Gerakan Kiri Tan Malaka dalam Memperjuangkan Merdeka Seratus Persen dan Desakan Melawan Neokolonialisme di Indonesia

BORUK, Alfonsius Hada (2024) Gerakan Kiri Tan Malaka dalam Memperjuangkan Merdeka Seratus Persen dan Desakan Melawan Neokolonialisme di Indonesia. Undergraduate thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ALFONSIUS HADA BORUK_Abstraksi.pdf

Download (75kB)

Abstract

Tulisan ilmiah ini memiliki beberapa tujuan, yakni: (1) menjelaskan penokohan Tan Malaka selama masa perjuangan mencapai kemerdekaan Indonesia di bawah cita-cita Merdeka Seratus Persen; (2) menguraikan gerakan-gerakan kiri Tan Malaka sebagai tokoh nasionalis-liberalis yang anti terhadap gerakan diplomasi dan kompromi dalam mencapai kemerdekaan; (3) menjelaskan fakta kolonialisme dan neokolonialisme di Indonesia; dan (4) menganalisis spirit gerakan kiri Tan Malaka dalam usaha melawan praktik neokolonialisme bagi masyarakat sipil di Indonesia. Penulis menemukan bahwa, praktik penjajahan di Indonesia pada masa lalu terjadi dalam dua bentuk yakni imperialisme oleh negara lain dan feodalisme oleh bangsawan pribumi. Praktik ini ditentang oleh Tan Malaka secara radikal sehingga membuatnya ditangkap, diawasi, dipenjara berkali-kali hingga dieksekusi. Namun Tan Malaka bukanlah seorang anarkis, melainkan tokoh kritis yang dimiliki bangsa Indonesia. Dengan gerakan kiri, ia menolak berdamai dan bekerja sama atau bahkan berunding dengan para penjajah. Ia lebih memilih perjuangan dengan kekuatan massa rakyat meskipun harus bertaruh nyawa. Menurutnya, kemerdekaan Indonesia haruslah diraih oleh perjuangan rakyat Indonesia sendiri, bukan atas hadiah dari para penjajah. Ternyata, praktik penjajahan yang ditentang Tan Malaka itu tidak berakhir dengan pengakuan atas kedaulatan Indonesia. Praktik itu justru berubah bentuk menjadi penjajahan baru (neokolonialisme) yang berkaitan dengan praktik dalam sistem pasar bebas (neoliberalisme dan kapitalisme) dan meluas kepada praktik KKN, perampasan hak atas tanah, pembatasan hak berserikat, berpendapat, dan beragama, serta praktik-praktik ketidakadilan lainnya. Lahirnya Omnibus Law, UU ITE, dan pengesahan aturan mengenai batas minimal usia calon presiden dan wakil presiden adalah bentuk neokolonialisme yang merusak demokrasi. Satu alasan neokolonialime ini terus berlangsung adalah kurangnya gerakan kiri dari kelompok oposisi. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat sipil khususnya kampus sangatlah diperlukan untuk menjalankan fungsi check and balance yang terkesan ditinggalkan oleh oposisi dalam pemerintahan atau parlemen. Adapun metode yang penulis gunakan dalam kajian ini adalah analitis-kualitatif. Dengan metode ini, penulis membaca sumber-sumber primer dari Tan Malaka sendiri serta penelitian tentangnya. Selain itu, penulis juga mendalami catatan dan analisis para pakar politik dan ekonomi yang tersebar dalam buku-buku, jurnal dan opini internet untuk memperluas kajian mengenai gerakan kiri Tan Malaka dan neokolonialisme. Pada akhirnya, penulis berpendapat bahwa gerakan kiri Tan Malaka dalam memperjuangkan Merdeka Seratus Persen pada masa lalu dapat menjadi spirit perjuangan oposisi dari masyarakat sipil pada masa ini untuk melawan neokolonialisme.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Gerakan Kiri, Merdeka Seratus Persen, Neokolonialisme
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 324 Proses politik
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 14 May 2024 01:22
Last Modified: 14 May 2024 01:22
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2253

Actions (login required)

View Item View Item