OLEH: Antonius Mbukut
(Dosen IFTK Ledalero)
Latar Masalah
Menjelang pesta demokrasi tahun 2024, banyak orang sudah berusaha tampil ke publik untuk mempromosikan diri sebagai calon pemimpin terbaik bagi negeri ini. Mereka berusaha menampilkan diri sebagai figur yang pantas untuk dipilih oleh rakyat.
Berbagai slogan menarik, seperti “Orang Muda Pembawa Perubahan” atau “lanjutkan!”, tertera di setiap foto para calon guna menarik simpati rakyat. Namun sayang slogan hanyalah slogan. Sejak dulu semua calon membuat slogan yang hampir sama, tetapi setelah menduduki kursi kekuasaan, slogan yang tertera di foto ketika masih berstatus sebagai calon hanya tinggal sebagai bingkai foto.
Banyak pemimpin yang setelah terpilih justru terjebak nafsu kekuasaan dan uang. Yang diutamakan bukan kepentingan rakyat, tetapi kepentingan untuk melanggengkan kekuasaan. Cita-cita perubahan hanya menjadi sebuah utopia. Yang terjadi malah banyak yang terjerat kasus korupsi. Realitas ini melahirkan ketidakpercayaan serentak pertanyaan: “Bagaimana sebenarnya pemimpin ideal yang seharusnya memimpin negara ini?”
Pandangan Plato
Plato, dalam dialog Politeia, berbicara tentang suatu negara ideal. Pemikiran tentang negara ideal ini tidak terlepas dari konteks sejarah negara Athena, yang pada masa itu sedang berada dalam proses kehancuran akibat ulah para pemimpin yang rakus dan oleh sebab itu amat jahat. Mereka adalah para pemimpin yang tidak mengenal pengetahuan yang sebenarnya.
Para pemimpin itu memerintah secara immoral. Mereka menindas rakyat. Yang mereka kejar adalah kepuasan nafsu. Namun, menurut Plato, meskipun mereka berada di puncak kekuasaan, sesungguhnya mereka telah menjadi mangsa hawa nafsu mereka sendiri. Pada hakikatnya mereka menderita sama seperti rakyat yang mereka pimpin.
Keadaan mereka semakin lama semakin menyedihkan karena mereka tak pernah puas dalam memenuhi tuntutan nafsu mereka sendiri. Mereka hidup dengan penuh kekhawatiran, kecurigaan, dan ketakutan, sehingga akhirnya mereka tidak dapat mempercayai siapa saja. Mereka mencurigai semua orang yang berada di sekitar mereka.
Mereka tidak dapat makan dan minum dengan tenang karena takut diracuni. Mereka tidak dapat tidur karena takut dibunuh secara tiba-tiba. Karena mereka tidak dapat bergerak secara leluasa, mereka lalu berupaya membatasi keleluasaan gerak semua orang. Mereka bertindak sewenang-wenang dengan dalih demi keamanan dan kepentingan umum, padahal sebenarnya, demi keamanan dan kepentingan mereka sendiri.
Gagasan Plato untuk menciptakan suatu negara ideal, tidak lain dari suatu negara yang bebas dari penguasa dan para pemimpin yang rakus dan jahat. Dalam negara ideal Plato, semua orang harus hidup dengan moralitas yang baik dan terpuji.
Oleh karena itu, menurut Plato, suatu negara yang ideal mesti dipimpin oleh seorang filsuf-raja. Filsuf secara sederhana berarti orang yang mencintai kebijaksanaan. Dengan demikian, sebuah Negara yang ideal mesti dipimpin oleh orang yang mencintai kebijaksanaan.
Artikel Terkait
Wajib Tahu!! Ini Dia 4 Tanda Pasanganmu Tak Setia, Nomor 2 Paling sering Terjadi
Mengejutkan! God of War Ragnarok Dihujani Pujian Positif Bukan Hanya dari Sisi Penjulan
Shakira Rilis Lagu untuk Mengecam Gerard Pique dan Pacar Barunya!! Begini Liriknya
Menjelang Imlek; Berikut Daftar Hiasan Imlek 2023 yang Dapat Dipercaya Membawa Keberuntungan
Masuki Tahun Politik, Presiden Jokowi Dorong untuk Jaga Stabilitas Politik dan Keamanan
PPG Dalam Jabatan Akan Segera Dibuka, Guru Non Sertifikasi Pahami Hal ini
Berikut Formasi CPNS Untuk Lulusan SMA, Buruan Cek di sini
Pemerintah Sebut Pengangkatan Guru Honorer Kemenag Bukan Wewenang Sekolah
Kepastian RUU ASN Serta Permasalahan Pensiun Dini
Dana Bos Naik, Cek Kategori Penerimanya