RAHO, Bernard (2022) Menjaga Keseimbangan Antara Aksi dan Kontemplasi- Renungaan Inspiratif Minggu Biasa ke 16,17/7/2022. [Video]
Video (Menjaga Keseimbangan Antara Aksi dan Kontemplasi- Renungaan Inspiratif Minggu Biasa ke 16,17 Juli 2022)
maxresdefault.jpg - Published Version Download (169kB) |
Abstract
MENJAGA KESEIMBAGAN AKSI DAN KOMTEMPLASI Pernah diceritakan tentang seseorang yang ingin sekali menjadi orang kudus. Menurut pikirannya, untuk menjadi kudus, dia harus menjadi pertapa di padang gurun. Di sana setiap hari dia dapat berdoa dan mendengarkan Firman Tuhan. Karena itu dia memutuskan untuk pergi ke padang gurun supaya dia bisa berdoa dengan tenang dan mendengarkan firman Tuhan. Pada suatu hari Tuhan berkata kepadanya supaya dia pergi ke kota yang terdekat dan mencari seorang tukang sepatu bernama Nasrudin dan coba tinggal dengan dia selama beberapa waktu. Dia tidak mengerti maksud Firman Tuhan itu tetapi karena diperintahkan demikian, dia pun berangkat ke kota dan mencari si tukang sepatu itu. Setibanya di rumah Nasrudin, dia diterima dengan baik dan tinggal bersama keluarganya. Keluarga Nasrudin sangat rukun. Mereka bekerja rajin dan tekun berdoa serta sering melakukan perbuatan amal. Para tetangga sangat senang dengan keluarga Nasrudin karena keluarga itu sering membantu orang yang susah. Pertapa itu sangat senang juga tinggal di tengah keluarga Nasrudin. Dia selalu diperhatikan dan anak-anaknya yang lucu-lucu senang bersendagurau dengan Nasrudin sehingga suasana terasa riang gembira. Sesudah beberapa hari tinggal di rumah Nasrudin, pertapa dengan berat hati pamit dari rumah Nasrudin dan kembali ke pertapaan di padang gurun. Setibanya di padang gurun, Tuhan bertanya bagaimana kesannya mengenai keluarga Nasrudin. Dengan spontan pertapa itu menjawab: “Suatu keluarga yang sungguh kudus”. Ternyata kekudusan tidak harus dicapai melalui kehidupan pertapaan atau kontemplasi melainkan juga melalui kehidupan yang aktif di tengah dunia. ********** Berbeda dengan pengalaman pertapa yang melihat kehidupan aktif sebagai sarana kekudusan, Yesus dalam Injil hari menegur Marta karena dia terlalu aktif tetapi kurang kontemplatif. Dia sibuk bekerja melayani Tuhan dan tidak punya waktu untuk mendengar Tuhan. Berbeda dengan Maria yang bersimpuh di kaki Tuhan dan mendengarkan firman-Nya. Apakah Yesus mau mengatakan aksi tidak penting? Tentu tidak. Yesus menghendaki supaya ada keseimbangan antara aksi dan kontemplasi. ********* Dalam Injil hari ini kita mendengar cerita tentang Yesus yang mengunjungi dua bersaudara Maria dan Marta. Keduanya adalah saudara Lazarus. Mereka tinggal di Betania yang letaknya tidak terlalu jauh dari Yerusalem. Dalam salah satu perjalanan itu Yesus singgah di rumah Marta dan Maria. Marta rupayanya sibuk dengan urusan di dapur sedang Maria duduk di kaki Yesus dan mendengarkan kata-kata-Nya. Marta mencela Maria saudaranya karena dia tidak membantunya dalam urusan dapur. Tampaknya Yesus tidak membenarkan Marta yang menegur Maria seperti itu. Dia pun berkata kepada Marta: “Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, padahal hanya satu saja yang perlu dan Maria telah memilih yang terbaik yang tidak dapat diambil dari padanya”. Dengan teguran itu Yesus mungkin mau mengatakan kepada Marta bahwa Dia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Tentang kesibukan Marta itu, Yesus juga pernah memperingatkan iblis yang menggodanya bahwa manusia bukan hidup dari roti saja melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Dengan alasan itu, Yesus menegur Marta tadi. Dengan teguran itu, Yesus tentu tidak mau merendahkan apa yang dikerjakan oleh Marta. Tetapi Marta terlalu sibuk dengan pekerjaan mengurus dapur dan tidak mempunyai waktu mendengarkan firman-Nya. ********* Orang bisa menjadi kudus dengan terlibat aktif dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan dunia ini untuk kemuliaan Allah dan kebaikan sesama manusia. Mereka bisa menjadi kudus sejauh mereka menganggap diri sebagai perpanjangan tangan Allah untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik demi kesejahteraan sesame manusia. Tetapi Injil hari ini menampilkan sisi lain dari kehidupan kita sebagai pengikut-pengikut Yesus yakni duduk di kaki Yesus dan mendengarkan Sabda-Nya. Kita Cuma aktif bekerja tetapi juga harus punya waktu untuk berdoa dan berada sendirian dengan Tuhan. Kiranya kebersamaan kita dengan Tuhan dalam doa dan meditasi hendaknya melahirkan karya-karya nyata bagi kepentingan banyak orang. Doa tanpa perbuatan adalah mati. Sebaliknya doa dan meditasi hendaknya meneguhkan kita untuk berbakti. Dengan kata lain doa dan kebaktian hendaknya menyatu di dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita. Amin.
Item Type: | Video |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Renungan Inspiratif, Renungan Katolik, Homili, Khotbah, Inspirasi, Minggu Biasa 16, Bernardus Raho |
Subjects: | 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Bernardus Raho |
Date Deposited: | 13 Mar 2024 00:08 |
Last Modified: | 13 Mar 2024 00:33 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2117 |
Actions (login required)
View Item |