HASENG, Aurelius Yoakim (2020) Usaha Bank Sampah The Gade Clean And Gold Dalam Menangani Sampah Di Maumere Dan Makna Etis-Teologisnya Menurut Ensiklik Laudato Si. Masters thesis, STFK Ledalero.
Text
AURELIUS YOAKIM HASENG.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan usaha Bank Sampah The Gade Clean and Gold dalam menangani sampah di Maumere, dan (2) menjelaskan makna etis-teologis usaha penanganan sampah oleh Bank Sampah The Gade Clean and Gold menurut Ensiklik Laudato Si. Sumber data primer diperoleh menggunakan penelitian deskriptif (descriptive research) melalui pendekatan fenomenologi, karena terkait langsung dengan perilaku, persepsi, dan paradigma manusia sebagai objek kajian yang terorganisasi dalam lingkup interaksi antara para nasabah bank sampah dalam pengelolaan sampah. Basis acuan yang dipakai adalah Ensiklik Laudato Si. Itu berarti pendekatan fenomenologi ini berusaha memahami pandangan dan perilaku nasabah bank sampah terhadap sampah dalam kehidupan sehari-harinya dalam bingkai ajaran etis-teologis Ensiklik Laudato Si. Singkatnya peneliti berusaha memahami subjek dari sudut pandang subjek itu sendiri dengan tidak mengabaikan penafsiran (interpretation) dengan membuat skema konseptual peneliti. Sumber data sekunder dalam penelitian ini menggunakan data-data hasil penelitian terdahulu dari kelompok atau perorangan tentang tema yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini. Data-data sekunder tersebut sebagian besar adalah hasil penelitian beberapa kelompok mahasiswa-mahasiswi pasca-sajara/S2 Teologi STFK Ledalero tentang keterlibatan mereka bersama pasukan hijau atau personil pengangkut sampah Kabupaten Sikka. Data sekunder juga diperoleh dari arsip Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup dan Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari arsip-arsip bank sampah The Gade Clean and Gold. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan observasi non-partisipatif. Tipe wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah pertanyaan lisan tidak berstruktur (oral unstructured stimuli) dengan jawaban (responses) lisan terbuka (open-ended oral), tipe ini dikenal juga sebagai free interview (wawancara bebas). Pewawancara memakai tipe ini hanya dibimbing oleh suatu inteview guide yang hanya mengandung catatan-catatan dari masalah-masalah pokok yang ingin dipersoalkan olehnya. Sedangkan observasi non- partisipatif digunakan untuk mengumpulkan data tentang tingkah laku manusia yang tidak diungkapkan lewat kata-kata. Dalam hal ini, peneliti mengamati apa yang sedang terjadi. Ada pengamatan yang terstruktur dan ada pula pengamatan yang tidak terstruktur. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis disimpulkan bahwa bank sampah The Gade Clean and Gold menampilkan gerakan ekologis yang mencerminkan ajakan kepedulian ekologis dari Ensiklik Laudato Si. Bank sampah ini mengejawantahkan kepedulian ekologis dalam hal penanganan sampah. Sampah yang dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna dan dibuang, diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bank sampah menemukan sesuatu yang bernilai dari sampah, sehingga harus diberdayakan. Dengan kesadaran ini, lembaga ini mengedukasi para nasabahnya untuk mengumpulkan dan memilah sampahnya sejak dari rumah. Hal ini pun mendorong terciptanya lingkungan bersih bebas sampah dan sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat diserap oleh bank sampah untuk diolah lebih lanjut. Usaha yang dapat diamati dari kepedulian ekologis yang dibangun bank sampah antara lain: Pertama, mewadahi terselenggaranya edukasi dan sosialisasi tentang sampah kepada para nasabah bank sampah. Hal utama yang ditekankan adalah mengubah pandangan tentang sampah sebagai sesuatu yang buruk menjadi barang yang bernilai dan bermanfaat. Nasabah bank sampah dimampukan untuk mengintroduksi nilai-nilai positif dari sampah, sehingga sesuatu yang dianggap buruk dan berbahaya diubah menjadi barang berguna. Kedua, menggagas