Bebaskan Indonesia Dari Nepotisme Vulgar

JEBADU, Alexander (2024) Bebaskan Indonesia Dari Nepotisme Vulgar. Media Indonesia.

[img] Text
132 NEPOTISME VULGAR 25 Feb 2024.pdf

Download (320kB)

Abstract

Presiden Jokowi sedang mendemontrasikan dengan tahu dan mau sebuah nepostime yang sangat vulgar, kasar, kasat mata, tak sopan dan tak bermoral. Juga tanpa rasa malu seperti jika Wakil Presiden Maruf Amin saat pidato Perayaan Imlek 10/2/2024 di luar teks pidato resmi dari Kementerian Sekretaris Negara: “[Kita] malu bila tidak tahu malu, menjadikan orang tidak menanggung malu…. Seorang yang memiliki rasa malu akan takut melakukan tindak yang tidak sesuai norma [hokum dan undang-undang], nilai dan etika.” Wah, kalua kita sudah tidak tahu malu, maka sebenarnya kita sudah tidak beda dengan sapi atau kambing atau ayam. Tapi hal itu bisa saja terjadi. Jika urat malu sudah tidak ada, aib apa pun akan dikerjakan dengan bangga di depan publik tanpa sedikit pun rasa bersalah. Tak pelak lagi, nepostime Jokowi ini adalah perbuatan sangat tercela secara moral. Nepostisme ini melawan prinsip bangsa beradab yang menjunjung tinggi kesamaan hak setiap warga negara dan kesamaan derajat di hadapan hukum. Ia juga bertentangan dengan prinsip meritokrasi (meritocracy) di mana orang seharusnya mendapat upah dan jabatan apa saja karena prestasinya sendiri dan bukan diberi karena hak istimewa pilih kasih yang nepotis. Nepotisme juga menghancurkan persaudaraan seluruh rakyat Indonesia sebagai satu keluarga dan satu bangsa dari Sabang sampai Marauke. Lebih dari itu, nepotisme juga sangat merugikan kehidupan politik dan kehidupan berdemokrasi karena beberapa kecenderungan watak nepotisme itu sendiri. Salah satu watak eksklusif nepotisme ialah mempersulit terciptanya tata kelola kepemerintahaan yang baik (good governance) karena kelompok yang mempraktikkan nepotisme cenderung tertutup serta tidak mudah dimonitor dan diawasi. Ketertutupan itu sendiri sudah bertentangan dengan prinsip “kesempatan yang sama” (equal opportunity) untuk melakukan partisipasi politik secara terbuka karena peran-peran tertentu dalam kepemerintahan sudah diblokir untuk anggota kelompok sendiri (in-group) yang menikmati hak-hak istimewa. Dengan tertutupnya partisipasi politik seperti ini, baik dalam birokrasi maupun dalam kehidupan berpolitik di Indonesia, maka amat sulit bagi kita untuk mendapatkan tenaga-tenaga terbaik dalam menjalankan tugas negara karena mereka sudah tersingkir secara alamiah dari pola perekrutan yang berlangsung tertutup. Selain itu, nepotisme akan terus berusaha melestarikan kepentingan pribadi (vested interest) dari kelompoknya dengan mengorbankan kepentingan publik dan kemajuan umum.

Item Type: Article
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Mr Alexander Jebadu
Date Deposited: 12 Mar 2024 23:59
Last Modified: 12 Mar 2024 23:59
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/2079

Actions (login required)

View Item View Item