminggiran perempuan dari keterlibatan di ranah publik, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, bahkan agama. Di bidang sosial dan budaya, perempuan dibatasi oleh norma yang menempatkan mereka hanya sebagai istri, ibu, atau penjaga moral, sementara potensi dan otonomi pribadinya diabaikan. Dalam politik, keterlibatan perempuan sering kali terhambat oleh stereotip gender serta interpretasi teologis yang meminggirkan mereka dari kepemimpinan. Demikian pula, dalam ekonomi, sistem patriarki melanggengkan kesenjangan upah, beban kerja yang tidak dihargai, dan hambatan struktural terhadap akses perempuan ke posisi strategis. Bahkan dalam ranah keagamaan, institusi dan tafsir yang bersifat patriarkal telah menjadi penghalang bagi perempuan untuk mengambil peran kepemimpinan rohani. Pandangan dan praktik ketidaksetaraan gender bertentangan dengan teks Kejadian 1:26-28. Menurut Kejadian 1:26-28, laki - laki dan perempuan memiliki kesamaan martabat karena diciptakan keduanya menurut gambar dan rupa Allah (Imago Dei) dan bersama-sama menerima mandat untuk mengelola ciptaan. Tidak terdapat hierarki gender dalam mandat ilahi tersebut. Artinya, dominasi laki-laki atas perempuan tidak bersumber dari kehendak Tuhan. Karena itu, pembongkaran budaya patriarki merupakan sebuah tuntutan teologis sekaligus etis. Dalam konteks ini, komunitas iman ditantang untuk menjadi pelopor dalam perjuangan keadilan dan kesetaraan gender. Gereja dan lembaga keagamaan tidak boleh lagi menjadi benteng patriarki, tetapi harus menjadi ruang yang inklusif, egaliter, dan membebaskan. Reformasi teologis dan struktural sangat mendesak, mulai dari penafsiran ulang terhadap teks-teks Alkitab, revisi kebijakan kelembagaan, hingga pemberdayaan perempuan dalam seluruh aspek kehidupan beriman. Pendidikan kritis dan spiritualitas yang membebaskan harus menjadi bagian integral dari gerakan ini, agar iman tidak lagi digunakan untuk membungkam, tetapi untuk menghidupkan kembali suara-suara perempuan yang selama ini termarginalisasi.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Budaya, Patriarkhi, Kesetaraan, Gender, Citra Allah |
Subjects: | 200 – Agama > 220 Alkitab > 221 Perjanjian Lama (Tanakh) |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Floribertus Herichis Wanto Tapo |
Date Deposited: | 26 May 2025 05:49 |
Last Modified: | 26 May 2025 05:49 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/3083 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |