SUTEJO, Ignasius Aprilianto (2024) Konsep Relasi Intersubjektif dalam Filsafat Eksistensialisme Gabriel Marcel: Sebuah Analisis Terhadap Tragedi Pembantaian Tujuh Jenderal dalam Kasus G30S PKI. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (604kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (111kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (443kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (307kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (380kB) |
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (241kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kasus pembantaian atau kekerasan yang terjadi dalam peristiwa G30S PKI tahun 1965 dalam terang relasi intersubjektif Gabriel Marcel, sebagai gagasan yang menolak pelbagai bentuk semangat objektivikasi terhadap yang lain. Kajian intersubjektivitas dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai landasan analisis untuk mencerahkan pikiran setiap pribadi agar mampu mencegah dan menghindar dari pelbagai bentuk praktik ketidakadilan. Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah dengan kolaborasi antara kajian deskriptif dan analisis kritis. Kajian deskriptif dipakai dengan tujuan untuk menjelaskan pandangan Marcel tentang relasi intersubjektif dan kronologi pembantaian tujuh Jenderal dalam kasus G30S PKI. Sedangkan analisis kritis dipakai untuk menganalisis kasus pembantaian atau kekerasan dalam peristiwa G30S PKI dalam terang intersubjektivitas Marcel, sekaligus sebagai landasan untuk meninjau sejauh mana konsep intersubjektivitas itu berkontribusi dalam membangun cita-cita kemerdekaan dan semangat persatuan. Filsafat eksistensialisme Marcel berangkat dari permenungan filosofis tentang situasi-situasi kelam dalam hidupnya. Pemikiran-pemikirannya masih relevan dengan situasi dunia sekarang ini. Segala bentuk tindakan represif dan destruktif terhadap manusia merupakan cerminan relasi manusia yang rusak, yang terjadi karena adanya relasi subjek-objek (aku-dia), yang memungkinkan terciptanya pelbagai tindakan yang tidak manusiawi. Peristiwa G30S PKI merupakan manifestasi dari relasi subje-objek. Pelbagai tindakan kekerasan dalam peristiwa G30S PKI pada dasarnya merupakan gambaran dari ketidakmampuan manusia dalam memandang, mengakui, dan menghargai keberadaan yang lain sebagai sesama manusia. Oleh karena itu, Marcel menggagas konsep intersubjektivitas sebagai landasan untuk mengatasi dan mengurangi praktik-praktik yang tidak manusiwi itu. Konsep intersubjektivitas Marcel pada dasarnya merupakan gambaran dari relasi subjek-subjek (aku-engkau). Bagi Marcel, seorang pribadi yang berusaha memaknai keberadaannya secara mendalam hanya mungkin terjadi dalam tataran relasi aku-engkau, bukan relasi subjek-objek (aku-dia). Hal ini bertolak dari eksistensi manusia sebagai makhluk yang berelasi yakni esse est co-esse (ada selalu berarti ada bersama dengan yang lain). Penulis menggunakan konsep intersubjektivitas Marcel untuk mengkritisi tindakan kekerasan dalam kasus G30S PKI. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa konsep intersubjektivitas Marcel sangat relevan dalam mengkritisi kasus kekerasan dalam peristiwa G30S PKI. Sehubungan dengan itu, term kehadiran, partisipasi, keterbukaan, dialog, empati dan kesetiaan berperan penting dalam upaya untuk menciptakan relasi yang bermakna. Intersubjektivitas yang dijalankan secara maksimal akan bermuara pada rasa persatuan dan solidaritas yang tinggi. Dengan demikian, cita-cita kemerdekaan akan tercipta.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kekerasan, G30S PKI, Relasi Intersubjektif. |
Subjects: | 100 - Filsafat dan Psikologi > 100 Filsafat > 101 Teori filsafat |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 20 Oct 2024 11:18 |
Last Modified: | 20 Oct 2024 11:18 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2521 |
Actions (login required)
View Item |