Makna Teologi Ekologis Dalam Tradisi Roko Molas Poco Ditinjau Dari Perspektif Ensiklik Laudato Si’ Artikel 84-88

HADUT, Aventinus Darmawan and ATU, Laurentius Florido and CAMNAHAS, Antonio (2023) Makna Teologi Ekologis Dalam Tradisi Roko Molas Poco Ditinjau Dari Perspektif Ensiklik Laudato Si’ Artikel 84-88. Perspektif: Jurnal Agama dan Kebudayaan, 18 (1). pp. 55-71. ISSN 2962 - 8657

[img] Text
177

Download (56kB)

Abstract

Abstract Currently, our world is experiencing an ecological crisis, and this can be seen in the polution of water, air and soil. It shows the fractured relationship between human beings and other creatures, in a way that it is not reciprocal, and in which human beings relinquishes his and her responsibilities to the nature and to the other creatures. Responding to this, through Laudato Si', Pope Francis has called on attention to the ecological emergency. The Pope emphasized on the importance of a reciprocal relationship between the nature and human to reawaken our human ecological consciousness. However, the author finds that prior to the Church's ecological appeal, the ecological awareness has already existed within the local Manggaraian culture, namely the roko molas poco. This paper aims at exploring the ecological meanings of the roko molas poco rite and its connection to the Laudato Si. The approach adopted by the author is the qualitative-descriptive method by reading literatures related to the topics discussed. From the study, the author finds that there is similarity in the meaning contained in the rite of roko molas poco and that in the Laudato Si' appeal. Both have the same goal in improving and building our human ecological awareness. Thus, human ecological awareness can be revived by raising up the values that have already existed in local culture such as roko molas poco. Keywords: roko molas poco, laudato si’, value, ecology. Abstrak Saat ini, dunia kita dilanda krisis ekologis. Kekrisisan itu nampak dalam pencemaran baik itu air, udara, maupun tanah. Hal ini menunjukkan keretakan relasi manusia dengan alam dan ciptaan lain. Manusia melepaskan tanggung jawabnya terhadap alam dan ciptaan lain. Hal ini merupakan suatu indikasi memudarnya kesadaran ekologis dari manusia. Menanggapi hal ini, melalui Laudato Si’, Paus Fransiskus menunjukkan keprihatinannya terhadap darurat ekologis. Paus menyerukan pentingnya relasi resiprokal antara alam dan manusia dengan tujuan untuk menggugah kembali kesadaran ekologis manusia. Namun, penulis melihat bahwa sebelum adanya seruan ekologis dari Gereja, kesadaran ekologis sudah ada dalam kebudayaan lokal seperti roko molas poco. Karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menggali makna-makna ekologis dari ritus roko molas poco dan dihubungkan dengan Laudato Si. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif-deskriptif dengan membaca literatur terkait topik yang dibahas. Dari pengkajian akan topik ini, penulis menemukan adanya seruan yang sama antara makna yang terkandung dalam ritus roko molas poco dengan yang digaungkan Laudato Si’. Keduanya memiliki tujuan yang sama dalam menumbuhkan kesadaran ekologis manusia. Dengan demikian, kesadaran ekologis manusia dapat dihidupkan kembali dengan mengangkat nilai-nilai yang sudah ada dalam kebudayaan lokal seperti roko molas poco. Kata kunci: roko molas poco, laudato si’, makna, ekologi,

Item Type: Article
Subjects: 200 – Agama > 230 Teologi Kristen > 230 Agama Kristen, Teologi Kristen
300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Laurentius Florido Atu
Date Deposited: 22 Aug 2024 03:30
Last Modified: 22 Aug 2024 03:30
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2482

Actions (login required)

View Item View Item