Mitos Dua Nalu Pare Sebagai Ilham Bagi Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Hidup Dewasa Ini

HARISNO, Daniel (2023) Mitos Dua Nalu Pare Sebagai Ilham Bagi Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Hidup Dewasa Ini. Masters thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (488kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (200kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (312kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (350kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (310kB)
[img] Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (226kB)

Abstract

Karya tulis ini merupakan kombinasi antara refleksi dan tawaran praktis bagi setiap orang untuk menata kembali hubungannya dengan alam. Hal ini penting karena ada beberapa tantangan yang mesti di atasi saat ini. Tantangan pertama adalah kerusakan lingkungan hidup yang berdampak langsung pada seluruh segi kehidupan mulai dari bidang kesehatan, sosial, ekonomi, lingkungan sampai religius. Dalam bidang kesehatan, dampak langsung kerusakan lingkungan hidup dapat dilihat dari munculnya berbagai macam penyakit yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup, sedangkan dalam bidang ekonomi, kerusakan lingkungan hidup dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi pangan sebagai akibat gagal panen. Resiko selanjutnya ialah apabila produksi melambat, maka ketimpangan sosial pun akan semakin meningkat. Demikian pula, kerusakan lingkungan hidup dapat menyebabkan terganggunya ekosistem dan membuat nilai yang seharusnya ada di dalam tata ciptaan menjadi turun. Tantangan kedua ialah kerusakan lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini membuktikan bahwa manusia telah gagal menjaga dan melestarikan alam. Berkaitan dengan itu, aneka persoalan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi dewasa ini tentunya tidak terlepas dari kekeliruan antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai aktor utama di hadapan realitas alam seluruhnya. Kekeliruan cara pandang antroposentris seperti ini telah menyebabkan penghargaan manusia terhadap alam menjadi berkurang. Apalagi ditambah dengan merasuknya paradigma sains dan teknokrasi yang bersifat materialis dan pragmatis di dalam alam pemikiran manusia telah menyebabkan juga manusia semakin sulit mengenali lingkungan hidup dalam ekspresinya yang penuh dalam ruang dan waktu. Keadaannya menjadi semakin parah lagi tatkala sistem ekonomi kapitalisme yang hanya berorientasi pada keuntungan ekonomis diadopsi, sehingga menyebabkan manusia semakin merasa berhak menuntut korban dari alam lingkungannya. Kalau demikian, dalam menghadapi kerusakan lingkungan hidup dan dampak-dampaknya, alangkah baiknya untuk menyambut karunia harapan yang berasal dari mitos Dua Nalu Pare. Harapan itu adalah di dalam mitos Dua Nalu Pare terdapat makna dan nilai-nilai ekologis yang dapat membantu setiap orang untuk menyusuri persolan-persoalan lingkungan hidup. Seturut mitos ini, orang perlu menyambut nilai sakralitas alam, kasih, menghargai kehidupan, dan solidaritas dengan menjaga dan memperhatikan satu sama lain di antara setiap unsur-unsur dalam lingkungan hidup. Hal tersebut dikarenakan setiap bentuk kehidupan yang ada saling terkait satu sama lain dan keberlangsungan makhluk hidup bergantung pada daur kehidupan alam yang terdiri dari kelahiran, pengembangan hidup, kematian, kelahiran dan seterusnya yang juga sudah selalu bergantung pada peran keilahian. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan, yakni: menghimpun informasi dari masyarakat, buku-buku, dan media sosial yang secara signifikan membahas mitos Dua Nalu Pare dan persoalan-persoalan ekologis, akhirnya karya tulis ini sampai pada refleksi dan tawaran praktis, yakni: membangun pola hidup baru yang berkesadaran ekologis. Pola hidup baru ini berhubungan dengan perubahan cara pandang, cara sikap, dan cara bertingkah laku agar lebih sesuai dan selaras dengan alam. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat alam bukan saja dari aspek material fisis, tetapi juga memperhitungkan aspek spiritualnya. Hal ini akan melindungi manusia dari sikap superioritas terhadap alam. Selain itu, agar perubahan tersebut juga dapat berbuah cinta kasih terhadap bumi, maka orang perlu mengalihkan kecenderungan antroposentris dengan sikap kepedulian terhadap alam yang ditujukan dengan bekerja secara terbatas saja dan menggantikan obsesi konsumtif dengan kesederhanaan dan kemurahan hati. Orang juga perlu mengalihkan kecenderungan materialis dan pragmatis dengan keramahan terhadap alam supaya berbuah penghargaan terhadap kehidupan. Perubahan sikap semacam ini dapat ditunjukkan dengan mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpihak pada kehidupan. Sementara itu, agar menghasilkan buah solidaritas terhadap alam, orang mesti mengalihkan orientasi kapitalisme yang hanya mengejar keuntungan ekonomis dengan sikap tanggung jawab terhadap keutuhan alam. Itu dapat dilakukan dengan cara beralih ke pola produksi yang berbasis pada permintaan dan lingkungan hidup.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Lingkungan hidup, mitos, Dua Nalu Pare, antroposentris, sains dan teknokrasi, kapitalisme, sakralitas, menghargai, kasih, solidaritas, respek, peduli, tanggung jawab, ramah
Subjects: 200 – Agama > 200 Agama > 201 Mitos keagamaan dan teologi sosial
600 – Teknologi (Ilmu Terapan) > 630 Pertanian > 634 Perkebunan, buah-buahan dan ilmu kehutanan
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 27 Jul 2023 01:58
Last Modified: 27 Jul 2023 01:58
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1736

Actions (login required)

View Item View Item