KLAU, Adrianus (2023) Matamusan Dalam Adat Wesei-Wehali Dan Kaitannya Dengan Kesinambungan Kekerabatan Keluarga Dan Sumbangannya Untuk Karya Pastoral. Masters thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (825kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (426kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (513kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (522kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (515kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (342kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (405kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (1MB) |
Abstract
Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengangkat sumbangan praktik matamusan terhadap karya pastoral Gereja Katolik. Dalam kaitannya dengan tujuan penulisan, penulis melihat bahwa praktik kultural matamusan yang dilaksanakan oleh masyarakat adat Wesei-Wehali di kabupaten Malaka, mengandung nilai-nilai yang relevan dengan upaya kontekstualisasi yang digaungkan Gereja Katolik dalam Konsili Vatikan II. Kontekstualisasi itu sendiri berarti penerjemahan suatu ajaran ke dalam konteks kehidupan. Tradisi matamusan adalah sebuah praktik kultural masyarakat adat Wesei- Wehali yang mendiami sebagian wilayah Kabupaten Malaka. Praktik matamusan bertujuan mempererat hubungan antar dua rumpun keluarga yang terikat dalam perkawinan. Sebagai masyarakat adat yang menganut sistem kekerabatan matrilineal, masyarakat Wesei-Wehali melihat tradisi matamusan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali rumpun keluarga laki-laki. Cara yang dilakukan adalah dengan melepas salah seorang anak untuk kembali kepada rumpun keluarga laki-laki atau ayah pada waktu ia meninggal dunia. Tulisan ini menggunakan metode kepustakaan dengan cara mengolah bahan-bahan yang berkaitan dengan judul penelitian serta metode wawancara dengan beberapa narasumber. Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah praktik matamusan merupakan sebuah momen penting pemberian seorang anak kepada keluarga ayah demi mempertegas hubungan kekerabatan. Hubungan kekerabatan yang dihayati oleh masyarakat Wesei-Wehali bersifat ikatan kekal. Selain itu, praktik matamusan, akan mengikat kedua rumpun keluarga besar baik dari pihak istri maupun suami. Lebih dari itu, matamusan yang sudah dipilih akan memiliki tugas dan tanggung jawab yang lebih besar dalam menuntun dan mengayomi masyarakat Wesei-Wehali untuk menghidupkan nilai-nilai kemanusiaan agar terhindar dari berbagai bentuk perpecahan baik yang datang dari dalam, maupun dari luar masyarakat setempat. Selain itu, praktik kebudayaan yang terus dihidupi akan berdampak pada transformasi bentuk dan polah tingkah laku maupun kepribadian seseorang yang hidup di dalam konteks kebudayaan yang sama. Melalui nilai-nilai penting yang terkandung di dalam kebudayaan tersebut, masyarakat akan disadarkan dan dituntut untuk menjalankannya sebagai bentuk ketaatannya.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Matamusan, Wesei-Wehali, kekerabatan dan karya pastoral |
Subjects: | 200 – Agama > 250 Orde-orde keagamaan dan Gereja setempat > 253 Kantor dan pekerjaan pastoral (teologi pastoral) 300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 27 Jul 2023 04:10 |
Last Modified: | 27 Jul 2023 04:10 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1741 |
Actions (login required)
View Item |