MADUNG, Otto Gusti Ndegong (2016) Toleransi dan Diskursus Post-Sekularisme. Jurnal Ledalero, 15 (2). pp. 305-322. ISSN 2503-4316
Text
39 - Published Version Download (26kB) |
Abstract
Tulisan ini memperkenalkan dua jenis toleransi yakni toleransi pasif dan toleransi aktif atau autentik. Toleransi pasif bersifat vertikal dan tampak dalam sikap terpaksa membiarkan yang lain hidup karena realitas sosial yang plural. Di sini toleransi adalah hadiah dari penguasa dan setiap saat dapat dicabut kembali jika kaum minoritas melanggar sejumlah ketentuan. Toleransi aktif atau autentik mengiakan hak hidup atau keberadaan, kebebasan dan kehendak yang lain sebagai yang lain untuk berkembang. Prinsip toleransi ini sesuai dengan kondisi masyarakat demokratis dan plural kontemporer yang diwarnai potensi konflik lantaran perbedaan konsep good life. Tulisan ini akan menunjukkan bahwa konsep toleransi autentik merupakan konsep yang cocok dengan kondisi masyarakat post-sekular yang ditandai dengan menguatnya peran publik agama- agama.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Toleransi pasif, toleransi aktif, sekularisasi, postsekularisme,nalar publik, agama |
Subjects: | 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan) |
Divisions: | 75201 Ilmu Filsafat |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 02 Dec 2020 04:02 |
Last Modified: | 08 May 2024 04:08 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/202 |
Actions (login required)
View Item |