Jika Kamu Tidak Bertobat Kamupun Akan Binasa, Renungan Inspiratif Minggu Prapaska 3, 20 Maret 2022.

RAHO, Bernard (2022) Jika Kamu Tidak Bertobat Kamupun Akan Binasa, Renungan Inspiratif Minggu Prapaska 3, 20 Maret 2022. [Video]

[img] Video (Jika Kamu Tidak Bertobat Kamupun Akan Binasa, Renungan Inspiratif Minggu Prapaska 3, 20 Maret 2022.)
maxresdefault.jpg - Published Version

Download (165kB)

Abstract

JIKA KAMU TIDAK BERTOBAT KAMUPUN AKAN BINASA! Santo Thomas Morus, pernah mempunyai seorang teman penjudi tukang judi. Berulang kali Thomas Morus mendesak temannya itu untuk bertobat dan berbalik kepada Allah. Namun setiap kali, temannya itu menjawab: “Oh… tidak apa-apa. Paling-paling nanti sebelum meninggal saya akan mengucapkan tiga kata:’Tuhan ampunilah saya’ dan sesudah itu saya akan diselamatkan. Jadi, teman tidak perlu terlalu mencemaskan saya,” katanya kepada Thomas Morus. “Baiklah”, kata Thomas Thomas Morus, “Terserah kamu.” Pada suatu hari keduanya pergi berburu dengan berkuda. Di suatu tempat, mereka harus melewati sebuah jembatan yang agak sempit dengan beberapa kayu palang di atasnya. Setiap orang yang melewati jembatan itu harus menundukkan kepala agar tidak terjatuh ke dalam jurang. Thomas Morus bisa melewati jembatan dengan hati-hati dan selamat. Tetapi temannya berlari terlalu kencang sehingga kurang memperhatikan kayu palang yang ada di atasnya. Ia pun terjatuh. Sebelum terjatuh, dia memang sempat mengucapkan tiga kata, tetapi bukannya “Tuhan ampunilah aku”, melainkan “Setan, kurang ajar.” Dia mati dalam keadaan berdosa karena tidak sempat bertobat. ********* Jika kamu tidak bertobat, kamupun akan binasa! Demikian cuplikan Injil hari ini. Sebagaimana kita dengar, Injil berceritera tentang beberapa orang yang datang kepada Yesus dan membawa berita mengenai kematian yang mengerikan dari sejumlah orang Galilea. Mereka dibunuh oleh Pilatus dan darah mereka dicampurkan dengan darah binatang yang mereka kurbankan. Peristiwa tersebut sungguh merupakan suatu penghinaan terhadap martabat manusia. Orang-orang itu melaporkan peristiwa tersebut kepada Yesus. Alasan mengapa mereka menyampaikan berita itu kepada Yesus tidak dikatakan. Apakah supaya Yesus bereaksi dan mengambil sikap politik tertentu? Ataukah supaya Yesus mengutuk tindakan Pilatus itu dan menggerakkan massa guna melakukan protes? Injil hari ini tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yesus tidak memberikan jawaban yang bernada politis. Sebaliknya, Dia memberikan jawaban bersifat religius dan teologis. Dia menentang pandangan teologis waktu itu yang mengatakan bahwa orang yang mengalami kematian tragis seperti itu pastilah orang yang telah melakukan dosa berat. Pandangan seperti itu ada juga di dalam masyarakat kita. Pada zaman dulu orang-orang Flores percaya bahwa orang-orang yang mengalami kematian yang tidak wajar pastilah orang-orang yang telah melakukan kesalahan-kesalahan besar dalam hidup atau karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Tetapi Yesus menolak pandangan seperti itu. Malapetaka tidak boleh dihubungkan begitu saja dengan dosa yang dibuat. Malapetaka dan dosa adalah dua hal yang berbeda. Menurut Yesus, malapetaka yang sesungguhnya bisa terjadi kalau orang tidak bertobat dari dosa-dosanya. Kematian orang-orang Galilea itu merupakan salah satu contoh. Mereka sudah tahu bahwa orang Roma sangat kejam terhadap pemberontakan. Mengapa mereka tetap memberontak dan tidak mau bertobat yakni berhenti berperang sebagai satu jalan alternatif? Karena mereka tidak bertobat, maka mereka mengalami kematian yang sangat mengerikan. Andaikata mereka bertobat dan tidak memberontak, niscaya mereka tidak akan mengalami nasib menggenaskan seperti itu. Tetapi sayang, mereka tidak bertobat dan karena itu mereka binasa. Oleh sebab itu, Yesus menyerukan pentingnya pertobatan. “Jika kamu tidak bertobat, maka kamupun akan binasa.” ********* Teman dari Thomas Morus di dalam ceritera tadi mengira bahwa dia masih mempunyai waktu untuk bertobat sebelum dia meninggal. Ternyata tidak karena dia meninggal dalam sebuah kecelakaan. Orang-orang Galilea yang darahnya dicampur Pilatus dengan darah hewan korban yang mereka persembahkan juga tidak menyiapkan kematian mereka dengan baik akibat pemberontakan yang mereka lakukan. Demikianpun para korban yang tertimpa menara di kolam Siloam. Kematian ternyata datang lebih awal dari pada yang mereka duga. Adakah dari antara mereka yang sungguh-sungguh siap? Mungkin tidak. Belajar dari mereka, kitapun diajak untuk senantiasa waspada dan berjaga-jaga melalui pertobatan yang terus-menerus karena kita tidak tahu kapan Tuhan datang. Tuhan memberkati kita. Amen.

Item Type: Video
Uncontrolled Keywords: Renungan Inspiratif, Renungan Katolik, Homili Katolik, Khotbah Katolik, Renungan Prapaska 3, Katolik, MInggu Prapaska
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 202 Ajaran
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Bernardus Raho
Date Deposited: 13 Mar 2024 00:03
Last Modified: 13 Mar 2024 00:43
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2098

Actions (login required)

View Item View Item