Makna Persekutuan dalam Upacara Penti pada Masyarakat Kaca-Manggarai dalam Perbandingannya dengan Konsep Persekutuan Gereja Katolik dan Implikasinya bagi Karya Pastoral Gereja di Manggarai

NGANCU, Rifaldus (2024) Makna Persekutuan dalam Upacara Penti pada Masyarakat Kaca-Manggarai dalam Perbandingannya dengan Konsep Persekutuan Gereja Katolik dan Implikasinya bagi Karya Pastoral Gereja di Manggarai. Masters thesis, IFTK LEDALERO.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (418kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (197kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (243kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (289kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (301kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (280kB)
[img] Text
BAB VI -DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (189kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (13kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami lebih dalam tentang siapa itu masyarkat Kaca-Manggarai. (2) memahami lebih dalam tentang upacara adat Penti terutama makna persekutuan yang tergambar dalam keterlibatan seluruh anggota masyarakat yang hadir. (3) untuk meninjau sejauh mana masyarakat Manggarai memperaktikan, menjaga dan melestarikan Penti dan bagaimana acara adat ini memberi pengaruh terhadap pola perkembangan hidup seluruh masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. (4) untuk memahami apa itu persekutuan dalam Gereja Katolik. (5) untuk membuat perbandingan antara makna dan nilai persekutuan yang terkadung dalam upacara adat Penti dengan makna dan nilai persekutuan dalam Gereja Katolik. Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah motede deskriptif-komparatif. Selain itu, penulis juga menggunakan metode studi literaratur kepustakaan. Berdasarkan hasil kajian penulis dengan bertumpu pada kedua model metode penelitian di atas, ditemukan bahwa antara persekutuan penti dengan persekutuan Gereja Katolik memiliki persamaan dan juga perbedaan. Persamaan yang paling mendasar dari kedua model persekutuan ini ialah yakni keterarahan kepada Tuhan. Ritus-ritus yang dipraktikan dalam upacara penti dibuat sebagai bentuk ungkapan iman masyarakat Kaca-Manggarai kepada Tuhan yang biasa disebut Mori Kraeng. Hal tersebut sama dengan ritus-ritus yang dipraktikan dalam Gereja Katolik. Semuanya dilakukan sebagai bentuk ungkapan iman umat kepada Tuhan. Ada beberapa hal pokok yang menjadi dasar persamaan antara persekutuan penti dan persekutuan Gereja, yakni persekutuan dengan Allah, persekutuan dengan alam, persekutuan antara sesama, persekutuan dengan para kudus dan persekutuan dengan leluhur. Selain persamaan-persamaan ini, terdapat juga beberapa perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing. Perbedaan tersebut berkaitan dengan ruang lingkup dari kedua model persekutuan yang ada. Persekutuan Gereja sifatnya lebih universal karena meliputi orang-orang beriman Katolik di pelbagai wilayah di seluruh dunia, sedangkan persekutuan penti sifatnya terbatas karena mencakup orang-orang Manggarai yang tinggal bersama di satu tempat tertentu dalam hal ini kampung Kaca-Manggarai. Selain itu, perbedaan antara keduanya berkaitan dengan fungsi kepemimpinan, dan simbolsimbol yang digunakan. Konsep persekutuan penti dan persekutuan Gereja, pada dasarnya, samasama memiliki kekayaan makna dan nilai yang berpengaruh bagi kehidupan manusia sebagai umat sekaligus sebagai masyarakat adat. Segala sesuatu yang ada dan dihadirkan dalam persekutuan penti dan Gereja menjadi perekat kohesi sosial manusia sebagai masyarakat adat sekaligus umat. Dalam konteks ini, keberadaan penti dan Gereja mampu membentuk pola pikir dan tingkah laku manusia terutama dalam upaya menjunjung tinggi keadilan, kedamaian dan kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Penti, Gereja, Persekutuan Penti, Persekutuan Gereja, Masyarakat Kaca-Manggarai dan Karya Pastoral Gereja
Subjects: 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 266 Misi Kristiani, misi Kristen
300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 14 Aug 2024 23:59
Last Modified: 14 Aug 2024 23:59
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2466

Actions (login required)

View Item View Item