Nilai Moral dalam Film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” berdasarkan Pendekatan Semiotika Roland Barthes

TURU, Marianus Feynolda Saputra (2020) Nilai Moral dalam Film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” berdasarkan Pendekatan Semiotika Roland Barthes. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
Skripsi_Marianus Feynolda Saputra Turu_NPM. 16.75.5921_.pdf
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai moral dalam film “Dilan, Dialah Dilanku Tahun 1990” berdasarkan pendekatan semiotika Roland Barthes, yakni pemaknaan secara denotatif, konotatif, dan mitologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif dengan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Objek yang diteliti ialah film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” karya Fajar Bustomi dan Pidi Baiq. Wujud data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, kalimat, gambar (scene film), dan instrumen atau musik yang digunakan dalam film “Dilan, Dialah Dilanku Tahun 1990”. Sumber data primer dalam penelitian ini ialah data hasil observasi audio-visual dan dokumentasi. Data observasi audio-visual yang dimaksudkan ialah scene-scene dalam bentuk gambar, dialog, dan intrumen musikal sebagaimana terepresentasi dalam setiap adegan film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990”, yang dirilis oleh Falcon Pictures dan Max Pictures, dan disutradarai oleh Fajar Bustomi dan Pidi Baiq dengan durasi waktu 1 jam 45 menit, sedangkan data dokumentasi yang dimaksudkan ialah sinopsis atau novel Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990, edisi revisi, cetakan XIII karya Pidi Baiq yang diterbitkan pada bulan April 2019. Data primer lainnya yang menjadi rujukan penelitian ini ialah konsep-konsep nilai moral yang dipetakkan oleh Nurgiyantoro ke dalam tiga bagian, yakni nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya, mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya. Selain data primer yang berkaitan dengan film “Dilan Dialah Dilanku tahun 1990” dan konsep nilai moral yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro, data primer yang berhubungan dengan semiotika Roland Barthes bersumber pada buku Elements of Semiology, edisi Amerika, karya Roland Barthes yang diterbitkan pada bulan September 1968. Selain sumber primer di atas, sumber sekunder penelitian ini diperoleh dari kajian terhadap penelitian terdahulu, khususnya penelitian tentang film dengan tinjauan pesan moral dalam film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” berdasarkan pendekatan semiotika Roland Barthes. Instrumen penelitian ini ialah peneliti sendiri yang dibantu oleh data observasi dan dokumentasi. Data observasi ini berguna untuk mengumpulkan data yang menjurus kepada pendeskripsian nilai moral dalam film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” sekaligus menjadi medium sistematis dan terencana dalam proses perolehan data yang dikontrol validitasnya. Proses observasi ini menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Berdasarkan data observasi-dokumentasi dan teknik analisis semiotika Roland Barthes, langkah pengumpulan data tersebut antara lain, (1) peneliti membuat pertanyaan observasi berkaitan dengan pemaknaan secara denotatif, konotatif, dan mitologis, (2) peneliti menonton dan mengamati dialog-dialog setiap adegan dalam film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” secara langsung, (3) peneliti memilah 15 (lima belas) scene film untuk dianalisis secara denotatif, konotatif, dan mitologis (4) peneliti mendeskripsikan nilai moral yang terepresentasi dalam film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” dengan merujuk kepada 15 (lima belas) scene data observasi (5) peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitian, (6) peneliti menulis laporan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan makna denotasi dalam 15 (lima belas) scene film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” merupakan gambaran kisah cinta Dilan, seorang anggota geng motor era 90-an yang berusaha mendekati seorang perempuan bernama Milea sedangkan makna konotasi dalam 15 (lima belas) scene film tersebut menunjukkan sejumlah nilai-nilai luhur yang perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai perjuangan (tidak mudah menyerah), nilai keberanian, nilai kerja sama, nilai kesabaran, nilai kebijaksanaan, nilai ketegasaan, nilai penyesalan, nilai kekeluargaan, nilai tanggung jawab, nilai saling menghargai, nilai kepedulian, nilai persaudaraan, nilai cinta kasih atau kasih sayang, nilai keyakinan atau keberimanan, dan nilai pengharapan. Berdasarkan pemaknaan secara konotatif tersebut ditemukan mitos yang merupakan perluasan dari makna konotasi itu sendiri. Mitos tersebut mengandung tiga kategori nilai moral yang dideskripsikan sebagai berikut. Pertama, nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri berupa nilai perjuangan (tidak mudah putus asa), nilai keberanian, nilai kerja sama, nilai tanggung jawab, nilai kesabaran, nilai kebijaksanaan, nilai ketegasaan, dan nilai penyesalan. Kedua, nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya berupa nilai saling menghargai, nilai kepedulian, nilai persaudaraan, dan nilai cinta kasih atau kasih sayang. Ketiga, nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan Penciptanya berupa nilai keyakinan dan nilai pengharapan. Berdasarkan pembahasan ini nilai Moral yang dominan dalam film “Dilan Dialah Dilanku Tahun 1990” ialah nilai moral yang mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Nilai, nilai moral, film, semiotika, denotasi, konotasi, mitos, audio-visual, scene, manusia
Subjects: 100 - Filsafat dan Psikologi > 100 Filsafat > 100 Filsafat dan psikologi
400 – Bahasa (Bahasa Indonesia dikelas 499) > 400 Bahasa > 401 Filsafat dan teori bahasa
700 - Seni dan Rekreasi > 770 Seni fotografi, komputer, film, video > 777 Sinematografi dan videografi
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 27 Oct 2020 03:08
Last Modified: 23 Dec 2022 00:13
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/127

Actions (login required)

View Item View Item