Keharusan Yesus Berada di Dalam Rumah Bapa Dalam Lukas 2:41-52 Sebagai Inspirasi Bagi Anak-Anak Dalam Perjuangan Untuk Memperoleh Kebahagiaan

SELVIANA, Maria (2020) Keharusan Yesus Berada di Dalam Rumah Bapa Dalam Lukas 2:41-52 Sebagai Inspirasi Bagi Anak-Anak Dalam Perjuangan Untuk Memperoleh Kebahagiaan. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
MARIA SELVIANA (14.75.5523).pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Kebahagiaan dan keharmonisan dalam keluarga merupakan impian dari setiap keluarga. Berbagai cara dapat ditempuh untuk memperoleh kebahagiaan tersebut. Salah satu hal yang dapat membawa kebahagiaan dalam keluarga yaitu kehadiran anak-anak. Orangtua berbahagia ketika melihat anak-anaknya mulai bertumbuh dan berkembang. Karena kehadiran anak-anak membawa warna baru dalam keluarga, maka hampir semua orangtua menginginkan kehadiran mereka di dalam keluarga. Orangtua sebagai pendidik pertama dan utama hendaknya memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya. Tanggung jawab orangtua tidak sekadar menghadirkan anak dalam keluarga tetapi harus memberikan pendidikan, kasih sayang dan kenyamanan di dalam rumah. Hal-hal positif yang dilakukan orangtua akan menjadikan anak-anak sebagai pribadi yang baik dan akan memperoleh masa depan yang cerah. Namun pada kenyataannya ada orangtua yang melakukan hal-hal yang menyimpang dari tugas dan tanggungjawabnya sebagai orangtua. Kesibukan di luar rumah seperti pekerjaan membuat orangtua melupakan tanggungjawabnya. Pendidikan bagi anak-anak diserahkan sepenuhya kepada pihak sekolah. Tumbuh kembang anak-anak tidak diperhatikan dengan baik sehingga perilaku-perilaku menyimpang pun masuk dalam kehidupan anak-anak. Anak-anak tidak merasa senang berada di rumah dan lebih sering berada di luar rumah bersama orang lain yang belum tentu membawa hal positif bagi mereka. Anak-anak tidak lagi menghormati dan menghargai orangtua. Rasa cinta kepada orangtua pelan-pelan mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Mereka tidak memiliki sesuatu yang menjadi tujuan dalam hidup seperti cita-cita dan kebahagiaan dalam hidup.Akhirnya tidak sedikit anak-anak yang masuk dalam pergaulan bebas dan menghancurkan masa depannya sendiri. Berbicara tentang anak-anak, penginjil Lukas mengisahkannya dengan sangat baik. Kisah tentang masa kanak-kanak Yesus diceritakan oleh Lukas dengan baik sehingga diharapkan dapat menarik anak-anak untuk membacanya dan menjadikan Yesus sebagai tokoh utama dalam hidup mereka. Lukas adalah seorang penulis yang berpendidikan tinggi, berbakat, memiliki komposisi tulisan yang pendek, jelas dan mudah dimengerti. Oleh karena itu tulisan Lukas dalam injilnya sangat baik bagi anak-anak khususnya tentang perjuangan Yesus untuk tetap berada di dalam rumah Bapa-Nya dalam Luk. 2:41-52. Selain itu, penginjil Lukas pun memberikan perhatian lebih kepada orang-orang yang dicap kafir, kaum miskin yang diperlakukan tidak adil dan orang-orang yang hak-haknya dilecehkan. Kisah tentang Yesus yang berada di dalam rumah Bapa-Nya (Luk. 2:41-52) dimaksudkan untuk mengajak anak-anak agar lebih menghormati dan mencintai orangtua yang telah melahirkan dan membesarkan mereka dengan penuh kasih. Banyak hal dapat dipelajari dari Yesus dan dilakukan oleh anak-anak untuk memperoleh kebahagiaan dalam hidup, yakni: pertama, anak-anak hendaknya membiasakan diri untuk membantu orangtua tanpa disuruh, menerima, menghargai, mendengarkan dan mentaati orangtua. Sejak kecil anak-anak hendaknya dibiasakan untuk hal-hal tersebut sebagai bentuk rasa hormat mereka terhadap orangtua. Kedua, berusaha menjadi anak-anak yang rendah hati. Sikap rendah hati akan menjadikan anak-anak sebagai pribadi yang suka menolong, rendah hati dan menghargai orang lain. Ketiga, menampilkan kejujuran dalam hidup. Anak-anak yang telah dididik untuk bersikap jujur akan menerapkannya dalam hidupnya. Kejujuran menjadi modal utama untuk dipercayai dan diterima di mana pun mereka berada. Hal ini dapat membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak-anak. Keempat, membiasakan diri untuk berdoa dan mencintai kehidupan rohani. Kehadiran Tuhan dalam hidup anak-anak sangat penting. Kebiasaaan berdoa dan mencintai kehidupan rohani akan membawa ketenangan dalam batin dan menciptakan kebahagiaan di dalam hidup anak-anak. Kelima, mengontrol diri dan mengutamakan hal-hal yang lebih penting demi masa depan yang cerah. Anak-anak hendaknya melakukan hal-hal yang baik untuk memperoleh kebahagiaan. Keenam, mengambil inisiatif untuk saling melayani dengan kerendahan hati. Dalam sebuah keluarga sikap saling melayani akan membawa kedamaian dan keharmonisan. Ketujuh, membiasakan diri untuk mendalami Sabda Tuhan, menghayati dan mewujudkannya. Sabda Tuhan dalam Kitab Suci merupakan bacaan rohani yang amat berharga yang dapat memberi inspirasi bagi anak-anak untuk memilih jalan hidup yang benar. Dengan demikian, anak-anak akan memperoleh kebahagiaan di jalan yang benar itu. Akhirnya, tulisan ini secara umum ingin mengajak orangtua dan anak-anak untuk saling bekerja sama demi tercapainya kebahagiaan bersama.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: 100 - Filsafat dan Psikologi > 150 Psikologi (ilmu jiwa) > 155 Psikologi diferensial dan psikologi perkembangan
200 – Agama > 220 Alkitab > 225 Perjanjian Baru
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 05 Nov 2020 05:53
Last Modified: 19 Dec 2022 01:52
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/141

Actions (login required)

View Item View Item