Urgensi Partisipasi Politik Kaum Muda dalam Menjaga Keberlangsungan Demokratisasi di Indonesia

HURIT, Lambertus Laga (2024) Urgensi Partisipasi Politik Kaum Muda dalam Menjaga Keberlangsungan Demokratisasi di Indonesia. Undergraduate thesis, IFTK LEDALERO.

[img] Text
ABSTRAKSI_LAMBERTUS LAGA HURIT.pdf

Download (484kB)

Abstract

Tulisan ini disusun berdasarkan rumusan masalah umum, yakni apa urgensi keterlibatan politik kaum muda dalam demokrasi Indonesia. Rumusan masalah ini kemudian dijabarkan secara khusus dalam beberapa rumusan masalah antara lain: Apa hubungan demokrasi dengan partisipasi politik? Siapa itu kaum muda dalam kehidupan demokrasi? Mengapa partisipasi politik kaum muda menjadi penting dalam menjaga keberlangsungan demokratisasi di Indonesia?. Tujuan utama tulisan ini adalah untuk mengetahui dan menggali lebih dalam tentang pentingnya partisipasi politik kaum muda dalam menjaga keberlangsungan demokrasi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode penelitian kepustakaan. Penulis menggunakan literatur-literatur seperti buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, skripsi, manuskrip, juga beberapa sumber dari internet. Manfaat dari tulisan ini antara lain: Pertama, tulisan ini dapat menjadi referensi dalam memahami arti penting partisipasi politik kaum muda dalam sistem demokrasi di Indonesia. Kedua, membangun dan memacu kesadaran kaum muda untuk terlibat aktif dalam politik demi terciptanya kehidupan demokrasi yang lebih baik di Indonesia. Salah satu elemen penting dalam masyarakat demokratis adalah orang muda atau kaum muda. Sulit membayangkan sebuah negara demokratis tanpa adanya keterlibatan dan partisipasi aktif dari kaum muda. Dalam konteks ini, maka sangat diharapkan keterlibatan dan partisipasi aktif dari kaum muda untuk terus menjaga esensi dari demokrasi serta merawat keberlangsungan kehidupan politik dalam sistem demokrasi di Indonesia. Pada satu sisi, partisipasi politik kaum muda menunjukkan adanya kedaulatan rakyat dan pada sisi lain, partisipasi politik kaum muda mencerminkan pemerintahan yang berasal dari, oleh dan untuk rakyat. Namun, setelah gerakan Reformasi 1998, kaum muda mengalami defisit partisipasi politik. Apalagi, agenda demokratisasi dalam semangat reformasi 1998 tidak kunjung membuahkan hasil. Maka, muncul pula semacam sikap pesimisme kaum muda untuk terlibat secara aktif dalam ranah politik. Kaum muda dalam sejarah politik Indonesia memainkan peran penting dalam menjaga demokrasi Indonesia agar tetap berjalan. Sejak era prakemerdekaan, pemuda-pemuda Indonesia tidak hanya aktif memperjuangkan kemerdekaan, melainkan juga aktif dalam menentukan ideologi dan sistem pemerintahan negara Indonesia. Organisasi-organisasi pemuda pra-kemerdekaan seperti Budi Utomo, Sumpah Pemuda tahun 1928, hingga Gerakan Reformasi 1998, adalah bukti nyata keterlibatan politik kaum muda. Semangat keterlibatan politik itu menunjukkan karakteristik orang muda sebagai pribadi yang dinamis, visioner dan penuh dengan rasa ingin tahu. Sikap pasif dan apatis kaum muda dalam kehidupan politik Indonesia sejatinya bertolak belakang dengan konteks politik saat ini yang diwarnai oleh korupsi, kolusi dan nepotisme. Belum lagi, praktek kotor seperti politik identitas, politik uang, politik dinasti hingga rancangan undangundang yang dianggap menjerat suara-suara kritis masyarakat. Konteks-konteks tersebut membuat keterlibatan kaum muda menjadi urgen. Namun, beberapa tantangan dapat menghalangi partisipasi politik kaum muda diantaranya: Pertama, sikap apatis kaum muda yang muncul dari ciri khas psikologi untuk bebas dan tidak terikat pada sistem yang mengekang dan rumit. Kedua, minat dan prioritas yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan konteks dunia modern yang berorientasi pada materi. Kaum muda cenderung mengejar pekerjaan yang dapat menghasilkan materi dan mendapatkan status sosial berdasarkan pengikut dalam media sosial. Ketiga, distrust pemerintah dan masyarakat. Konsep ini berhubungan dengan keraguan pemerintah dan masyarakat umum untuk menempatkan orang muda dalam posisi strategis dalam pemerintahan. Keempat. Depolitisasi Lembaga Pendidikan. Lembaga Pendidikan cenderung mengutamakan pendidikan akademis yang berorientasi kerja yang perlahan mengurangi sikap kritis mahasiswa dalam menanggapi realitas politik yang penuh ketidakadilan. Para pemerintah juga terus berusaha untuk mencegah suara-suara kritis masyarakat demi melancarkan praktek-praktek kotor atau tindakan yang melenceng dari tujuan kehidupan bersama yakni keadilan. Partisipasi aktif kaum muda dalam politik mampu merubah dan memberi arah baru dalam demokrasi Indonesia. Beberapa manfaat keterlibatan kaum muda dalam konteks politik Indonesia saat ini antara lain: Pertama, mengembalikan kedaulatan rakyat. Ketika politik dikuasai oleh segelintir elite maka kehadiran kaum muda mampu menjadi pendobrak tatanan kotor tersebut. Kedua, menguatkan nilai-nilai demokrasi. Kaum muda sebagai bagian dari masyarakat akan menguatkan nilai demokrasi bahwasannya pemerintahan itu berasal dari, oleh dan untuk rakyat. Ketiga, membawa perubahan. Kaum muda adalah agen perubahan. Dengan rasa penasaran dan pikiran yang dinamis serta visioner, kaum muda dapat membawa perubahan dari situasi demokrasi tepi jurang menuju kearah demokrasi yang lebih stabil.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Kaum Muda, Partisipasi, Politik, Demokrasi
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mauritsius Moat Pitang
Date Deposited: 20 Oct 2024 11:25
Last Modified: 20 Oct 2024 11:25
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2499

Actions (login required)

View Item View Item