aspek sosio-ekonomi dalam penanganan sampah. Sampah dianggap sebagai emas yang bisa mendatangkan uang. Motto utama gerakan bank sampah ini adalah “memilah sampah menabung emas”. Hal ini dilakukan bila nasabah bank sampah memilah dan mengumpulkan yang dihasilkannya, kemudian storkan ke bank sampah. Selain itu, sampah dikreasikan menjadi berbagai macam bentuk produk daur ulang yang dapat dipakai atau dijual kembali. Ketiga, mendorong terselenggaranya lingkungan bebas sampah. Bank sampah menyerap kembali sampah-sampah yang dihasilkan oleh nasabahnya ke siklus produksi. Hal ini memungkinkan suatu barang dimanfaatkan semaksimal mungkin dan menghindari kebocoran sampah ke alam bebas. Keempat, gerakan pengelolaan yang dilakukan dalam kelompok. Di dalam kelompok ini nasabah didorong untuk membagi pengalaman dan pengelolaan sampah secara bersama-sama. Pengelolaan sampah berbasis kelompok melalui bank sampah ini telah tersebar ke seluruh pelosok Indonesia dan berkontribusi dalam penanganan sampah nasional. Dari sudut kajian etis-teologis Ensiklik Laudato Si, rancang bangun ekologis yang dipelopori oleh bank sampah The Gade Clean and Gold menampilkan kepedulian ekologis. Adapun makna etis-teologis yang termaktub dalam gerakan bank sampah ini, yaitu: Pertama, terlibat dalam misi penciptaan. Bank sampah menyadari bahwa sampah adalah acaman terhadap eksistensi ciptaan lain dan manusia, serta merusak tatanan keindahan dari ciptaan, maka sampah harus ditangani dengan bijaksana melalui cara-cara yang ekologis. Keterlibatan ini adalah bentuk misi penciptaan untuk mengusahakan dan memelihara bumi (bdk. Kej 2:15). Kedua, kepedulian terhadap lingkungan hidup. Kepedulian terhadap sampah adalah suatu bentuk kepedulian terhadap lingkungan hidup. Dalam hal ini, bank sampah meminimalisir kebiasaan membuang sampah ke alam yang mengakibatkan pencemaran. Ketiga, kepedulian terhadap sampah adalah bagian dari kepedulian terhadap sesama manusia. Apapun yang manusia lakukan terhadap sampah memberikan pengaruh terhadap sesamanya. Itu berarti “memelihara dan melindungi alam (sampah) dihayati sebagai juga memelihara dan melindungi diri sendiri, dan kehidupan manusia”, dalam bahasa Fritjof Capra disebut ecolitteracy. Keempat, dialog ekologis. Bank sampah terlibat dalam penanganan sampah dengan komunikasi dua arah yang mengedepankan diskusi dan syering. Secara bersama-sama para nasabah menjadi aktor penanganan sampah mulai dari rumah tangga masing-masing. Kelima, communio sebagai model perjuangan. Bank sampah menyadari bahwa mengatasi masalah sampah tidak bisa dilakukan sendirian. Masalah sampah membutuhkan kebersamaan, agar beban yang dipikul dirasakan lebih ringan. Gebrakkan yang diusahakan oleh bank sampah The Gade Clean and Gold melahirkan suatu kesadaran bahwa sampah adalah berkat, bukan kutukan. Sampah sebagai berkat berarti sampah mengandung sesuatu yang berguna dan bermanfaat, maka tidak boleh langsung dibuang atau disingkirkan begitu saja dari kehidupan manusia. Sesuatu yang baik dalam sampah mengerucut pada pemikiran bahwa sampah menjadi locus teologi kontekstual dalam merefleksikan krisis ekologis dalam hal acaman sampah yang melanda manusia. Kepedulian terhadap sampah mengungkapkan tanggung jawab iman kepada Allah pencipta. Penanganan sampah mengungkapkan hakikat manusia dalam hubungannya dengan alam, sesama, dan Allah Pencipta. Telibat menangani persoalan sampah adalah tindakan iman, kemanusiaan, dan ekologis.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bank sampah, sampah, ekologis, Ensiklik Laudato Si, dan makna etis-teologis |
Subjects: | 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 262 Eklesiologi 300 – Ilmu Sosial > 360 Permasalahan dan kesejahteraan sosial > 363 Masalah dan layanan, kesejahteraan sosial lainnya |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 05 Nov 2020 00:35 |
Last Modified: | 08 Dec 2022 01:07 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/136 |
Actions (login required)
View Item |