Bisnis Prostitusi dalam Perspektif Hannah Arendt tentang Banalitas Kejahatan

SIE, Lambertus (2020) Bisnis Prostitusi dalam Perspektif Hannah Arendt tentang Banalitas Kejahatan. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
BISNIS PROSTITUSI DALAM PERSPEKTIF HANNAH ARENDT TENTANG BANALITAS KEJAHATAN - SKRIPSI - LAMBERTUS SIE.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: pertama, menganalisis fenomena bisnis prostitusi dalam perspektif Hannah Arendt tentang banalitas kejahatan. Kedua, mengaplikasikan konsep Hannah Arendt tentang kemampuan berpikir sebagai salah satu upaya untuk mengatasi berbagai tindakan kejahatan yang banal, secara khusus bisnis prostitusi yang justru berakar pada ketidakmampuan berpikir seseorang. Objek kajian dari penulisan skripsi ini adalah bisnis prostitusi dalam corak pemikiran Hannah Arendt tentang banalitas kejahatan. Metode yang digunakan ialah analisis data sekunder. Penulis mengkaji data-data tekstual dari sumber-sumber kepustakaan dan memberi analisis atasnya. Penulis mempelajari dan mendalami pemikiran Hannah Arendt tentang banalitas kejahatan dan bisnis prostitusi dari pelbagai buku dan jurnal ilmiah serta pelbagai sumber pustaka lain. Beberapa di antara buku referensi penulisan ini adalah karya Hannah Arendt sendiri. Selain karya Arendt, penulis juga memperkaya pemahaman tentang Arendt dari beberapa buku dan artikel yang berbicara tentang banalitas kejahatan menurut Hannah Arendt dan bisnis prostitusi. Berdasarkan hasil kajian penulis disimpulkan bahwa menurut Hannah Arendt, banalitas kejahatan terjadi karena ketidakmampuan berpikir seseorang atau dengan kata lain ketidakmampuan berpikir mengantar orang menjadi pelaku kejahatan yang banal. Banalitas kejahatan yang disebabkan karena ketidakmampuan berpikir ini membuat seseorang merasa bahwa tindakannya merupakan hal yang biasa atau lazim dan karena itu bukanlah sesuatu yang jahat. Tindakan kejahatan yang menjadi banal itu dimengerti ketika dikonfrontasikan dengan kondisi dunia yang tidak manusiawi. Kondisi seperti itulah yang dinamakan worldlessness. Hannah Arendt menyebut Eichmann sebagai seorang pelaku kejahatan yang banal karena Eichmann tidak mampu untuk berpikir ketika berhadapan dengan kondisi yang tidak manusiawi (rezim totalitarianisme Nazi). Refleksi Arendt tentang banalitas kejahatan itu menjadi kecamata berpikir bagi penulis untuk menganalisis fenomena praktik bisnis prostitusi. Dalam analisis itu penulis akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa para PSK yang juga termasuk pelaku bisnis prostitusi itu adalah orang-orang yang banal. Letak kebanalan mereka yaitu pada ketidakmampuan berpikir mereka ketika dihadapkan pada fenomena praktik bisnis prostitusi yang mereka lakukan. Keterlibatan mereka dalam praktik bisnis prostitusi itu berada dalam sistem kapitalisme yang telah menjadikan prostitusi itu sebagai sebuah bisnis. Mereka terlibat dalam bisnis prostitusi dengan mengikuti logika bisnis kapitalis yang mereduksi tubuh hanya sebagai komoditi yang mampu mendatangkan keuntungan atau profit. Karena ketidakmampuan berpikir itu mereka tidak mampu melihat dampak-dampak negatif baik itu yang terjadi baik bagi orang lain maupun bagi diri mereka sendiri, yang akan muncul karena praktik seksual seperti itu. Praktik prostitusi yang disebabkan justru karena ketidakmampuan berpikir seseorang ketika berhadapan dengan logika bisnis kapitalisme, untuk mengatasinya pertama-tama sangatlah urgen untuk mengusung kemampuan berpikir dalam menghadapi kondisi seperti itu. Kemampuan berpikir yang dimaksudkan di sini yaitu kemampuan berpikir kritis, reflektif dan representatif. Berpikir kritis berarti mengambil jarak dengan peristiwa yang dialami dan kemudian membuat penilaian secara tepat untuk menguji berbagai pandangan yang keliru dan tidak masuk akal. Berpikir reflektif berarti kembali ke dalam diri atau berdialog dengan diri sendiri dan kemudian berani mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan hati nurani. Sedangkan berpikir representatif berarti bisa membayangkan dan mengantisipasi akibat-akibat negatif dari sebuah tindakan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain terutama para korban. Dengan kemampuan berpikir seperti ini seseorang tidak akan mudah terjerumus dalam praktik kejahatan prostitusi

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Banalitas kejahatan, prostitusi, Pekerja Seks Komersil, kapitalisme, bisnis, berpikir kritis, berpikir representatif, berpikir reflektif dan dialogis
Subjects: 300 – Ilmu Sosial > 320 Ilmu politik > 320 Ilmu politik (politik dan pemerintahan)
300 – Ilmu Sosial > 360 Permasalahan dan kesejahteraan sosial > 363 Masalah dan layanan, kesejahteraan sosial lainnya
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 07 Nov 2020 03:47
Last Modified: 22 Dec 2022 05:38
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/149

Actions (login required)

View Item View Item