Peo Sebagai Simbol Persatuan Masyarakat Ngorabolo

GHONO, Adrianus (2020) Peo Sebagai Simbol Persatuan Masyarakat Ngorabolo. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
ADRIANUS GHONO 16.75.5804.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Kebudayaan dan manusia adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena tidak ada manusia tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat pendukung. Kebudayaan hadir dalam wujud ide, gagasa, nilai, norma, aktivitas yang berpola, dan dalam benda-benda atau artifak untuk mendukung kehidupan manusia dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sebuah kebudayaan selalu hadir dengan kekhasan dan keunikannya masing-masing. Kekhasan dan keunikan ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang berguna bagi pengembangan kebudayaan dan pembangunan manusia. Peo sebagai simbol persatuan masyarakat Ngorabolo merupakan sebuah kajian yang menarik untuk diteliti. Peo merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat Ngorabolo. Peo menghadirkan beberapa nilai yaitu kebijaksanaan, keadilan, kebersamaan, gotong royong, dan kerja sama. Hal ini membuat peo memiliki pengaruh yang kuat dan sentral dalam kehidupan masyarakat Ngorabolo. Sejak zaman dahulu, peo disepakati sebagai simbol persatuan masyarakat Ngorabolo. Peo membawahi seluruh suku yang ada di kampung Ngorabolo dan merangkul seluruh masyarakat dalam satu persekutuan yang berlandaskan persatuan. Peo merupakan perwakilan seorang pribadi yang adalah seorang pemimpin masyarakat Ngorabolo. Sebagai seorang pemimpin, peo hadir untuk merangkul, mengayomi, dan mempersatukan seluruh masyarakat dalam satu kesatuan. Selain itu, peo juga merupakan satu simbol yang menyatakan legalitas hukum adat dan tanah ulayat. Dalam kaitan dengan ini, masyarakat Ngorabolo secara independen sudah mandiri dengan tata hukum adat sendiri dan memiliki tanah sendiri. Kehadiran peo menyatukan masyarakat dalam melindungi tanah yang telah diwariskan leluhur sehingga orang luar tidak dapat mengambil tanah di wilayah kampung Ngorabolo. Kehadiran peo sebagai simbol persatuan juga terungkap dalam proses pengerjaan peo. Dalam proses pengerjaan, semua masyarakat dipertemukan dari tahap awal hingga tahap akhir. Hal ini memperkuat ikatan emosional masyarakat sehingga ada rasa keterikatan dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Masyarakat bekerja sama, gotong royong, dan bahu membahu dalam satu kesatuan membangun monumen peo. Dalam hal ini membangun peo berarti menghadirkan kembali leluhur di tengah kampung Ngorabolo. Peo merupakan monumen bersama dan milik masyarakat Ngorabolo. Rasa memiliki peo sebagai perwakilan leluhur telah mempersatukan masyarakat dalam proses pengerjaannya. Selain itu, peo juga hadir untuk mempersatukan masyarakat Ngorabolo dengan leluhur, karena peo sendiri adalah perwakilan leluhur. Peo juga hadir sebagai perantara masyarakat dengan Wujud tertinggi yang adalah Tuhan. Peo hadir sebagai media yang menyampaikan permohonan kepada Tuhan agar senantiasa memberkati masyarakat Ngorabolo dalam karya dan agar tetap hidup bersatu. Peo sebagai simbol persatuan terungkap dalam kesepakatan bersama, dalam proses pengerjaan, dan dalam ritus pengerjaan monumen peo. Nilai persatuan ini kemudian menjiwai seluruh masyarakat Ngorabolo sehingga masyarakat Ngorabolo tetap bersatu dan tetap menjaga serta melestarikan peo sebagai simbol persatuan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Peo, simbol, persatuan, kebudayaan
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 306 Kultur, ilmu budaya, kebudayaan dan lembaga-lembaga, institusi
300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 09 Nov 2020 00:25
Last Modified: 08 Dec 2022 00:49
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/154

Actions (login required)

View Item View Item