KOTING, Yosep (2022) Pelayanan Alma Terhadap Kaum Difabel Di Panti Asuhan Santo Aloysius Wairklau-Maumere Dalam Terang Kisah Yesus Dan Bartimeus Dalam Markus 10:46-52. Masters thesis, IFTK Ledalero.
Text
ABSTRAK.pdf Download (725kB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (926kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (705kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (426kB) |
|
Text
BAB V-DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (363kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (107kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) melihat dan mengalami secara langsung situasi para difabel di panti asuhan St. Aloysius Wairklau (2) memperoleh data dan memahami pengelolaan panti asuhan St. Aloysius oleh ALMA (3) memahami proses pendampingan terhadap kaum difabel di panti asuhan St.Aloysius Wairklau dalam terang Mrk. 10: 46-52. Penulis membuat penelitian di panti asuhan St. Aloysius Wairklau, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka. Subjek penelitian adalah para pendamping difabel, para difabel dan masyarakat sekitar. Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah metode kepustakaan dan penelitian lapangan dengan instrumen pengumpulan datanya adalah wawancara dan observasi partisipatoris. Setelah menelaah karya pendampingan ALMA terhadap difabel di panti asuhan St. Aloysius Wairklau dalam terang Mrk. 10:46-52, penulis menyimpulkan beberapa hal pokok berikut ini. Pertama, disabilitas merupakan realitas masyarakat Maumere saat ini. Kehadiran kaum difabel ditanggapi secara beragam oleh masyarakat berdasarkan wawasan tentang disabilitas. Kedua, ALMA telah melayani para difabel yang ada di wilayah Maumere dan sekitarnya. Mereka mendedikasikan diri untuk melayani kaum difabel dan anak-anak terlantar. Misi ALMA ini patut disyukuri, diapresiasi dan didukung demi proses pendampingan selanjutnya dan kebaikan masyarakat penyandang disabilitas. Ketiga, berdasarkan perikop Mrk. 10:46-52, para difabel seperti Bartimeus layak memperoleh keselamatan dan menjadi murid Tuhan. Bartimeus membuktikan bahwa imannya mampu mendekatkan dirinya kepada Yesus sumber keselamatan. Yesus menegaskan keberpihakan-Nya terhadap orang kecil yang menderita, seperti Bartimeus seorang difabel di hadapan banyak orang melalui peristiwa penyembuhan ini. Keempat, berdasarkan perikop tentang penyembuhan Bartimeus, penulis merumuskan suatu model pendampingan terhadap kaum difabel. Peristiwa penyembuhan ini memperlihatkan bahwa Yesus menekankan penerimaan yang tulus terhadap para difabel. Pendampingan model ini memberi penghargaan terhadap iman kaum difabel. Edukasi kepada masyarakat tentang kaum difabel pun menjadi perhatian Yesus. Model ini juga berusaha memandirikan para difabel. Kelima, kaum difabel merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat hendaknya menjadi penolong bagi para difabel. Promosi tentang kaum difabel dan edukasi masyarakat mengenai disabilitas mutlak diperlukan demi terciptanya masyarakat inklusi yang sanggup hidup berdampingan dengan kaum difabel. Promosi dan edukasi bagi masyarakat luas kini dipermudah dengan adanya akses internet yang menjangkau semakin banyak masyarakat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Disabilitas, difabel, ALMA, pendampingan, Mrk.10:46-52 |
Subjects: | 200 – Agama > 220 Alkitab > 225 Perjanjian Baru 200 – Agama > 260 Teologi sosial dan gerejawi > 261 Teologi sosial |
Divisions: | 77101 Ilmu Agama/Teologi Katolik |
Depositing User: | Mr Fransiskus Xaverius Sabu |
Date Deposited: | 03 Aug 2022 02:17 |
Last Modified: | 07 May 2024 00:32 |
URI: | http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/1339 |
Actions (login required)
View Item |