Cinta Martiria dan Cinta Altruistis: Studi Filosofi tentang Cinta akan Allah dalam Kemartiran Santo Yustinus Martir dan dalam Seni mencintai Erick Fromm

NAHASON, Elihakim (2024) Cinta Martiria dan Cinta Altruistis: Studi Filosofi tentang Cinta akan Allah dalam Kemartiran Santo Yustinus Martir dan dalam Seni mencintai Erick Fromm. Undergraduate thesis, IFTK ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (497kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (327kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (510kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (621kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (512kB)
[img] Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (340kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan perbandingan konsep cinta akan Allah dalam kemartiran Yustinus dan dalam seni mencintai Fromm. Kajian ini bermaksud untuk menguraikan dan menjelaskan praktik cinta Allah yang ideal dan relevan untuk dipraktikkan dalam mencintai. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah analitis kritis dan deskriptif. Pendekatan analitis kritis yakni menggunakan konsep cinta martiria dan cinta altruistis untuk mengetahui praktik yang benar dalam mencintai Allah dan sesama. Selain itu, pendekatan deskriptif dimaksudkan untuk memaparkan realitas konkret tentang praktik cinta akan Allah dalam kehidupan beriman. Konsep cinta akan Allah dalam kemartiran Yustinus dan dalam seni mencintai Fromm bersumber pada gagasan khas moral Kristen. Yustinus mendasari konsepnya tentang cinta akan Allah berdasarkan praktik cinta martiria dalam ajaran moral Kristen. Yustinus menilai bahwa cinta martiria adalah praktik yang paling ideal dan relevan untuk mencintai Allah dan sesama dengan tulus, total, tanpa syarat dan penuh pengorbanan. Alasannya karena cinta martiria adalah praktik cinta yang tidak takut pada penderitaan dan kematian dalam bersaksi tentang kebenaran Allah. Berdasarkan keyakinannya ini Yustinus pun mengorbankan dirinya mati sebagai martir. Kemartirannya dianggap sebagai ungakapan cinta paling total dan radikal dari manusia kepada Allah sebagai pemberi hidup. Sedangkan Fromm mengonsepsikan cinta akan Allah berdasarkan praktik cinta altruistik. Fromm melihat praktik cinta altruistik sebagai praktik yang ideal dan relevan karena dalam cinta ini manusia dapat mencintai sesamanya dengan tulus dan tanpa syarat. Alasannya cinta altruistik dalam mencintai selalu lebih mementingkan kebersamaan daripada kepentingan pribadinya atau orang tertentu. Praktik cinta altruistik dalam realitas kehidupan manusia terealisasi dalam praktik cinta ibu dalam mencintai anak-anaknya. Itulah sebabnya karakter altruistik dan tidak mementingkan diri sendiri membuat cinta ibu dianggap sebagai jenis cinta yang paling tinggi dan paling luhur di antara semua ikatan emosional. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa praktik cinta akan Allah dalam kemartiran Yustinus dan dalam Fromm adalah praktik cinta yang ideal dan relevan sebagai model dalam mencintai Allah dan sesama. Praktik cinta martiria dan cinta altruistik dipandang sebagai cinta yang total, tanpa syarat dan penuh pengorbanan dalam mencintai. Dalam kedua model cinta ini juga manusia dibebaskan dari egoisme, cinta pamrih dan segala kelemahan manusiawinya sehingga membuat manusia dapat saling mengasihi satu sama lain dengan cinta yang tulus, tanpa syarat dan tidak membeda-bedakan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Cinta akan Allah, Cinta Martiria, Cinta Altruistik.
Subjects: 100 - Filsafat dan Psikologi > 100 Filsafat > 101 Teori filsafat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 20 Oct 2024 11:17
Last Modified: 20 Oct 2024 11:17
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2524

Actions (login required)

View Item View Item