Makna Ritus Tunu Foho Pada Masyarakat Mahein Sebagai Kearifan Lokal Bagi Upaya Pelestarian Alam Seturut Terang Ensiklik Laudato Si Dan Implikasinya Bagi Karya Pastoral

LEO, Silvester (2022) Makna Ritus Tunu Foho Pada Masyarakat Mahein Sebagai Kearifan Lokal Bagi Upaya Pelestarian Alam Seturut Terang Ensiklik Laudato Si Dan Implikasinya Bagi Karya Pastoral. Masters thesis, IFTK Ledalero.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (284kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (265kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (315kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (337kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (289kB)
[img] Text
BAB VI-DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (202kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (45kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kepercayaan-kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan, tabu-tabu, sarana-sarana dan tahapan-tahapan yang berhubungan dengan praktik ritus Tunu Foho di wilayah Mahein , (2) Menemukan makna di balik kepercayaan, kebiasaan, tabu, sarana dan proses yang berhubungan dengan praktik ritus Tunu Foho, (3) mendeskripsikan makna di balik ritus Tunu Foho sebagai kearifan lokal bagi upaya pelestarian alam dalam terang Ensiklik Laudato Si (4) menjelaskan implikasi makna ritus Tunu Foho bagi karya pastoral Gereja di Wilayah Tetun dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan dan (5) mencari tahu peluang pastoral ekologi berbasis kearifan budaya di wilayah Tetun dalam memperjuangkan keutuhan ciptaan. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang merupakan salah satu jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan, wawancara dan observasi langsung. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah makna ritus Tunu Foho yang berada di balik kepercayaan, kebiasaan, tabu, sarana dan proses yang berhubungan dengan praktik ritus Tunu Foho. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa informan kunci yang memiliki pengetahuan mendalam tentang praktik ritus Tunu Foho. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian terdahulu tentang makna ritus Tunu Foho, literatur tentang ritus korban, dokumen ensiklik Laudato Si dan beberapa literatur yang berkaitan dengan tema penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik ritus Tunu Foho pada masyarakat Mahein merupakan sebuah ritus penghormatan terhadap alam. Ritus ini merupakan salah satu elemen penting dalam sistem kepercayaan tradisional masyarakat Mahein, sebagai bagian dari kelompok Ema Tetun. Dalam ritus ini terkandung makna-makna yang sangat dalam bagi masyarakat Mahein, seperti makna religius, makna rekonsiliasi dan makna persatuan. Makna-makna ini berfungsi sebagai pedoman bagi masyarakat Mahein dalam menjalin relasi yang harmonis, baik antarsesama sebagai satu komunitas sosial maupun dengan Wujud Tertinggi, leluhur dan alam semesta. Dalam terang ensiklik Laudato Si, ritus ini juga mengandung spiritualitas ekologis yang mendasari dan menandai seluruh aktivitas masyarakat Mahein dalam menjalin relasi yang harmonis dengan alam. Spiritualitas ekologis ini terimplisit dalam kepercayaan mereka tentang alam sebagai ciptaan dan anugerah Tuhan, penghormatan terhadap alam sebagai ciptaan yang sakral, pendamaian dengan alam dan persatuan dengan alam sebagai bagian dari sistem kehidupan. Makna-makna yang ditemukan dalam ritus Tunu Foho memiliki implikasi bagi karya pastoral ekologi Gereja, khususnya di wilayah Tetun demi memperjuangkan keutuhan alam ciptaan. Implikasi ini berkaitan dengan upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran Ema Tetun tentang sakralitas alam, pembaharuan pertobatan ekologis dan peningkatan semangat persatuan dengan alam sebagai bagian dari kehidupan. Untuk mendukung upaya-upaya ini, melalui penelitian ini juga diajukan pengembangan pendidikan ekologis berbasis kearifan lokal. Model pendidikan semacam ini dapat diaplikasikan dalam berbagai ranah kehidupan, mulai dari dalam keluarga, sekolah, masyarakat, media sosial dan pastoral Gereja. Selain itu, dalam terang ensiklik Laudato Si hal yang terpenting dalam pendidikan ekologis adalah pembiasaan hal-hal baik dalam kehidupan sehari-hari yang mendukung kelestarian dan keutuhan ciptaan. Pembiasaan ini perlu dilaksanakan secara personal dan komunal sebagai bagian dari perjuangan ekologi integral untuk mengatasi krisis ekologis.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Ritus, Tunu Foho, Masyarakat Mahein, Ema Tetun, Kearifan Lokal, Krisis Ekologis, Ensiklik Laudato Si, Pastoral Gereja.
Subjects: 200 – Agama > 250 Orde-orde keagamaan dan Gereja setempat > 253 Kantor dan pekerjaan pastoral (teologi pastoral)
300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 306 Kultur, ilmu budaya, kebudayaan dan lembaga-lembaga, institusi
300 – Ilmu Sosial > 390 Adat istiadat, etiket, dan cerita rakyat > 392 Adat istiadat setempat
Divisions: 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 04 Aug 2022 00:40
Last Modified: 07 May 2024 01:20
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1356

Actions (login required)

View Item View Item