Persoalan Homoseksualitas Dalam Pandangan Gereja Katolik Tentang Seksualitas

ARSINTO, Bonifasius Herman (2020) Persoalan Homoseksualitas Dalam Pandangan Gereja Katolik Tentang Seksualitas. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
Skripsi-Bonifasius Herman Arsinto (16.75.5844).pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penulisan skripsi mempunyai beberapa tujuan antara lain sebagai berikut. Pertama, untuk memahami seks dan seksualitas manusia. kedua, untuk memahami arti dari homoseksualitas. Ketiga, untuk melihat sejauh mana Gereja Katolik menyikapi persoalan homoseksualitas dalam ajarannya tentang makna seksualitas dan hakikat perkawinan manusia. keempat, memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero, tahun 2020. Latar belakang penulisan skripsi ini berangkat dari kenyataan seksualitas manusia dewasa ini yang bukan hanya nyata sebagai hubungan heteroseksual yakni hubungan antara laki-laki dengan perempuan, melainkan juga sebagai homoseksualitas, yaitu relasi seksual antara laki-laki dengan laki-laki dan perempuan dengan perempuan. Homoseksualitas merupakan fenomena yang marak diperbincangkan, meskipun jarang terlihat nyata. Dari segi kultur, homoseksualitas dianggap sebagai suatu penyimpangan. Dari sudut pandang agama, tindakan homoseksualitas dianggap sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, orang dengan perilaku homoseksual sering dinilai sebagai penjahat. Dari sudut pandang medis, orang dengan perilaku homoseksual dinilai sebagai suatu deviasi dan penyakit. Sedangkan yang lainnya beranggapan bahwa orang-orang homoseksual bisa berfungsi sama baiknya sebagaimana mereka yang heteroseksual, dan bahwa dia hanyalah soal memilih alternatif kehidupan seks. Oleh karena itu, Gereja Katolik sebagai suatu lembaga sosial dan keagamaan masuk dalam ranah diskursus untuk menyikapi persoalan ini. Dasar perjuangan Gereja sebagai sakramen keselamatan. Sebagai sakramen keselamatan, Gereja bertanggungjawab atas dunia. Keberadaan Gereja mesti menunjukkan suatu perjuangan untuk menghadirkan kerajaan Allah di tengah dunia. Berdasarkan misi ini, Gereja melihat kaum homoseksualitas sebagai pribadi-pribadi yang harus diselamatkan. Dalam ajarannya, Gereja Katolik secara tegas menolak hubungan seksual yang terjadi antara sesama jenis kelamin. Dasar penolakan Gereja, berpijak pada ajaran tentang seksualitas dan perkawinan yang diakui oleh Gereja, yaitu antara laki-laki dan perempuan. Akan tetapi sikap Gereja ini tidak serta merta memusuhi kaum homoseksual. Gereja tidak membuang dan menelantarkan kaum homoseksual atas tindakannya yang salah, melainkan Gereja selalu mengarahkan kaum homoseksual untuk dapat menghargai seksualitas yang baik dan suci itu dengan cara yang baik dan benar. Gereja menghendaki agar kaum homoseksual harus diobati dan dibimbing kepada keselamatan. Oleh sebab itu, Gereja melalui ajarannya senantiasa menyerukan kepada setiap orang secara khusus kaum homoseksual agar senantiasa menghayati seksualitasnya sebagai suatu pemberian dari Allah. Pemberian tersebut membutuhkan pertanggungjawaban yang benar melalui tindakan yang benar pula. Sebagai relevansinya, ada beberapa hal yang dapat dipetik dan dikembangkan demi kehidupan orang homoseksual itu sendiri. Pertama. Menolak tindakan diskriminasi terhadap kaum homoseksual. Gereja Katolik secara terang-terangan menolak upaya perendahan martabat manusia. Dalam surat kepada para uskup tentang Reksa Pastoral Orang-orang Homoseksual, dijelaskan bahwa tindakan perendahan martabat manusia merupakan suatu sikap ketidakpedulian terhadap orang lain, dan sikap demikian membahayakan prinsip-prinsip yang paling dasar dari suatu masyarakat yang sehat. Oleh karena itu, pendiskriminasian terhadap orang-orang homoseksual harus dihilangkan. Langkah yang dapat diambil ialah usaha untuk memahami situasi orang-orang homoseksual dan tidak memberatkan keadaan mereka. Kedua, menolong mereka agar menerima keadaan dirinya. Menerima di sini bukan berarti menerima tindakan seksual sesama jenis dalam praktik hidup mereka, melainkan menerima pribadi mereka, sambil berusaha menolong mereka menerima nasib dan menemukan segi-segi lain yang bisa memperkaya hidup mereka. Ketiga, berpastoral dengan kaum homoseksual. Dialog yang terbuka dengan orang-orang homoseksual merupakan hal yang penting. Dalam dialog tersebut, mereka dapat membagi pengalaman-pengalaman hidup mereka serta situasi yang mereka alami secara terbuka sesuai dengan persoalan yang mereka alami sebagai kaum homoseksual. Pada bagian penutup, penulis mempunyai anjuran-anjuran kepada beberapa pihak. Pertama, kepada kaum homoseksual agar mampu menghayati hidupnya secara positif dan berusaha membangun hubungan persahabatan yang manusiawi dengan pribadi yang lain. Kedua, kepada Gereja agar dapat menjadi teman seperjalanan yang dapat meneguhkan dan menerima kaum homoseksual di tengah ancaman dan berbagai bentuk pendiskriminasian yang semakin mempersulit hidup mereka. Ketiga, kepada pemerintah agar mampu menciptakan kedamaian dan kesejahteraan dalam masyarakat agar kaum homoseksual dapat hidup dengan tenteram tanpa harus takut ditindas, dilecehkan atau dirampas hak-haknya karena kondisi yang mereka alami.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Homoseksualitas, Gereja Katolik.
Subjects: 200 – Agama > 240 Moral Kristen dan teologi peribadatan > 241 Etika Kristen
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 27 Oct 2020 05:07
Last Modified: 05 Dec 2022 08:58
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/129

Actions (login required)

View Item View Item