Praktik Waja pada Masyarakat Rakalaba, Kabupaten Ngada dan Relevansinya bagi Masyarakat Rakalaba di Zaman Sekarang

YUNIARTO, Wilhelmus Yoseph (2024) Praktik Waja pada Masyarakat Rakalaba, Kabupaten Ngada dan Relevansinya bagi Masyarakat Rakalaba di Zaman Sekarang. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (704kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (421kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (472kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (530kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (396kB)
[img] Text
BAB V - DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (313kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji denda pada praktik waja yang masih berlaku di zaman sekarang serta relevansinya bagi kehidupan masyarakat Rakalaba. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Sejumlah penelitian ilmiah yang berkaitan dengan kebudayaan, moral, dan sosial. Instrumen pengumpulan data ialah wawancara dan studi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa denda pada praktik waja masih relevan dengan konteks hidup zaman sekarang. Pada hakikatnya, praktik waja bertujuan untuk memutus ikatan perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Waja dilihat sebagai sebuah tindakan pemberian sanksi kepada seseorang karena telah melakukan pelanggaran adat perkawinan seperti perselingkuhan, hamil di luar nikah, serta ketidakbersediaan salah satu pihak untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Proses pelaksanaan waja dipimpin oleh ulu nua atau pemuka kampung juga oleh mosa laki (ketua adat). Kemudian, para tokoh adat tersebut mendatangi kediaman orang yang melakukan pelanggaran dan menanyakan kesediaan pelaku untuk melanjutkan hubugan atau tidak wanita dari pihak korban. Apabila pelaku tidak ingin melanjutkannya, maka ia harus membayar sanksi atau waja. Sanksi tersebut berupa uang maupun hewan seperti kuda ataupun kerbau tergantung kesepakatan kedua belah pihak. Tujuan waja dimaksudkan sebagai pemulihan nama baik dan sebagai simbol perdamaian. Selain itu, melalui waja masyarakat dapat memetik sebuah pelajaran akan pentingnya suatu hubungan perkawinan dan tidak menjadikan perkawinan sebagai hal yang hanya ingin memuaskan hasrat semata. Waja juga memberikan efek jera kepada pelaku agar tidak melakukan hal yang sama. Waja mempunyai relevansi dengan kehidupan masyarakat Rakalaba. Praktik waja diharapkan mampu meminimalisir pelanggaran yang terjadi. Waja harus tetap eksis dan bersifat dinamis agar mampu beradaptasi dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Sifat dinamis inilah yang menjadi landasan agar waja kemudian tetap relevan di tengah perubahan zaman. Dengan demikian, kebudayaan mengambil peranan yang penting dan mempunyai relevansi dengan kehidupan Masyarakat pemeluk budaya.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Penilaian Kritis, Relevansi, Waja, Masyarakat Rakalaba.
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 06 Aug 2024 04:50
Last Modified: 06 Aug 2024 04:50
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2396

Actions (login required)

View Item View Item