SIE, Lambertus (2024) Kitaata dalam Ritus Reba sebagai Antropologi Orang Ngadha dalam Perbandingannya dengan Gereja sebagai Communio dan Relevansinya bagi Pengembangan Iman Umat Setempat. Masters thesis, IFTK LEDALERO.
Text
ABSTRAK.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (1MB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memahami reba sebagai ritus kebudayaan orang Ngadha dan narasi kitaata yang tertuang dalam ritus reba tersebut yang dimaknai sebagai antropologi orang Ngadha; (2) memahami konsep Gereja sebagai communio; (3) menjelaskan perbandingan kitaata sebagai antropologi orang Ngadha dengan konsep Gereja sebagai communio; (4) menemukan relevansi dari studi perbandingan ini bagi pengembangan iman umat di Ngadha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Berkaitan dengan metode penelitian itu, pertama-tama penulis membuat analisis kepustakaan melalui teks-teks budaya sebagai hasil kajian para peneliti terdahulu dan materi-materi yang mengulas seputar tema Gereja sebagai communio. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi partisipasi, wawancara secara mendalam baik pribadi maupun kelompok, dan FGD (Focus Group Discussion). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuat, beberapa kesimpulan bisa ditarik antara lain; pertama, dalam konsep kitaata terkandung nilai persekutuan dan kemanusiaan kolektif yang eksklusif dalam arti positif sekaligus inklusif yang bisa diperbandingkan dengan konsep Gereja sebagai communio. Dari hasil perbandingan itu dijumpai adanya beberapa perbedaan mendasar seperti dasar persekutuan, jangkauan persekutuan, pembagian peranan atau hierarki persekutuan, simbol atau tanda sebagai perekat persekutuan, dan gerakan atau cara berpikir tentang persekutuan. Sementara itu beberapa konsep persekutuan yang bisa dipertemukan dan penyelarasan konsep meliputi dasar persekutuan yang berdimensi religius, persekutuan yang melahirkan dimensi nilai atau cita rasa kemanusiaan, persekutuan dalam keanekaragaman, persekutuan yang melahirkan tanggung jawab, nilai persekutuan yang menjangkau nilai ekologis, dan nilai persekutuan atau relasi yang terus dibangun dengan orang yang meninggal. Kedua, berdasarkan perbandingan itu ditemukan sebuah model eklesiologi dalam perspektif orang Ngadha yaitu eklesiologi communio integralistik berdasarkan sumbangan persekutuan transendental dalam Allah Tritunggal dan konsep persekutuan yang memiliki nilai ekologis dalam kebudayaan Ngadha. Ketiga, Penemuan model eklesiologi dalam perspektif orang Ngadha ini memiliki relevansi bagi pengembangan iman umat melalui dialog antara iman dan kebudayaan yang harus terus berlanjut; katekese pengembangan iman umat dengan inspirasi nilai persekutuan dan kemanusiaan kitaata dan menjadikan nilai-nilai persekutuan dan kemanusiaan itu sebagai sarana transformasi kehidupan sosial-budaya. Keempat, berdasarkan keseluruhan analisis komparatif itu ditemukan sebuah model teologi kontekstual sebagai sumbangan bagi pengembangan teologi yakni teologi kontekstual yang inklusif.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Orang Ngadha, Kitaata, Reba, Gereja, Communio, Kemanusiaan Kolektif. |
Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 14 Aug 2024 23:52 |
Last Modified: | 14 Aug 2024 23:52 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2454 |
Actions (login required)
View Item |