Dampak Konsep Relasi Menurut Martin Buber Bagi Kehidupan Bermasyarakat

KANTUS, Herman (2020) Dampak Konsep Relasi Menurut Martin Buber Bagi Kehidupan Bermasyarakat. Undergraduate thesis, STFK Ledalero.

[img] Text
HERMAN KANTUS (16.75.5890).pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan konsep relasi menurut Martin Buber, (2) Menjelaskan pola relasi di antara manusia, manusia dengan alam dan relasi manusia dengan Tuhan. (3) membahas dampak pola relasi manusia bagi kehidupan bermasyarakat. (4) menunjukkan pola relasi yang baik dan seimbang bagi kehidupan bermasyarakat. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Objek yang diteliti adalah pola relasi manusia dengan sesamanya, alam dan Tuhan berdasarkan konsep relasi Martin Buber dan dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. Wujud data dalam penelitian ini berupa problematika relasi manusia dengan sesamanya, alam dan Tuhan dan mengambil beberapa kasus yang berhubungan dengan relasi manusia dengan sesamanya, alam dan Tuhan. Sumber data utama yang diperoleh dalam penelitian ini adalah literatur-literatur serta berbagai imformasi penting yang berhubungan dengan tema skripsi ini. Imformasi-imformasi tersebut diperoleh melalui buku, kamus, ensiklopedi, dan media massa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data ditempuh melalui beberapa hal; pertama, membaca literatur-literatur yang berhubungan dengan konsep relasi menurut Martin Buber dan dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. Kedua, mengumpulkan imformasi-imformasi dan mempelajari beberapa teori yang relevan dengan tema penelitian. Ketiga, mencatat dan menganalisis konsep relasi Martin Buber dan menemukan dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. Ada tiga sasaran umum relasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, relasi di antara manusia atau manusia dengan manusia. Kedua, relasi manusia dengan alam. Ketiga, relasi manusia dengan Tuhan. Ketiga relasi manusia ini terus berkembang dan terus berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan manusia dapat tetap bertahan karena dipengaruhi oleh relasinya dengan yang lain (manusia, alam, dan Tuhan). Berdasarkan konsep relasi Menurut Martin Buber ada tiga bentuk pola relasi yang dijalin oleh manusia dalam kehidupannya yakni relasi aku-itu (I-It), relasi aku-engkau (I-Thou) dan relasi aku-engkau yang abadi (I-Eternal Thou). Pertama, relasi aku-itu (I-it). Dalam relasi aku-itu, kata “itu” merujuk pada fenomena dan benda-benda yang dapat diperalat dan dipergunakan oleh manusia seturut kehendaknya. Relasi aku-itu terjadi ketika aku memperlakukan yang lain seperti benda atau instrumen yang dapat diperalat dan dipergunakan untuk melayani kepentingan aku. Ada beberapa dampak dari relasi aku-itu dalam relasi manusia dengan sesamanya yakni; relasi bias gender, pemerkosaan, perdagangan manusia dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dalam relasi manusia terhadap alam yakni, masalah pencemaran, kerusakan hutan, penipisan lapisan ozon, efek rumah kaca, dan pemanasan global. Relasi manusia dengan Tuhan yakni; konflik agama dan terorisme berbasis agama. Kedua, relasi Aku-Engkau (I-Thou). Relasi aku-engkau merupakan relasi ideal yang terjalin di antara manusia dan ciptaan lainnya (dunia). Dalam relasi aku-engkau, manusia sebagai subjek dan yang lain juga sebagai subjek. Relasi aku-engkau merupakan relasi subjek-subjek. Relasi aku-engkau ditandai dengan cinta dan timbal balik. Dalam relasi di antara manusia atau relasi sesama manusia seturut pola relasi aku-engkau terdapat beberapa dampak tindakan manusia terhadap sesama manusia yakni: mengakui sesama sebagai persona atau subjek, menghargai sesama dan ciptaan lain sebagai keindahan, mengakui Hak Asasi Manusia (HAM) dan terciptanya keadilan sosial. Relasi masyarakat manusia dengan alam seturut relasi aku-engkau berdampak pada kelimpahan sumber daya alam dan teciptanya keharmonisan relasi manusia dengan alam. Ketiga, relasi Aku-Engkau Yang Abadi (I-Eternal-Thou). Tuhan hadir apabila Aku bertemu dengan Engkau. Kesadaran manusia dalam berrelasi dengan Tuhan diwujudnyatakan dalam pengakuan dan tindakan terhadap yang lain sebagai engkau. Kehadiran Tuhan diungkapkan melalui wajah engkau, manusia menjumpai Tuhan dalam wajah engkau. Relasi manusia dengan Tuhan diwujudnyatakan dalam sikap dan perlakuan terhadap sesama dan ciptaan lain. Tuhan itu hadir dalam perjumpaan dengan engkau. Engkau merupakan bentuk kehadiran Tuhan. Dalam penjelasan sebelumnya bahwa perjumpaan aku-engkau itu sebagai rahmat. Rahmat itu sebuah hadiah dari Tuhan secara gratis bagi manusia. Hal ini berarti bahwa sikap atau perlakuan manusia saling menunjukkan rahmat. Aku hadir di hadapan engkau sebagai rahmat dan engkau juga hadir di hadapan aku sebagai rahmat. Nilai-nilai dan ajaran-ajaran agama seperti cinta kasih, kerendahan hati, tanggung jawab, kebaikan dan lain sebagainya dinyatakan dalam kehidupan bermasyarakat. Relasi manusia dengan Tuhan dapat dilihat dari realitas sosial keanekaragaman agama. Sikap atau relasi masyarakat yang beragama ini seturut relasi aku-engkau dinyatakan dalam toleransi agama dan dialog antaragama.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Martin Buber, relasi manusia, relasi aku-itu, relasi aku-engkau, relasi aku-engkau yang abadi, dan dampak relasi, masyarakat.
Subjects: 100 - Filsafat dan Psikologi > 100 Filsafat > 100 Filsafat dan psikologi
300 – Ilmu Sosial > 300 Ilmu sosial > 302 Interaksi sosial
Divisions: 75201 Ilmu Filsafat
Depositing User: Mr Fransiskus Xaverius Sabu
Date Deposited: 23 Oct 2020 09:29
Last Modified: 09 Dec 2022 01:33
URI: http://repository.iftkledalero.ac.id/id/eprint/115

Actions (login required)

View Item View Item